1475. KONDISI YANG SALAM TIDAK WAJIB DIJAWAB DAN TIDAK SUNAH DIUCAPKAN


 Pertanyaan:
Assalamualaikum 
Sya mau bertanya bagaimana hukumnya menjawab salam disaat sedang bersenggama.
Terimakasih
[Darus]

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Pada keadaan tertentu ada keadaan yang tidak disunahkan mengucapkan salam pada mereka, demikian pula tidak berhak mereka menjawab salam itu. Diantaranya ialah orang yang sedang buang hajat atau berada dikamar mandi, beristinja' dan sedang bersenggama (bersetubuh). Karena pada keadaan ini disunahkan tidak berbicara karenanya bila ada orang yang mengucapkan salam ketika keadaan ini tidak wajib dijawab bahkan makruh dijawab. 

KETIKA TIDAK SUNAH MENGUCAPKAN SALAM PADA MEREKA MAKA TIDAK WAJIB DIJAWAB SALAM MEREKA


ولا يندب السلام على قاضي حاجة بول أو غائط أو جماع أو استنجاء... ولا رد عليهم إلا مستمع الخطيب فإنه يجب عليه ذلك بل يكره الرد لقاضي الحاجة والجامع والمستنجي 
قوله: ولا رد عليهم) أي ولا رد واجب عليهم: أي على قاضي الحاجة ومن بعده، لان من لا يستحب السلام عليه لا يلزمه رده لو سلم عليه، إلا ما استثني.
(قوله: بل يكره الرد لقاضي الحاجة إلخ) أي لأنه يسن لهم عدم الكلام مطلقا
“Dan tidak disunahkan mengucapkan salam kepada orang yang sedang buang hajat (semacam) kencing atau berak, JIMA' atau istinja' dan tidak diperkenankan menjawab salam mereka kecuali para jamaah mendengar khothib mengucapkan salam maka wajib menjawabnya bahkan dimakruhkan menjawab salam ketika buang hajat, bersenggama dan beristinja'
(Keterangan pengarang "Dan tidak diperkenankan menjawab salam mereka") artinya dan tidak wajib mereka menjawab, artinya Orang yang buang hajat dan orang yang disebutkan sesudahnya, karena siapa yang tidak dianjurkan beruluk salam pada mereka tidak diwajibkan mereka menjawab salam orang yang beruluk salam kepada mereka kecuali apa yang dikecualikan.
(Keterangan pengarang "Bahkan dimakruhkan menjawab orang yang sedang buang hajat, dst") artinya karena sunah bagi mereka tidak berbicara secara mutlak.
[I'aanah at Thoolibiin I/207]

وَلَوْ سَلَّمَ فِي هَذِهِ الْمَوَاضِعِ الَّتِي لَا يَسْتَحِقُّ فِيهَا جَوَابًا، هَلْ يَشْرَعُ الرَّدُّ؟ فِيهِ تَفْصِيلٌ، أَمَّا الْمُشْتَغِلُ بِالْبَوْلِ وَالْجِمَاعِ وَنَحْوِهِمَا، فَيُكْرَهُ لَهُ الرَّدُّ كَمَا سَبَقَ فِي بَابِ الِاسْتِطَابَةِ
“Seandainya beruluk salam pada keadaan-keadaan ini yang tidak berhak mendapatkan jawaban apakah disyariatkan dijawab? Ditafsil: Adapun yang sedang kencing, bersenggama dan semisal keduanya maka makruh baginya menjadi salam tersebut sebagaimana terdahulu disebutkan pada bab AL ISTITHOOBAH”
[Roudhoh at Thoolibiin X/232]

قَالَ أَصْحَابُنَا إنْ سَلَّمَ فِي حَالَةٍ لَا يُشْرَعُ فِيهَا السَّلَامُ لَمْ يَسْتَحِقَّ جَوَابًا قَالُوا فَمِنْ تِلْكَ الْأَحْوَالِ أَنَّهُ يُكْرَهُ السَّلَامُ عَلَى مُشْتَغِلٍ بِبَوْلٍ أَوْ جِمَاعٍ وَنَحْوِهِمَا وَلَا يَسْتَحِقُّ جَوَابًا وَيُكْرَهُ جَوَابُهُ
[Al Majmuu' Syarh al Muhadzdzab IV/608]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama