ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·24 NOVEMBER 2016
PERTANYAAN
> Mayra Zahra
Asslmkum....sy mw tnya pa kah wajib hkumnya mnyapih anak, bgmn hkumnya anak yg tidak dsapih?
JAWABAN
> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Wa'alaikumussalam
Seorang Ibu dianjurkan menyusui anaknya bahkan wajib bagi ibu untuk menyusui anaknya jika si anak tidak mau disusui oleh orang lain atau ia tidak mampu untuk membayar orang lain untuk menyusui anaknya apalagi bila si anak tidak mau mengkosumsi susu yang lain seperti susu formula dan lainnya. Dalam keadaan seperti ini, seorang ibu wajib menyapihnya dan jika tidak disapih akan berakibat dhoror pada anaknya bahkan sampai mengakibatkan kematian anaknya. Seorang ayah atau ibu wajib menjaga keselamatan anak-anaknya dan dianggap berdosa menelantarkan mereka. Akan tetapi, asupan yang utama dan terbaik bagi seorang anak adalah ASI ibunya menurut kesepakatan para dokter. Dan bagi seorang ibu yang dengan sengaja tidak mau menyusui anaknya tanpa alasan yang dibenarkan syara' maka nanti ia akan disiksa dengan ular yang ganas dan ular-ular itu akan mencabik-cabik payudaranya. Hal ini berdasarkan hadits:
Dari Abu Umamah rodhiallahu 'anhu bahwa Rosulullah Shollollohu 'alaihi wasallam bersabda
ثُمَّ انْطَلَقَ بِي فَإِذَا بِنِسَاءٍ تَنْهَشُ ثَدْيَهُنَّ الْحَيَّاتُ, قُلْتُ: مَا بَالُ هَؤُلَاءِ؟ قِيلَ: هَؤُلَاءِ اللَّاتِي يَمْنَعْنَ أَوْلَادَهُنَّ أَلْبَانَهُنَّ
“Kemudian Malaikat itu mengajakku melanjutkan perjalanan, tiba-tiba aku melihat beberapa wanita yang payudaranya dicabik-cabik ular yang ganas. Aku bertanya: ‘Kenapa mereka?’ Malaikat itu menjawab: ‘Mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui anak-anaknya (tanpa alasan syar’i)’.”(HR.Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)
Namun tidak berdosa, seorang ibu atau ayah membayar orang lain untuk menyusui anaknya dengan memberikan pembayaran yang patut. Diantara dalil yang melandasi kebolehan menyusukan anak kepada perempuan lain adalah :
Firman Allah Swt :
وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلادَكُمْ فَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ
“Jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang layak…” (QS. Al-Baqarah: 233).
وَإِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَى
“Jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya…” (QS. At-Thalaq: 6)
Bagi wanita yang menyusui anak orang lain sebelum si anak berusia 2 tahun tidak anggap mahram menurut Mayoritas Ulama.
Bila seorang anak masih mau disusuikan oleh wanita lain atau mau mengkosumsi susu yang lain seperti susu formula maka bagi seorang ayah tidak boleh memaksa ibunya untuk menyusui anaknya.
Sempurnanya masa menyusui selama 2 tahun itu karena pada masa itu si anak membutuhkan Asi, kurang dari 2 tahun-pun tidak mengapa dengan catatan orang tua mempertimbangkan kemaslahatannya, dan sekarang anak pada akhir tahun pertama mulai diberi makanan tetapi masih menyusu, baru setelah itu jika anak tidak membutuhkan Asi anak disapih dengan diberi makanan pada umumnya, semisal netsle.
Adapun maksud membatasi menyusui selama 2 tahun itu bagi yg hendak menyempurnakan, bagi orang yg tidak hendak menyempurnakan boleh menyapihnya sebelum 2 tahun sepanjang tidak menimbulkan darar pada anak. Hal ini diperkuat dengan ayat: " Apabila kedua orang tuanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. "
Referensi:
تفسير المنير الجزء 2 ص 362
ومدة الرضاع التام: سنتان، لاحتياج الطفل إلى اللبن فيهما، ولا مانع من جعله أقل من ذلك حسبما يرى الوالدان المصلحة، ويعود الولد الآن بتناول شيء من الغذاء مع اللبن في أواخر الحول الأول، ثم يفطم إذا استغنى عن اللبن بالطعام المعتاد.
والمقصود من تحديد مدة الرضاع بحولين كاملين ليس وجوب ذلك، لأنه قال:
لمن أراد أن يتم الرضاعة فهو يدل على أن الإرضاع في الحولين ليس بحد أدنى لا يتعدى، وإنما ذلك لمن أراد الإتمام، أما من لا يريده فله فطم الولد دون بلوغ الحولين إذا لم يكن فيه ضرر للولد، ويؤيده قوله تعالى في آية أخرى: فإن أرادا فصالا عن تراض منهما وتشاور، فلا جناح عليهما
[ البقرة 2/ 233]
تفسير ابن كثير
والقول بأن الرضاعة لا تحرم بعد الحولين مروي عن علي، وابن عباس، وابن مسعود، وجابر، وأبي هريرة، وابن عمر، وأم سلمة، وسعيد بن المسيب، وعطاء، والجمهور
شرح المنتحى الإرادات
ويلزم حرة إرضاع ولدها مع خوف تلفه بأن لم يقبل ثدي غيرها ونحوه ، حفظاً له عن الهلاك ، كما لو لم يوجد غيرها , ولها أجرة مثلها , فإن لم يخف تلفه لم تجبر ، لقوله تعالى : (وَإِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَى)
Wallahu A'lamu Bis Showaab
Link Asal>>
https://www.facebook.com/groups/asawaja/permalink/1164933156888001/
Dokumen FB:
https://www.facebook.com/notes/diskusi-hukum-fiqih-berdasarkan-empat-madzhab/0176-fiqih-keluarga-hukum-menyapih-anak/1165178753530108/
PERTANYAAN
> Mayra Zahra
Asslmkum....sy mw tnya pa kah wajib hkumnya mnyapih anak, bgmn hkumnya anak yg tidak dsapih?
JAWABAN
> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Wa'alaikumussalam
Seorang Ibu dianjurkan menyusui anaknya bahkan wajib bagi ibu untuk menyusui anaknya jika si anak tidak mau disusui oleh orang lain atau ia tidak mampu untuk membayar orang lain untuk menyusui anaknya apalagi bila si anak tidak mau mengkosumsi susu yang lain seperti susu formula dan lainnya. Dalam keadaan seperti ini, seorang ibu wajib menyapihnya dan jika tidak disapih akan berakibat dhoror pada anaknya bahkan sampai mengakibatkan kematian anaknya. Seorang ayah atau ibu wajib menjaga keselamatan anak-anaknya dan dianggap berdosa menelantarkan mereka. Akan tetapi, asupan yang utama dan terbaik bagi seorang anak adalah ASI ibunya menurut kesepakatan para dokter. Dan bagi seorang ibu yang dengan sengaja tidak mau menyusui anaknya tanpa alasan yang dibenarkan syara' maka nanti ia akan disiksa dengan ular yang ganas dan ular-ular itu akan mencabik-cabik payudaranya. Hal ini berdasarkan hadits:
Dari Abu Umamah rodhiallahu 'anhu bahwa Rosulullah Shollollohu 'alaihi wasallam bersabda
ثُمَّ انْطَلَقَ بِي فَإِذَا بِنِسَاءٍ تَنْهَشُ ثَدْيَهُنَّ الْحَيَّاتُ, قُلْتُ: مَا بَالُ هَؤُلَاءِ؟ قِيلَ: هَؤُلَاءِ اللَّاتِي يَمْنَعْنَ أَوْلَادَهُنَّ أَلْبَانَهُنَّ
“Kemudian Malaikat itu mengajakku melanjutkan perjalanan, tiba-tiba aku melihat beberapa wanita yang payudaranya dicabik-cabik ular yang ganas. Aku bertanya: ‘Kenapa mereka?’ Malaikat itu menjawab: ‘Mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui anak-anaknya (tanpa alasan syar’i)’.”(HR.Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)
Namun tidak berdosa, seorang ibu atau ayah membayar orang lain untuk menyusui anaknya dengan memberikan pembayaran yang patut. Diantara dalil yang melandasi kebolehan menyusukan anak kepada perempuan lain adalah :
Firman Allah Swt :
وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلادَكُمْ فَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ
“Jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang layak…” (QS. Al-Baqarah: 233).
وَإِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَى
“Jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya…” (QS. At-Thalaq: 6)
Bagi wanita yang menyusui anak orang lain sebelum si anak berusia 2 tahun tidak anggap mahram menurut Mayoritas Ulama.
Bila seorang anak masih mau disusuikan oleh wanita lain atau mau mengkosumsi susu yang lain seperti susu formula maka bagi seorang ayah tidak boleh memaksa ibunya untuk menyusui anaknya.
Sempurnanya masa menyusui selama 2 tahun itu karena pada masa itu si anak membutuhkan Asi, kurang dari 2 tahun-pun tidak mengapa dengan catatan orang tua mempertimbangkan kemaslahatannya, dan sekarang anak pada akhir tahun pertama mulai diberi makanan tetapi masih menyusu, baru setelah itu jika anak tidak membutuhkan Asi anak disapih dengan diberi makanan pada umumnya, semisal netsle.
Adapun maksud membatasi menyusui selama 2 tahun itu bagi yg hendak menyempurnakan, bagi orang yg tidak hendak menyempurnakan boleh menyapihnya sebelum 2 tahun sepanjang tidak menimbulkan darar pada anak. Hal ini diperkuat dengan ayat: " Apabila kedua orang tuanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. "
Referensi:
تفسير المنير الجزء 2 ص 362
ومدة الرضاع التام: سنتان، لاحتياج الطفل إلى اللبن فيهما، ولا مانع من جعله أقل من ذلك حسبما يرى الوالدان المصلحة، ويعود الولد الآن بتناول شيء من الغذاء مع اللبن في أواخر الحول الأول، ثم يفطم إذا استغنى عن اللبن بالطعام المعتاد.
والمقصود من تحديد مدة الرضاع بحولين كاملين ليس وجوب ذلك، لأنه قال:
لمن أراد أن يتم الرضاعة فهو يدل على أن الإرضاع في الحولين ليس بحد أدنى لا يتعدى، وإنما ذلك لمن أراد الإتمام، أما من لا يريده فله فطم الولد دون بلوغ الحولين إذا لم يكن فيه ضرر للولد، ويؤيده قوله تعالى في آية أخرى: فإن أرادا فصالا عن تراض منهما وتشاور، فلا جناح عليهما
[ البقرة 2/ 233]
تفسير ابن كثير
والقول بأن الرضاعة لا تحرم بعد الحولين مروي عن علي، وابن عباس، وابن مسعود، وجابر، وأبي هريرة، وابن عمر، وأم سلمة، وسعيد بن المسيب، وعطاء، والجمهور
شرح المنتحى الإرادات
ويلزم حرة إرضاع ولدها مع خوف تلفه بأن لم يقبل ثدي غيرها ونحوه ، حفظاً له عن الهلاك ، كما لو لم يوجد غيرها , ولها أجرة مثلها , فإن لم يخف تلفه لم تجبر ، لقوله تعالى : (وَإِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَى)
Wallahu A'lamu Bis Showaab
Link Asal>>
https://www.facebook.com/groups/asawaja/permalink/1164933156888001/
Dokumen FB:
https://www.facebook.com/notes/diskusi-hukum-fiqih-berdasarkan-empat-madzhab/0176-fiqih-keluarga-hukum-menyapih-anak/1165178753530108/