Oleh : Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Assalamualaikum
Persoalan yang banyak dipertanyakan orang salah satunya ialah persoalan apakah boleh wanita haid ziarah kubur? Ada berbagai jawaban yang didapatkan dan satu pun belum ada yang menunjukkan ada ibarot yang khusus. Disini akan sedikit membahas masalah itu agar kiranya wanita haid bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan sebaliknya.
Dalam ranah fiqih Syafi'iyah memang belum dijumpai keterangan adanya larangan wanita haid ziarah kubur, namun bila melihat asal maka tidak ada larangan orang haid ziarah kubur sebab ziarah kubur tidak disyaratkan suci dari hadats. Namun demikian, kalau mereka ziarah kubur hendaknya tidak membaca Al Qur'an sebab membaca ayat Al Qur'an haram bagi wanita haid kecuali tidak berniat membaca Al Qur'an tapi niatkan selain Al Qur'an dan dzikir. Boleh bagi mereka ketika ziarah berdoa walaupun diambil dari ayat Al Qur'an asal berniat doa bukan membaca Alquran.
Saya sebisa mungkin mencarikan dasar dari masalah orang haid ziarah kubur, tapi di Kitab Syafi'iyah memang tidak saya dapatkan, kesimpulan saya hanya melihat hukum asal. Namun selain ranah fiqih Syafi'iyah ada Ulama yang membicarakan masalah wanita haid ziarah kubur, itulah salah seorang Ulama dari kalangan Hanafiyah yaitu Syeikh Al Hashkafiy penulis kitab Ad-Dur Al Mukhtar, berikut ibarotnya:
ÙˆَÙ„َا بَØ£ْسَ) Ù„ِØَائِضٍ ÙˆَجُÙ†ُبٍ (بِÙ‚ِرَاءَØ©ِ Ø£َدْعِÙŠَØ©ٍ ÙˆَÙ…َسِّÙ‡َا ÙˆَØَÙ…ْÙ„ِÙ‡َا ÙˆَØ°ِÙƒْرِ اللَّÙ‡ِ تَعَالَÙ‰، ÙˆَتَسْبِÙŠØٍ) ÙˆَزِÙŠَارَØ©ِ Ù‚ُبُورٍ
“Tidak masalah bagi orang haid membaca doa, menyentuhnya, membawanya, berdzikir kepada Allah Ta'ala, tasbih dan ziarah kubur”.
[Rod Al Mukhtar I/293 - Fiqih Hanafi]
Dengan demikian, ziarah kubur bagi wanita haid diperbolehkan sepanjang tidak melakukan perbuatan yang dilarang saat ziarah dan saat haid, seperti membaca Al Qur'an dengan niat membaca atau niat Al Qur'an dan dzikir. Hal itu dikuatkan dengan ibarot diatas yaitu dari kalangan Hanafiyah yang membolehkan wanita haid ziarah kubur. Agar kiranya wanita haid bisa mengamalkan hukum yang ada dasarnya.
Bila terdapat salah mohon maaf, semoga bermanfaat bagi kaum muslimin umumnya dan bagi kaum wanita khususnya.
Wallahu A'lamu Bis Showaab
Insan yang dho'if:
Ismidar Abdurrahman As-Sanusi - Provinsi Riau
Sumber: