0918. HUKUM MAKMUM MEMBACA SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH



Pertanyaan: 
Ustad, apa hukum makmum membaca Sami'allahu Liman Hamidah, karena saya lihat banyak makmum tidak membacanya?
[Dari Cep Cep]

====

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
Ijin bertanya, dalam shalat berjama'ah yang dibaca jahr oleh imamnya semisal sholat Maghrib, isya', subuh dll apakah makmum membaca Sami Allahu Liman hamidah terlebih dahulu atau langsung membaca rabbana lakal hamd saat bangkit dari rukuk?
Terima kasih atas pencerahannya.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
[Dari: Kandang Klawu]


Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Menurut Madzhab Syafi'i bacaan dzikir ketika bangun dari ruku' dan sudah I'tidal SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH, ROBBANA LAKAL HAMDU, itu disunahkan bagi orang yang shalat; bagi Imam, makmum maupun orang yang shalat sendirian. Hal ini berdasarkan hadits:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " كَانَ إذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمْدَهُ قَالَ اللم رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ " رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu bahwasanya Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam Apabila mengucapkan SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH, beliau mengucapkan ALLÂHUMMA ROBBANA LAKAL HAMDU. (HR. Bukhari dan Muslim)

وَعَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حِينَ رَفَعَ رَأْسَهُ " سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبّنَا لَك الْحَمْدُ
Dari Hudzaifah Radhiallahu Anhu bahwasanya Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam mengucapkan tatkala mengangkat kepalanya dari ruku' SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH ROBBANA LAKAL HAMDU. (HR. Muslim)

Sedangkan menurut tiga Madzhab selain kalangan Syafi'iyah yaitu Madzhab Hanafi, Maliki dan Hambali ucapan SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH hanyalah bagi imam dan orang yang shalat sendirian, sedangkan bagi makmum cukup bacaan ROBBANA LAKAL HAMDU. Mereka berhujjah dengan hadits:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ " إذَا قَالَ الْإِمَامُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ " رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda"Apabila imam mengucapkan SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH maka ucapkanlah ROBBANA LAKAL HAMDU "(HR. Bukhari dan Muslim) dan berdasarkan riwayat lain.

Madzhab Syafi'i menyanggah hadits yang menjadi sandaran Tiga Madzhab diatas dengan:

1. Sabda Nabi dari Riwayat Malik bin Huwairits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim "Shalat lah kalian Sebagaimana lihat aku shalat". Berdasarkan hal ini dzikir shalat selain dzikir bangkit dari ruku' dan I'tidal dibaca oleh imam dan makmum juga, sebab dalam agenda rukun shalat ada dzikir tertentu, demikian juga dzikir ketika ini dalam satu kesatuan maka juga berlaku sebagaimana selainnya.

2. Adapun sanggahan dari hadits membedakan bacaan tersebut diatas bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam memerintahkan kepada para sahabat membaca ROBBANA LAKAL HAMDU hanyalah para sahabat sudah mendengar bacaan SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH karena ketika shalat Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam membacanya dengan keras karena memang disunahkan membacanya dengan keras, berbeda dengan bacaan ROBBANA LAKAL HAMDU disyariatkan Dibaca dengan pelan karenanya Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam membacanya dengan pelan sehingga para sahabat tidak mendengar dan tidak mengetahui bacaan itu berdasarkan perintah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengikuti cara shalat beliau maka mereka mengikuti ucapan SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH tanpa perlu diperintahkan lagi, dan mereka tidak tahu bacaan ROBBANA LAKAL HAMDU makanya mereka diperintahkan membacanya.

3. Berdasarkan Qoidah mengikuti Rasulullah Shalallahu Alaihi dalam ibadah secara mutlak.

Dengan demikian, Bila mana ada perbedaan amaliyyah dalam masalah ini agar kiranya tidak saling menyalahkan karena Para Imam Mujtahid juga berbeda pendapat dan masing-masing mereka memiliki dalil, tinggal kita menyingkapinya dengan bijak dan tanpa memaksakan pendapat kita paling benar, karenanya ikutilah amaliyyah masing-masing.

فَصْلٌ)
: فَإِذَا ثَبَتَ أَنَّ الرَّفْعَ مِنَ الرُّكُوعِ، وَالِاعْتِدَالَ قَائِمًا ذِكْرٌ وَاجِبٌ، فَالسُّنَّةُ إِذَا ابْتَدَأَ بِالرَّفْعِ أَنْ يَقُولَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، إِمَامًا كَانَ أَوْ مَأْمُومًا، وَيَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ فَيَكُونُ فِي رَفْعِهِ سُنَّتَانِ:

إِحْدَاهُمَا: قَوْلُهُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

وَالثَّانِي: رَفَعَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ فَإِذَا اسْتَوَى قَائِمًا قَالَ: " رَبَّنَا وَلَكَ الحمد ملء السموات وَمِلْءَ الْأَرْضِ، وَمَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ " إِمَامًا كَانَ، أَوْ مَأْمُومًا، وَقَالَ أبو حنيفة: يَخْتَصُّ الْإِمَامُ بِقَوْلِ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ وَالْمَأْمُومُ بِقَوْلِ " رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ " اسْتِدْلَالًا بِرِوَايَةِ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ - قَالَ: " إِذَا قَالَ الْإِمَامُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ". قَالَ: وَلِأَنَّ قَوْلَهُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ مَوْضُوعٌ لِرَفْعٍ، وَقَوْلَهُ: رَبَّنَا لك الحمد، موضوع لرفع أَيْضًا، وَالِانْتِقَالُ مِنَ الْأَرْكَانِ إِلَى الْأَرْكَانِ إِنَّمَا سُنَّ بِذِكْرٍ وَاحِدٍ لَا بِذِكْرَيْنِ كَالتَّكْبِيرَاتِ فَعَلِمَ أَنَّ أَحَدَهُمَا مَسْنُونٌ لِلْإِمَامِ، وَالْآخَرَ مَسْنُونٌ لِلْمَأْمُومِ قَالَ: وَلِأَنَّ قَوْلَهُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ إِخْبَارٌ عَنْ إِجَابَةِ الدُّعَاءِ وَقَوْلَهُ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ شُكْرٌ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلّ عَلَى قَبُولِ الدُّعَاءِ فَلَمْ يَجُزْ أَنْ يَجْمَعَ بَيْنَهُمَا الْوَاحِدُ، لِأَنَّ أَحَدَهُمَا جَوَابُ الْآخَرِ

وَدَلِيلُنَا رِوَايَةُ الشَّافِعِيِّ عَنْ مَالِكٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ - كَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ قَالَ: سمع الله لمن حمده ربنا لك الحمد. -إلى أن قال- 
وَأَمَّا الْجَوَابُ عَنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ فَهُوَ: أَنَّهُ ليس نهي لِلْمَأْمُومِ عَنْ قَوْلِ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَه، وَإِنَّمَا فِيهِ أَمْرٌ لَهُ بِقَوْلِ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ، وَإِنَّمَا أَمَرَهُ بِهَذَا أَوْ لَمْ يَأْمُرْهُ بِقَوْلِ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، لِأَنَّهُ يَسْمَعُ هَذَا مِنَ الْإِمَامِ فَيَتْبَعُهُ فِيهِ، وَلَا يَسْمَعُ قَوْلَهُ: رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ فَأَمَرَهُ بِهِ، وَأَمَّا قَوْلُهُمْ أَنَّهُمَا ذِكْرَانِ فَلَمْ يَجْتَمِعَا فِي الِانْتِقَالِ، فالجواب أن قوله سمع الله لمن حمده موضوع للانتقال وَرَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مَسْنُونٌ فِي الِاعْتِدَالِ فَصَارَا ذِكْرَيْنِ فِي مَحَلَّيْنِ، وَأَمَّا قَوْلُهُمْ أَنَّ أَحَدَهُمَا إِخْبَارٌ وَالْآخَرَ جَوَابٌ فَلَمْ يَجُزْ أَنْ يَجْمَعَ الْوَاحِدُ بَيْنَهُمَا فَهُوَ فَاسِدٌ بِقَوْلِهِ آمِينَ هُوَ فِي مُقَابَلَةِ قَوْله تَعَالَى: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ} [الفاتحة: 6] ثُمَّ قَدْ يَجْمَعُ بَيْنَهُمَا فِي الصَّلَاةِ
PASAL
Mengangkat kepala dari ruku' dan i'tidal dengan berdiri hukumnya wajib, sunah memulai mengangkat kepala dari ruku'mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah, baik imam maupun makmum dan mengangkat tangan sejajar dengan bahu, oleh karenanya saat mengangkat ini ada dua Kesunahan yaitu mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah dan mengangkat tangan sejajar dengan bahu, bila seimbang berdiri mengucapkan; (رَبَّنَا وَلَكَ الحمد ملء السموات وَمِلْءَ الْأَرْضِ، وَمَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ), baik imam maupun makmum, Berkata Abu Hanifah: Khusus imam mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah dan makmum Rabbana Lakal Hamdu, beliau mengambil dalil dengan Riwayat Sumayya dari Abi Sholih, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda: "Apabila imam mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah maka ucapkanlah Rabbana Lakal Hamdu, maka Barang siapa ucapannya bersamaan dengan ucapan Malaikat diampuni dosanya yang telah lewat". Karena ucapan Sami'allahu Liman Hamidah tempatnya Ketika mengangkat kepala dan ucapan Rabbana Lakal Hamdu juga tempatnya mengangkat kepala dan perpindahan rukun ke rukun lainnya sunah satu dzikir tidak dua dzikir seperti takbir, karenanya salah satunya sunah bagi imam dan yang lain sunah bagi makmum, beliau (Imam Abu Hanifah) berkata: Sebab ucapan Sami'allahu Liman Hamidah adalah berita menjawab doa dan ucapan Rabbana Lakal Hamdu adalah syukur kepada Allah Azza Wajalla atas diterima doa karenanya tidak boleh mengumpulkan antara keduanya karena salah satu dari keduanya merupakan jawab bagi yang lain.
Dalil kami Riwayat Syafi'i dari Malik dari Ibn Syihaab dari Salim dari ayahnya bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bila mengangkat kepalanya dari ruku' beliau mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah Rabbana Lakal Hamdu...
Adapun sanggahan dari hadits Abu Hurairah yaitu bukanlah larangan bagi makmum mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah melainkan perintah mengucapkan Rabbana Lakal Hamdu, ia merupakan perintah dengan ucapan tersebut atau tidak diperintah mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah karena bacaan ini ia dengar dari imam karenanya Mengikuti bacaan imam dan tidak mendengar ucapan Rabbana Lakal Hamdu karenanya diperintah mengucapkannya. Sedangkan ucapan mereka bahwa kedua ucapan tersebut adalah dua dzikir karenanya tidak dikumpulkan pada perpindahan rukun maka jawabannya bahwa ucapan Sami'allahu Liman Hamidah merupakan tempat untuk perpindahan dan ucapan Rabbana Lakal Hamdu kesunahan pada i'tidal karenanya menjadikan ucapan tersebut pada dua tempat. Adapun ucapan mereka bahwa salah satunya adalah berita dan yang lain adalah jawaban karenanya tidak boleh mengumpulkan antara dua dalam satu perkara adalah fasid dengan sebab ucapan Aamiin sebelum Firman Allah: (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيم) kemudian keduanya dikumpulkan dalam shalat.
[Al Hawi Al Kabir II/123-124]

فَرْعٌ)

فِي مَذَاهِبِ الْعُلَمَاءِ فِيمَا يُقَالُ في الاعتدال: قد ذكرنا أن مذهبنا أنه يقول في حال ارتفاعه سمع الله لمن حَمِدَهُ فَإِذَا اسْتَوَى قَائِمًا قَالَ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ إلَى آخِرِهِ وَأَنَّهُ يُسْتَحَبُّ الْجَمْعُ بَيْنَ هَذَيْنِ الذِّكْرَيْنِ لِلْإِمَامِ وَالْمَأْمُومِ وَالْمُنْفَرِدِ وَبِهَذَا قَالَ عطاء وأبو بردة ومحمد بن سيرين واسحق وَدَاوُد وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ يَقُولُ الْإِمَامُ وَالْمُنْفَرِدُ سمع الله لمن حمده فقط المأموم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ فَقَطْ حَكَاهُ ابْنُ الْمُنْذِرِ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَالشَّعْبِيِّ وَمَالِكٍ وَأَحْمَدَ قَالَ وَبِهِ أَقُولُ وَقَالَ الثَّوْرِيُّ وَالْأَوْزَاعِيُّ وَأَبُو يُوسُفَ وَمُحَمَّدٌ وَأَحْمَدُ يَجْمَعُ الْإِمَامُ الذِّكْرَيْنِ وَيَقْتَصِرُ الْمَأْمُومُ عَلَى رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَاحْتَجَّ لَهُمْ بِحَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ " إذَا قَالَ الْإِمَامُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ " رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَعَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلُهُ رواه البخاري ومسلم وراه مُسْلِمٌ أَيْضًا مِنْ رِوَايَةِ أَبِي مُوسَى وَاحْتَجَّ أَصْحَابُنَا بِحَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " كَانَ إذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمْدَهُ قَالَ اللم رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ " رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَعَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حِينَ رَفَعَ رَأْسَهُ " سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبّنَا لَك الْحَمْدُ " رَوَاهُ مُسْلِمٌ ... إلى أن قال
وَثَبَتَ فِي صَحِيحِ الْبُخَارِيِّ مِنْ حَدِيثِ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ " صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي " فَيَقْتَضِي هَذَا مَعَ مَا قَبْلَهُ أَنَّ كُلَّ مُصَلٍّ يَجْمَعُ بَيْنَهُمَا وَلِأَنَّهُ ذِكْرٌ يُسْتَحَبُّ لِلْإِمَامِ فَيُسْتَحَبُّ لِغَيْرِهِ كَالتَّسْبِيحِ فِي الركوع وغيره ولان لصلاة مَبْنِيَّةٌ عَلَى أَنْ لَا يَفْتُرَ عَنْ الذِّكْرِ في شئ مِنْهَا فَإِنْ لَمْ يَقُلْ بِالذِّكْرَيْنِ فِي الرَّفْعِ وَالِاعْتِدَالِ بَقِيَ أَحَدُ الْحَالَيْنِ خَالِيًا عَنْ الذِّكْرِ وَأَمَّا الْجَوَابُ عَنْ قَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ " فَقَالَ أَصْحَابُنَا فَمَعْنَاهُ قُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مَعَ مَا قَدْ عَلِمْتُمُوهُ مِنْ قَوْلِ سَمِعَ اللَّهُ

