0741. FIQIH SHALAT : DUDUK ISTIRAHAT BAGI ORANG YANG SHALAT DENGAN DUDUK

Pertanyaan:
Di antara sunahnya solat,bahwa orang yg solat di sunahkan julus istirohah sblm berdiri dari sujud. 

pertanyaanya . 
apakah orang yg solatnya duduk juga masih di sunahkan julus ustirohah ? 
trus gimana cara julus istirohah bagi orang yg solatnya duduk ? 
matur suwun.
[Aly Fayro]

Jawaban:
Duduk istirahat letaknya setelah sujud kedua pada setiap rakaat shalat dan hukumnya sunah duduk istirahat sebelum berdiri setelah sujud kedua. Adapun orang yang shalat dengan duduk tidak sunah duduk istirahat karena memang ketentuannya duduk istirahat itu sebelum berdiri setelah sujud kedua, sedangkan orang shalat dengan duduk maka ia tidak berdiri setelah sujud kedua jadi tidak sunah. Akan tetapi bila dilakukan tidak membatalkan shalat karena menambah gerakan yang bukan fardhu tidak membatalkan shalat

وَالْمَشْهُورُ سَنُّ) (جِلْسَةٍ خَفِيفَةٍ) لِلِاسْتِرَاحَةِ (بَعْدَ السَّجْدَةِ الثَّانِيَةِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ يَقُومُ عَنْهَا) بَعْدَ سُجُودٍ لِغَيْرِ تِلَاوَةٍ وَقَبْلَ قِيَامٍ -الى أن قال- وَلَا تُسَنُّ لِلْقَاعِدِ كَمَا أَفْهَمَهُ قَوْلُهُ يَقُومُ عَنْهَا
Pendapat yang masyhur sunah duduk ringan untuk istirahat sesudah sujud kedua pada setiap rakaat yang ia berdiri darinya sesudah sujud selain sujud tilawah dan sebelum berdiri... - Sampai ucapan pengarang - : Dan tidak disunahkan (duduk istirahat) bagi orang yang shalat dengan duduk sebagaimana dipahami dari ungkapan pengarang "Yang ia berdiri darinya".
[Nihaayah al Muhtaaj I/518]

الشَّرْطُ السَّابِعُ تَرْكُ الْأَفْعَالِ الْكَثِيرَةِ) وَنَحْوِهَا مِمَّا يَأْتِي (فَتَبْطُلُ) الصَّلَاةُ (بِتَعَمُّدِ زِيَادَةِ رُكْنٍ فِعْلِيٍّ) لِغَيْرِ الْمُتَابَعَةِ، وَإِنْ لَمْ يَطْمَئِنَّ فِيهِ لِتَلَاعُبِهِ بِهَا، لَكِنْ لَوْ جَلَسَ مِنْ اعْتِدَالِهِ قَدْرَ جِلْسَةِ الِاسْتِرَاحَةِ، ثُمَّ سَجَدَ أَوْ جَلَسَ مِنْ سُجُودِ التِّلَاوَةِ لِلِاسْتِرَاحَةِ قَبْلَ قِيَامِهِ لَمْ يَضُرَّ؛ لِأَنَّ هَذِهِ الْجِلْسَةَ مَعْهُودَةٌ فِي الصَّلَاةِ غَيْرُ رُكْنٍ بِخِلَافِ نَحْوِ الرُّكُوعِ فَإِنَّهُ لَمْ يُعْهَدْ فِيهَا إلَّا رُكْنًا فَكَانَ تَأْثِيرُهُ فِي تَغْيِيرِ نَظْمِهَا أَشَدَّ نَعَمْ لَوْ انْتَهَى مِنْ قِيَامِهِ إلَى حَدِّ الرُّكُوعِ لِقَتْلِ حَيَّةٍ، أَوْ نَحْوِهَا لَمْ يَضُرَّ قَالَهُ الْخُوَارِزْمِيَّ
[Asnaa al Mathoolib I/182]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Sumber:
Grouf KAJIAN FATHUL MU'IN

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama