ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·15 DESEMBER 2016
PERTANYAAN
Assalamu'alaikum
Mencari kejelasan hukum: Sebenarnya orang haid itu boleh tidak memotong rambut dan memotong kuku demikian juga orang Junub, ada yang mengatakan boleh ada yg tidak sebenarnya benar yang mana?
Tolong dijelaskan sejelas-jelasnya.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum
[Ahmad Maulana]
JAWABAN
Wa'alaikumussalam
Hukum memotong kuku dan rambut ketika dalam keadaan berhadats besar (haid dan Junub) hukumnya Khilaf sebagian menghukuminya boleh dan sebagian menghukumi makruh. Namun, bila dilakukan tidak berdosa. Namun, yang wajib disucikan ketika telah berhenti haid adalah tempat potongan kuku atau rambut yang telah lepas tersebut bukan rambut atau kuku yang telah terlepas sebagaimana diyakini kebanyakan orang bahwa wajib menyucikan rambut atau kuku yang telah lepas tersebut.
Yang menjadi perselisihan diantara para Ulama mengenai rambut atau kuku yang telah terpotong apakah akan dikembalikan diakhirat?
Imam Al-Ghozaly dalam karyanya Ihyaa' 'Uluumiddin berpendapat bagi seseorang yang menanggung junub diperkenankan memotong kuku atau mengeluarkan darah atau memotong rambut karena kelak anggota tubuh yang terpotong atau terlepas tersebut akan diminta pertanggungjawaban diakhirat kelak. Akan tetapi pendapat Imam Al-Ghazaly ini ditenang oleh sebagian Ulama seperti Imam Al-Qulyubi beliau menyatakan yang dikembalikan diakhirat adalah bagian-bagian tubuh yang asli seperti tangan atau kaki yang ada disaat ia meninggal bukan anggota tubuh yang pernah terlepas semasa hidupnya.
Oleh karenanya, sebaiknya tidak memotong kuku dan rambut dalam keadaan haid atau junub demi keluar dari perbedaan pendapat, karena keluar dari perbedaan pendapat itu disunahkan.
Kesimpulannya adalah memotong kuku dan rambut ketika haid maupun Junub terjadi perselisihan diantara para Ulama sebagian membolehkan karena disamping tidak ada dalil yang melarangnya pendapat ini juga merupakan pendapat Mayoritas Ulama dari berbagai Madzhab termasuk Mayoritas Kalangan Syafi’iyyah. Dan sebagian lagi melarangnya seperti pendapat Imam Al-Ghozally dalam karyanya Ihyaa’ ‘Uluumiddiin.
Akan tetapi pendapat Mayoritas Ulama-lah yang lebih kuat berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Haid, dalam hadits itu diterangkan:
“Uraikan rambutmu dan bersisirlah”
Jika memotong kuku dan rambut dilarang dengan Illat kuku yang terlepas dan rambut yang terlepas dari tubuh akan kembali kepada seseorang dengan sebab hadats besar tersebut Niscaya Nabi tidak memerintahkan kepada Aisyah untuk bersisir karena sudah diketahui akan menyebabkan rambut yang disisir akan jatuh dan berpisah, tetapi Nabi malah memerintahkan kepada Aisyah untuk menyisir rambut dan tidak ada menyatakan hukum setelahnya. Juga dengan hadits ini didapat kepastian hukum bahwa tidak ada tuntunan untuk menyucikan kuku dan rambut yang telah terlepas saat haid dan Junub tersebut.
Namun, sebaiknya tidak dilakukan demi keluar dari perbedaan pendapat.
KETERANGAN DARI KITAB:
وَمَنْ لَزِمَهُ غُسْلٌ يُسَنُّ لَهُ أَلَّا يُزِيْلَ شَيْئاً مِنْ بَدَنِهِ وَلَوْ دَمًا أَوْ شَعَرًا أَوْ ظُفْرًا حَتَّى يَغْتَسِلَ لِأَنَّ كُلَّ جُزْءٍ يَعُوْدُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ فَلَوْ أَزَالَهُ قَبْلَ الْغُسْلِ عَادَ عَلَيْهِ الْحَدَثُ الْأَكْبَرُ تَبْكِيْتًا لِلشَّخْصِ
Barang siapa yang wajib mandi maka agar tidak menghilangkan satupun dari anggota badannya walaupun berupa darah atau kuku sehingga mandi, karena semua anggota badan akan kembali kepadanya di akherat. Jika dia menghilangkannya sebelum mandi maka hadats besar akan kembali kepadanya sebagia teguran kepadanya.
Nihaayah az-Zain I/31
Link kitab:
http://sh.rewayat2.com/fkhshafey/Web/6146/001.htm
وَ ) ثاَنِيْهِمَا ( تَعْمِيْمُ ) ظَاهِرُ ( بَدَنٍ حَتىَّ ) َاْلأَظْفاَرَ وَماَ تَحْتَهاَ وَ ( الشَّعْرَ ) ظَاهِرًا وَباَطِناً وَإِنْ كَثِفَ وَماَ ظَهَرَ مِنْ نَحْوِ مَنْبَتِ شَعْرَةٍ زَالَتْ قَبْلَ غَسْلِهاَ
Syarat yang kedua yaitu meratakan air pada seluruh anggota dzohir badan hingga kuku dan di bagian bawahnya, rambut bagian luar dan dalam, yakni tempat tumbuhnya rambut yang telah lepas sebelum mandi.
Fath al-Mu'iin I/31
Link kitab:
http://islamport.com/w/shf/Web/1226/87.htm
أَنَّ الْأَجْزَاءَ الْمُنْفَصِلَةَ قَبْلَ الْإِغْتِسَالِ لَا يَرْتَفِعُ جَنَابَتُهَا بِغُسْلِهَا
Bahwasanya anggota tubuh yang terpisah sebelum mandi, janabahnya tidak hilang dengan memandikannya.
Hasyiyah as-Syarwaani I/84
Link kitab:
http://library.islamweb.net/newlibr...
وَقَالَ عَطَاءٌ : يَحْتَجِمُ الْجُنُبُ ، وَيُقَلِّمُ أَظْفَارَهُ ، وَيَحْلِقُ رَأْسَهُ ، وَإِنْ لَمْ يَتَوَضَّأْ .
وَمَا حَكاهُ عَنْ عَطَاءٍ ، مَعْنَاهُ : أَنَّ الْجُنُبَ لَا يُكْرَهُ لَهُ الْأَخْذُ مِنْ شَعَرِهِ وَظُفْرِهِ فِيْ حَالِ جَنَابَتِهِ ، وَلَا أَنْ يُخْرِجَ دَمَهُ بِحِجَامَةٍ وَغَيْرِهَا
وَلَا نَعْلَمُ فِيْ هَذَا خِلَافاً إِلَّا مَا ذَكَرَهُ بَعْضُ أَصْحَابِنَا وَهُوَ أَبُو الْفَرَجِ الشَّيْرَازِيِّ ، أَنَّ الْجُنُبَ يُكْرَهُ لَهُ الْأَخْذُ مِنْ شَعَرِهِ وَأَظْفَارِهِ
Atha berkata: “Orang junub berbekam, ,mencukur kepalanya walaupun tidak berwudhu.”
Apa yang diceritakan dari ‘Atha maknanya ialah bahwasanya orang junub tidak dimakruhkan memotong rambut dan kukunya ketika dia junub, dan tidak makruh mengeluarkan darahnya dengan berbekam atau lainnya. Kami tidak mengetahui adanya perbedaan dalam hal ini keculai apa yang dituturkan sebagaian ash_hab kami yaitu Abul Faraj asy Syairazi bahwasanya orang junub makruh memotong rambut dan kuku.
Fath al-Baari Li Ibn Rojab I/346
Link Kitab:
http://islamport.com/w/srh/Web/67/173.htm (2/54)
قَوْلُهُ تَعُوْدُ إِلَيْهِ فِي الْآخِرَةِ ) هَذَا مَبْنِيٌّ عَلَى أَنَّ الْعَوْدَ لَيْسَ خَاصًّا بِالْأَجْزَاءِ الْأَصْلِيَّةِ وَفِيْهِ خِلَافٌ ، وَقَالَ السَّعْدُ فِي شَرْحِ الْعَقَائِدِ النَّسَفِيَّةِ الْمَعَادُ إنَّمَا هُوَ الْأَجْزَاءُ الْأَصْلِيَّةُ الْبَاقِيَةُ مِنْ أَوَّلِ الْعُمُرِ إلَى آخِرِهِ ع ش
عِبَارَةُ الْبُجَيْرَمِيِّ فِيهِ نَظَرٌ ، لِأَنَّ الَّذِي يُرَدُّ إلَيْهِ مَا مَاتَ عَلَيْهِ لَا جَمِيعُ أَظْفَارِهِ الَّتِي قَلَّمَهَا فِي عُمُرِهِ ، وَلَا شَعْرِهِ كَذَلِكَ فَرَاجِعْهُ قليوبي
وَعِبَارَةُ الْمَدَابِغِي قَوْلُهُ لِأَنَّ أَجْزَاءَهُ إلخ أَيْ الْأَصْلِيَّةُ فَقَطْ كَالْيَدِ الْمَقْطُوعَةِ بِخِلَافِ نَحْوِ الشَّعْرِ وَالظُّفْرِ ، فَإِنَّهُ يَعُودُ إلَيْهِ مُنْفَصِلًا عَنْ بَدَنِهِ لِتَبْكِيتِهِ أَيْ تَوْبِيخِهِ حَيْثُ أُمِرَ بِأَنْ لَا يُزِيلَهُ حَالَةَ الْجَنَابَةِ أَوْ نَحْوِهَا
انتهت ا هـ .
Ucapan Mushannif:
anggota badan kembali kepada orang tersebut di akherat
Ini adalah mengikuti pendapat bahwa anggota tubuh yang kembali tidak tertentu anggota-anggota tubuh yang asli. Didalam hal ini ada perbedaan. Berkata Imam Sa’ad didalam Syarah al Aqa’id an Nasafiyyah: “Yang dikembalikan adalah anggota-anggota tubuh yang asli yang masih ada mulai awal sampai dengan akhir umur. (‘AIN SYIIN / Ali Asy Syibramullisi).
Ibarot Al Bujairami:
Perlu dipertimbangkan dalam pendapat tersebut, karena anggota tubuh yang dikembalikan adalah adalah anggota yang ada pada saat dia meninggal dunia, bukan seluruh kuku yang dia potong selama hayatnya begitu juga bukan seluruh rambutnya. Coba cek kembali. Al Qalyubi.
Ibarot al Madaabighi:
Ucapan Mushannif “Karena anggota-anggota tubuhnya…dst”
Maksudnya hanya anggota tubuh yang asli seperti tangan yang terpotong. Berbeda semisal rambut dan kuku, kalau yang ini akan kembali kepada orang tersebut terpisah dari tubuhnya sebagai teguran untuknya, dia diperintah untuk tidak menghilangkannya disaat junub dan sebagainya.
Hasyiyah as-Syarwaani I/284
Link Kitab:
http://library.islamweb.net/newlibr...
وَأَنَا أَكْرَهُ أَنْ يَحْلِقَ الرَّجُلُ رَأْسَهُ أَوْ يُقَلِّمَ ظُفْرَهُ أَوْ يَسْتَحِدَّ أَوْ يَتَوَرَّى وَيُخْرِجَ دَمًا وَهُوَ جُنُبٌ، فَإِنَّ الْعَبْدَ يُرَدُّ إِلَيْهِ جَمِيْعُ شَعَرِهِ وَظُفْرِهِ وَدَمِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَمَا سَقَطَ مِنْهُ مِنْ ذَلِكَ وَهُوَ جُنُبٌ رَجَع إِلَيْهِ جُنُباً. وَقِيْلَ: طَالَبَتْهُ كُلُّ شَعْرَةٍ بِجَنَابَتِهَا
Saya membenci seorang laki-laki mencukur kepalanya atau memotong kukunya atau mencukur bulu kemaluannya atau mengeluarkan darahnya dalam keadaan dia junub, karena seorang hamba akan dikembalikan kepadanya seluruh rambutnya, kukunya dan darahnya besok pada hari kiamat. Apa yang jatuh darinya dari hal-hal diatas dalam keadaan dia junub maka akan kembali kepadanya dalam keadaan junub. Dikatakan setiap rambut akan menuntutnya dengan sebab junub yang ada pada rambut tersebut.
Qutil Qulub II/236
ولا ينبغي أن يحلق أو يقلم أو يستحد أو يخرج الدم أو يبين من نفسه جزءاً وهو جنب؛ إذ ترد إليه سائر أجزائه في الآخرة فيعود جنباً، ويقال إن كل شعرة تطالبه بجنابتها
Tidak seyogyanya seseorang mencukur rambut, memotong kuku, mencukur bulu kemaluannya atau membuang sesuatu dari badannya disaat dia sedang berjunub karena seluruh bagian tubuhnya akan dikembalikan kepadanya di akhirat kelak, lalu dia akan kembali berjunub. Dikatakan bahwa setiap rambut akan menuntutnya dengan sebab junub yang ada pada rambut tersebut
Ihyaa' Ulumiddiin I/401/II/235
Link kitab:
http://islamport.com/d/1/akh/1/17/40.html (1/401)
وينبغي أن لايزيلوا قبل الغسل شعرا أوظفرا وكذا دما لأن ذلك يرد في الأخرة
============
(قوله: وينبغي أن لا يزيلوا إلخ) قال في الاحياء.لا ينبغي أن يقلم أو يحلق أو يستحد أو يخرج دما أو يبين من نفسه جزءا وهو جنب، إذ يرد إليه سائر أجزائه في الآخرة فيعود جنبا. ويقال: إن كل شعرة تطالب بجنابتها. اه. وقوله: ويقال إن كل شعرة إلخ قال ع ش: فائدته التوبيخ واللوم يوم القيامة لفاعل ذلك. وينبغي أن محل ذلك حيث قصر، كأن دخل وقت الصلاة ولم يغتسل، وإلا فلا، كأن فاجأه الموت. اهـ . (قوله: لان ذلك) أي المذكور من الشعر أو الظفر أو الدم المزال حال الجنابة، أو الحيض أو النفاس. وقوله: يرد في الآخرة جنبا قال ق ل: وفي عود نحو الدم نظر، وكذا في غيره، لان العائد هو الاجزاء التي مات عليها. اهـ.
I'aanah at-Thoolibiin I/79
فائدة : قال في الإحياء لا ينبغي للإنسان أن يزيل شيئا من شعره أو يقص شيئا من ظفره أو يستحد أو يخرج دما أو يبين من نفسه جزءا وهو جنب إذ سائر أجزائه ترد إليه في الآخرة فيعود جنبا ، ويقال : إن كل عشرة تطالبه بجنابتها انتهى ، وفي عود نحو الدم نظر ، وكذا في غيره لأن العائد هو الأجزاء التي مات عليها إلا نقص نحو عضو فراجعه
Hasyiyah al-Qulyubi I/78
Wallahu A'lamu Bis Showaab
LINK DISKUSI>>
https://www.facebook.com/groups/asawaja/permalink/1186189348095715/
Dokumen FB:
https://www.facebook.com/notes/diskusi-hukum-fiqih-berdasarkan-empat-madzhab/0213-haid-hukum-memotong-kuku-dan-rambut-ketika-haid-dan-junub/1187532004628116/
PERTANYAAN
Assalamu'alaikum
Mencari kejelasan hukum: Sebenarnya orang haid itu boleh tidak memotong rambut dan memotong kuku demikian juga orang Junub, ada yang mengatakan boleh ada yg tidak sebenarnya benar yang mana?
Tolong dijelaskan sejelas-jelasnya.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum
[Ahmad Maulana]
JAWABAN
Wa'alaikumussalam
Hukum memotong kuku dan rambut ketika dalam keadaan berhadats besar (haid dan Junub) hukumnya Khilaf sebagian menghukuminya boleh dan sebagian menghukumi makruh. Namun, bila dilakukan tidak berdosa. Namun, yang wajib disucikan ketika telah berhenti haid adalah tempat potongan kuku atau rambut yang telah lepas tersebut bukan rambut atau kuku yang telah terlepas sebagaimana diyakini kebanyakan orang bahwa wajib menyucikan rambut atau kuku yang telah lepas tersebut.
Yang menjadi perselisihan diantara para Ulama mengenai rambut atau kuku yang telah terpotong apakah akan dikembalikan diakhirat?
Imam Al-Ghozaly dalam karyanya Ihyaa' 'Uluumiddin berpendapat bagi seseorang yang menanggung junub diperkenankan memotong kuku atau mengeluarkan darah atau memotong rambut karena kelak anggota tubuh yang terpotong atau terlepas tersebut akan diminta pertanggungjawaban diakhirat kelak. Akan tetapi pendapat Imam Al-Ghazaly ini ditenang oleh sebagian Ulama seperti Imam Al-Qulyubi beliau menyatakan yang dikembalikan diakhirat adalah bagian-bagian tubuh yang asli seperti tangan atau kaki yang ada disaat ia meninggal bukan anggota tubuh yang pernah terlepas semasa hidupnya.
Oleh karenanya, sebaiknya tidak memotong kuku dan rambut dalam keadaan haid atau junub demi keluar dari perbedaan pendapat, karena keluar dari perbedaan pendapat itu disunahkan.
Kesimpulannya adalah memotong kuku dan rambut ketika haid maupun Junub terjadi perselisihan diantara para Ulama sebagian membolehkan karena disamping tidak ada dalil yang melarangnya pendapat ini juga merupakan pendapat Mayoritas Ulama dari berbagai Madzhab termasuk Mayoritas Kalangan Syafi’iyyah. Dan sebagian lagi melarangnya seperti pendapat Imam Al-Ghozally dalam karyanya Ihyaa’ ‘Uluumiddiin.
Akan tetapi pendapat Mayoritas Ulama-lah yang lebih kuat berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Haid, dalam hadits itu diterangkan:
“Uraikan rambutmu dan bersisirlah”
Jika memotong kuku dan rambut dilarang dengan Illat kuku yang terlepas dan rambut yang terlepas dari tubuh akan kembali kepada seseorang dengan sebab hadats besar tersebut Niscaya Nabi tidak memerintahkan kepada Aisyah untuk bersisir karena sudah diketahui akan menyebabkan rambut yang disisir akan jatuh dan berpisah, tetapi Nabi malah memerintahkan kepada Aisyah untuk menyisir rambut dan tidak ada menyatakan hukum setelahnya. Juga dengan hadits ini didapat kepastian hukum bahwa tidak ada tuntunan untuk menyucikan kuku dan rambut yang telah terlepas saat haid dan Junub tersebut.
Namun, sebaiknya tidak dilakukan demi keluar dari perbedaan pendapat.