لِمَنْ حَمِدَهُ وَإِنَّمَا خَصَّ هَذَا بِالذِّكْرِ لِأَنَّهُمْ كَانُوا يَسْمَعُونَ جَهْرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَإِنَّ السُّنَّةَ فِيهِ الْجَهْرُ وَلَا يَسْمَعُونَ قَوْلَهُ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ لِأَنَّهُ يَأْتِي بِهِ سِرًّا كَمَا سَبَقَ بَيَانُهُ وَكَانُوا يَعْلَمُونَ قَوْلَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي " مَعَ قَاعِدَةِ التَّأَسِّي بِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُطْلَقًا وَكَانُوا يُوَافِقُونَ فِي سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَلَمْ يَحْتَجْ إلَى الْأَمْرِ بِهِ وَلَا يَعْرِفُونَ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ فَأُمِرُوا بِهِ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ 
Cabang
Madzhab-Madzhab Ulama tentang ucapan pada i'tidal
Telah kami tuturkan bahwa Madzhab kami ucapan tatkala mengangkat kepala dari ruku' adalah Sami'allahu Liman Hamidah, bila sudah seimbang berdiri mengucapkan Rabbana Lakal Hamdu dan sunah mengumpulkan dua dzikir ini bagi imam, makmum dan orang yang shalat sendirian, berpendapat pula 'Atho', Abu Bardah, Muhammad bin Sirin, Ishaq dan Daud. Berkata Abu Hanifah: Imam dan orang yang shalat sendirian mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah saja dan Rabbana Lakal Hamdu bagi makmum saja, pendapat seperti ini diceritakan Ibn Mundzir dari Ibn Mas'ud, Abu Hurairah, Sya'bi, Malik dan Ahmad beliau berkata, Aku sependapat dengan pendapat tersebut. Berkata Tsauri, Al Auza'i, Abu Yusuf, Muhammad dan Ahmad dikumpulkan dua dzikir tersebut bagi imam dan makmum diringkas ucapan Rabbana Lakal Hamdu.
Ulama tersebut berhujjah dengan hadits Abu Hurairah Radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda: "Apabila imam mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah maka ucapkanlah Rabbana Lakal Hamdu, HR. Bukhari dan Muslim, dari Anas serupa hadits tersebut, HR. Bukhari dan Muslim, diriwayatkan Muslim juga dari riwayat Abu Musa.
Para pengikut Syafi'i berhujjah dengan hadits Abu Hurairah Radhiallahu Anhu bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam apabila mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah beliau mengucapkan Allahumma Rabbana WaLakal Hamdu, HR. Bukhari dan Muslim, dari Hudzaifah Radhiallahu Anhu bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam tatkala mengangkat kepalanya mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah Rabbana Lakal Hamdu, HR. Muslim... Dalam shahih Bukhari dari hadits Malik bin Al Huwairits Radhiallahu Anhu bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda: "Shalatlah kamu seperti melihat aku shalat" karenanya setiap orang yang shalat mengumpulkan ucapan tersebut dan karena dzikir tersebut disunahkan bagi imam karenanya disunahkan bagi selainnya seperti tasbih ruku' dan selainnya...
Adapun sanggahan dari hadits Abu Hurairah, Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam apabila imam mengucapkan Sami'allahu Liman Hamidah maka ucapkanlah Rabbana Lakal Hamdu, para pengikut Syafi'i mengatakan maknanya ucapkanlah Rabbana Lakal Hamdu beserta ucapan yang sudah diketahui yaitu Sami'allahu Liman Hamidah, dikhususkan dzikir ini karena para sahabat mendengar Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam mengeraskan bacaan Sami'allahu Liman Hamidah karenanya disunahkan mengerasnya dan mereka tidak mendengar ucapan Rabbana Lakal Hamdu karena Nabi membacanya pelan dan mereka mengetahui ucapan Nabi tersebut seperti sabda Nabi "Shalatlah kamu seperti melihat aku shalat" beserta Qoidah AtTaassiy Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam secara mutlak dan mereka sepakat tentang ucapan Sami'allahu Liman Hamidah karenanya tidak bisa berhujjah dengan perintah tersebut dan mereka tidak tahu ucapan Rabbana Lakal Hamdu karenanya mereka diperintah membacanya.
[Al Majmuu' Syarh al Muhadzdzab III/419-420]

(وَيُسْتَحَبُّ) لَهُ (أَنْ يَرْفَعَ يَدَيْهِ كَمَا سَبَقَ) فِي تَكْبِيرِ الْإِحْرَامِ (حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ) مِنْ الرُّكُوعِ بِأَنْ يَكُونَ ابْتِدَاءُ رَفْعِهِمَا مَعَ ابْتِدَاءِ رَفْعِهِ (قَائِلًا) فِي ارْتِفَاعِهِ لِلِاعْتِدَالِ (سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ) لِلِاتِّبَاعِ رَوَاهُ الشَّيْخَانِ مَعَ خَبَرِ «صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي» وَسَوَاءٌ فِي ذَلِكَ الْإِمَامُ وَغَيْرُهُ وَأَمَّا خَبَرُ «إذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ» فَمَعْنَاهُ قُولُوا ذَلِكَ مَعَ مَا عَلِمْتُمُوهُ مِنْ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ لِعِلْمِهِمْ بِقَوْلِهِ «صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي» مَعَ قَاعِدَةِ التَّأَسِّي بِهِ مُطْلَقًا.
وَإِنَّمَا خَصَّ رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ بِالذِّكْرِ لِأَنَّهُمْ كَانُوا لَا يَسْمَعُونَهُ غَالِبًا وَيَسْمَعُونَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Dan disunahkan mengangkat kedua tangannya seperti saat takbiratul ihram saat ia mengangkat kepalanya dari rukuk, dalam artian awal mengangkat kedua tangannya berbarengan dengan awal mengangkat kepalanya seraya membaca ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ berdasarkan itba’ Nabi pada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim ‘Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat shalatku’.Ketentuan diatas sama bagi seorang imam dan lainnya (makmum, orang yang shalat sendirian).

Sedang hadits ‘bila imam membaca ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ maka ucapkanlah oleh kalian ‘RABBANAA LAKA AL-HAMDU’ artinya adalah ucapkanlah ‘RABBANAA LAKA AL-HAMDU’ bersama dengan ucapan yang telah kalian ketahui yakni ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ sebab para sahabat telah mengetahui bacaan ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ dari shalat yang dikerjakan oleh nabi dengan kaidah taassy secara mutlak.

Adapun dikhususkan penyebutan ROBBANA LAKAL HAMDU karena mereka (para sahabat) tidak mendengar Nabi mengucapkannya terus dan yang mereka dengan hanyalah bacaan SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH.
[Asnaa Al Muthoolib I/158]

وَأَمَّا خَبَرُ «إذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ» فَمَعْنَاهُ قُولُوا ذَلِكَ مَعَ مَا عَلِمْتُمُوهُ مِنْ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ لِعِلْمِهِمْ بِقَوْلِهِ «صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي» مَعَ قَاعِدَةِ التَّأَسِّي بِهِ مُطْلَقًا، وَإِنَّمَا خَصَّ رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ بِالذِّكْرِ؛ لِأَنَّهُمْ كَانُوا لَا يَسْمَعُونَ غَالِبًا وَيَسْمَعُونَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، وَيُسَنُّ الْجَهْرُ بِهَا لِلْإِمَامِ وَالْمُبَلِّغِ إنَّ اُحْتِيجَ إلَيْهِ؛ لِأَنَّهُ ذِكْرُ انْتِقَالٍ وَلَا يَجْهَرُ بِقَوْلِهِ: رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ؛ لِأَنَّهُ ذِكْرُ الرَّفْعِ فَلَمْ يَجْهَرْ بِهِ كَالتَّسْبِيحِ وَغَيْرِهِ وَقَدْ عَمَّتْ الْبَلْوَى بِالْجَهْرِ بِهِ وَتَرْكِ الْجَهْرِ بِالتَّسْمِيعِ؛ لِأَنَّ أَكْثَرَ الْأَئِمَّةِ وَالْمُؤَذِّنِينَ صَارُوا جَهَلَةً بِسُنَّةِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ
[Mughni al Muhtaaj I/367]

Walllahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama