ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·10 MARET 2017
PERTANYAAN
✿ Anita Indah Sriwulandari
7 Maret pukul 20:57
اسلام عليكم...
kang,mbak,,
saya mau tanya,,
gimana hukumnya ketika kita beli barang curian,tapi kita nggak tau kalau barang itu curian,dan barang itu dah kebeli,,gimana itu hukum nya kang mbak,,
mohon jawabannya
matur suwon
JAWABAN
✿ Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Wa'alaikumussalam
Di antara syarat sahnya jual beli adalah barang yang dijual harus merupakan hak milik orang yang menjual. Jika bukan hak milik orang yang menjual, seperti barang curian dll maka transaksinya tidak sah/batal.
Namun apabila pembeli tidak tahu bahwa barang yang dibeli merupakan barang curian maka ia BOLEHmenerimanya serta halal menggunakannya dengan catatan orang yang menjual barang tersebut secara zhahir adalah orang yang baik. Jika secara zhahir dia bukan orang yang baik, maka pembeli tetap akan mendapat tuntutan di akhirat, sekalipun transaksinya sah. Karena itu kita harus hati-hati menerima sesuatu dari orang zhahirnya jahat, baik menerima dalam rangka membeli, diberi, atau lainnya.
(و) شرط (في معقود) عليه، مثمنا كان أو ثمنا، (ملك له) أي للعاقد (عليه) فلا يصح بيع فضولي، ويصح بيع مال غيره ظاهرا، إن بان بعد البيع أنه له، كأن باع مال مورثه ظانا حياته فبان ميتا حينئذ لتبين أنه ملكه.ولا أثر لظن خطأ بأن صحته، لان الاعتبار في العقود بما في نفس الامر، لا بما في ظن المكلف.
Fath al-Mu’iin III/12
Wallaahu A’lamu Bis showaab
PERTANYAAN
✿ Anita Indah Sriwulandari
7 Maret pukul 20:57
اسلام عليكم...
kang,mbak,,
saya mau tanya,,
gimana hukumnya ketika kita beli barang curian,tapi kita nggak tau kalau barang itu curian,dan barang itu dah kebeli,,gimana itu hukum nya kang mbak,,
mohon jawabannya
matur suwon
JAWABAN
✿ Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Wa'alaikumussalam
Di antara syarat sahnya jual beli adalah barang yang dijual harus merupakan hak milik orang yang menjual. Jika bukan hak milik orang yang menjual, seperti barang curian dll maka transaksinya tidak sah/batal.
Namun apabila pembeli tidak tahu bahwa barang yang dibeli merupakan barang curian maka ia BOLEHmenerimanya serta halal menggunakannya dengan catatan orang yang menjual barang tersebut secara zhahir adalah orang yang baik. Jika secara zhahir dia bukan orang yang baik, maka pembeli tetap akan mendapat tuntutan di akhirat, sekalipun transaksinya sah. Karena itu kita harus hati-hati menerima sesuatu dari orang zhahirnya jahat, baik menerima dalam rangka membeli, diberi, atau lainnya.
(و) شرط (في معقود) عليه، مثمنا كان أو ثمنا، (ملك له) أي للعاقد (عليه) فلا يصح بيع فضولي، ويصح بيع مال غيره ظاهرا، إن بان بعد البيع أنه له، كأن باع مال مورثه ظانا حياته فبان ميتا حينئذ لتبين أنه ملكه.ولا أثر لظن خطأ بأن صحته، لان الاعتبار في العقود بما في نفس الامر، لا بما في ظن المكلف.
Fath al-Mu’iin III/12
Wallaahu A’lamu Bis showaab