KETERANGAN DARI KITAB:
وَمَنْ لَزِمَهُ غُسْلٌ يُسَنُّ لَهُ أَلَّا يُزِيْلَ شَيْئاً مِنْ بَدَنِهِ وَلَوْ دَمًا أَوْ شَعَرًا أَوْ ظُفْرًا حَتَّى يَغْتَسِلَ لِأَنَّ كُلَّ جُزْءٍ يَعُوْدُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ فَلَوْ أَزَالَهُ قَبْلَ الْغُسْلِ عَادَ عَلَيْهِ الْحَدَثُ الْأَكْبَرُ تَبْكِيْتًا لِلشَّخْصِ
Barang siapa yang wajib mandi maka agar tidak menghilangkan satupun dari anggota badannya walaupun berupa darah atau kuku sehingga mandi, karena semua anggota badan akan kembali kepadanya di akherat. Jika dia menghilangkannya sebelum mandi maka hadats besar akan kembali kepadanya sebagia teguran kepadanya.
Nihaayah az-Zain I/31
Link kitab:
http://sh.rewayat2.com/fkhshafey/Web/6146/001.htm
وَ ) ثاَنِيْهِمَا ( تَعْمِيْمُ ) ظَاهِرُ ( بَدَنٍ حَتىَّ ) َاْلأَظْفاَرَ وَماَ تَحْتَهاَ وَ ( الشَّعْرَ ) ظَاهِرًا وَباَطِناً وَإِنْ كَثِفَ وَماَ ظَهَرَ مِنْ نَحْوِ مَنْبَتِ شَعْرَةٍ زَالَتْ قَبْلَ غَسْلِهاَ
Syarat yang kedua yaitu meratakan air pada seluruh anggota dzohir badan hingga kuku dan di bagian bawahnya, rambut bagian luar dan dalam, yakni tempat tumbuhnya rambut yang telah lepas sebelum mandi.
Fath al-Mu'iin I/31
Link kitab:
http://islamport.com/w/shf/Web/1226/87.htm
أَنَّ الْأَجْزَاءَ الْمُنْفَصِلَةَ قَبْلَ الْإِغْتِسَالِ لَا يَرْتَفِعُ جَنَابَتُهَا بِغُسْلِهَا
Bahwasanya anggota tubuh yang terpisah sebelum mandi, janabahnya tidak hilang dengan memandikannya.
Hasyiyah as-Syarwaani I/84
Link kitab:
http://library.islamweb.net/newlibr...
وَقَالَ عَطَاءٌ : يَحْتَجِمُ الْجُنُبُ ، وَيُقَلِّمُ أَظْفَارَهُ ، وَيَحْلِقُ رَأْسَهُ ، وَإِنْ لَمْ يَتَوَضَّأْ .
وَمَا حَكاهُ عَنْ عَطَاءٍ ، مَعْنَاهُ : أَنَّ الْجُنُبَ لَا يُكْرَهُ لَهُ الْأَخْذُ مِنْ شَعَرِهِ وَظُفْرِهِ فِيْ حَالِ جَنَابَتِهِ ، وَلَا أَنْ يُخْرِجَ دَمَهُ بِحِجَامَةٍ وَغَيْرِهَا
وَلَا نَعْلَمُ فِيْ هَذَا خِلَافاً إِلَّا مَا ذَكَرَهُ بَعْضُ أَصْحَابِنَا وَهُوَ أَبُو الْفَرَجِ الشَّيْرَازِيِّ ، أَنَّ الْجُنُبَ يُكْرَهُ لَهُ الْأَخْذُ مِنْ شَعَرِهِ وَأَظْفَارِهِ
Atha berkata: “Orang junub berbekam, ,mencukur kepalanya walaupun tidak berwudhu.”
Apa yang diceritakan dari ‘Atha maknanya ialah bahwasanya orang junub tidak dimakruhkan memotong rambut dan kukunya ketika dia junub, dan tidak makruh mengeluarkan darahnya dengan berbekam atau lainnya. Kami tidak mengetahui adanya perbedaan dalam hal ini keculai apa yang dituturkan sebagaian ash_hab kami yaitu Abul Faraj asy Syairazi bahwasanya orang junub makruh memotong rambut dan kuku.
Fath al-Baari Li Ibn Rojab I/346
Link Kitab:
http://islamport.com/w/srh/Web/67/173.htm (2/54)
قَوْلُهُ تَعُوْدُ إِلَيْهِ فِي الْآخِرَةِ ) هَذَا مَبْنِيٌّ عَلَى أَنَّ الْعَوْدَ لَيْسَ خَاصًّا بِالْأَجْزَاءِ الْأَصْلِيَّةِ وَفِيْهِ خِلَافٌ ، وَقَالَ السَّعْدُ فِي شَرْحِ الْعَقَائِدِ النَّسَفِيَّةِ الْمَعَادُ إنَّمَا هُوَ الْأَجْزَاءُ الْأَصْلِيَّةُ الْبَاقِيَةُ مِنْ أَوَّلِ الْعُمُرِ إلَى آخِرِهِ ع ش
عِبَارَةُ الْبُجَيْرَمِيِّ فِيهِ نَظَرٌ ، لِأَنَّ الَّذِي يُرَدُّ إلَيْهِ مَا مَاتَ عَلَيْهِ لَا جَمِيعُ أَظْفَارِهِ الَّتِي قَلَّمَهَا فِي عُمُرِهِ ، وَلَا شَعْرِهِ كَذَلِكَ فَرَاجِعْهُ قليوبي
وَعِبَارَةُ الْمَدَابِغِي قَوْلُهُ لِأَنَّ أَجْزَاءَهُ إلخ أَيْ الْأَصْلِيَّةُ فَقَطْ كَالْيَدِ الْمَقْطُوعَةِ بِخِلَافِ نَحْوِ الشَّعْرِ وَالظُّفْرِ ، فَإِنَّهُ يَعُودُ إلَيْهِ مُنْفَصِلًا عَنْ بَدَنِهِ لِتَبْكِيتِهِ أَيْ تَوْبِيخِهِ حَيْثُ أُمِرَ بِأَنْ لَا يُزِيلَهُ حَالَةَ الْجَنَابَةِ أَوْ نَحْوِهَا
انتهت ا هـ .
Ucapan Mushannif:
anggota badan kembali kepada orang tersebut di akherat
Ini adalah mengikuti pendapat bahwa anggota tubuh yang kembali tidak tertentu anggota-anggota tubuh yang asli. Didalam hal ini ada perbedaan. Berkata Imam Sa’ad didalam Syarah al Aqa’id an Nasafiyyah: “Yang dikembalikan adalah anggota-anggota tubuh yang asli yang masih ada mulai awal sampai dengan akhir umur. (‘AIN SYIIN / Ali Asy Syibramullisi).
Ibarot Al Bujairami:
Perlu dipertimbangkan dalam pendapat tersebut, karena anggota tubuh yang dikembalikan adalah adalah anggota yang ada pada saat dia meninggal dunia, bukan seluruh kuku yang dia potong selama hayatnya begitu juga bukan seluruh rambutnya. Coba cek kembali. Al Qalyubi.
Ibarot al Madaabighi:
Ucapan Mushannif “Karena anggota-anggota tubuhnya…dst”
Maksudnya hanya anggota tubuh yang asli seperti tangan yang terpotong. Berbeda semisal rambut dan kuku, kalau yang ini akan kembali kepada orang tersebut terpisah dari tubuhnya sebagai teguran untuknya, dia diperintah untuk tidak menghilangkannya disaat junub dan sebagainya.
Hasyiyah as-Syarwaani I/284
Link Kitab:
http://library.islamweb.net/newlibr...
وَأَنَا أَكْرَهُ أَنْ يَحْلِقَ الرَّجُلُ رَأْسَهُ أَوْ يُقَلِّمَ ظُفْرَهُ أَوْ يَسْتَحِدَّ أَوْ يَتَوَرَّى وَيُخْرِجَ دَمًا وَهُوَ جُنُبٌ، فَإِنَّ الْعَبْدَ يُرَدُّ إِلَيْهِ جَمِيْعُ شَعَرِهِ وَظُفْرِهِ وَدَمِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَمَا سَقَطَ مِنْهُ مِنْ ذَلِكَ وَهُوَ جُنُبٌ رَجَع إِلَيْهِ جُنُباً. وَقِيْلَ: طَالَبَتْهُ كُلُّ شَعْرَةٍ بِجَنَابَتِهَا
Saya membenci seorang laki-laki mencukur kepalanya atau memotong kukunya atau mencukur bulu kemaluannya atau mengeluarkan darahnya dalam keadaan dia junub, karena seorang hamba akan dikembalikan kepadanya seluruh rambutnya, kukunya dan darahnya besok pada hari kiamat. Apa yang jatuh darinya dari hal-hal diatas dalam keadaan dia junub maka akan kembali kepadanya dalam keadaan junub. Dikatakan setiap rambut akan menuntutnya dengan sebab junub yang ada pada rambut tersebut.
Qutil Qulub II/236
ولا ينبغي أن يحلق أو يقلم أو يستحد أو يخرج الدم أو يبين من نفسه جزءاً وهو جنب؛ إذ ترد إليه سائر أجزائه في الآخرة فيعود جنباً، ويقال إن كل شعرة تطالبه بجنابتها
Tidak seyogyanya seseorang mencukur rambut, memotong kuku, mencukur bulu kemaluannya atau membuang sesuatu dari badannya disaat dia sedang berjunub karena seluruh bagian tubuhnya akan dikembalikan kepadanya di akhirat kelak, lalu dia akan kembali berjunub. Dikatakan bahwa setiap rambut akan menuntutnya dengan sebab junub yang ada pada rambut tersebut
Ihyaa' Ulumiddiin I/401/II/235
Link kitab:
http://islamport.com/d/1/akh/1/17/40.html (1/401)
وينبغي أن لايزيلوا قبل الغسل شعرا أوظفرا وكذا دما لأن ذلك يرد في الأخرة
============
(قوله: وينبغي أن لا يزيلوا إلخ) قال في الاحياء.لا ينبغي أن يقلم أو يحلق أو يستحد أو يخرج دما أو يبين من نفسه جزءا وهو جنب، إذ يرد إليه سائر أجزائه في الآخرة فيعود جنبا. ويقال: إن كل شعرة تطالب بجنابتها. اه. وقوله: ويقال إن كل شعرة إلخ قال ع ش: فائدته التوبيخ واللوم يوم القيامة لفاعل ذلك. وينبغي أن محل ذلك حيث قصر، كأن دخل وقت الصلاة ولم يغتسل، وإلا فلا، كأن فاجأه الموت. اهـ . (قوله: لان ذلك) أي المذكور من الشعر أو الظفر أو الدم المزال حال الجنابة، أو الحيض أو النفاس. وقوله: يرد في الآخرة جنبا قال ق ل: وفي عود نحو الدم نظر، وكذا في غيره، لان العائد هو الاجزاء التي مات عليها. اهـ.
I'aanah at-Thoolibiin I/79
فائدة : قال في الإحياء لا ينبغي للإنسان أن يزيل شيئا من شعره أو يقص شيئا من ظفره أو يستحد أو يخرج دما أو يبين من نفسه جزءا وهو جنب إذ سائر أجزائه ترد إليه في الآخرة فيعود جنبا ، ويقال : إن كل عشرة تطالبه بجنابتها انتهى ، وفي عود نحو الدم نظر ، وكذا في غيره لأن العائد هو الأجزاء التي مات عليها إلا نقص نحو عضو فراجعه
Hasyiyah al-Qulyubi I/78
Wallahu A'lamu Bis Showaab
LINK DISKUSI>>
https://www.facebook.com/groups/asawaja/permalink/1186189348095715/
Dokumen FB:
https://www.facebook.com/notes/diskusi-hukum-fiqih-berdasarkan-empat-madzhab/0213-haid-hukum-memotong-kuku-dan-rambut-ketika-haid-dan-junub/1187532004628116/