1731. BUANG AIR BESAR SAAT PUASA DAPAT MEMBATALKAN PUASA


Foto: YouTube

Pertanyaan:
saya mau tanya ustd, apakah buang air besar bisa membatalkan puasa?
[abc]

Jawaban:
Betul, dan Ulama Syafi'iyah memang sudah membincangkan permasalahan ini. Redaksinya:

1. Dari Kitab Kaasyifah as Sajaa :

قال الأجهوري على الخطيب: ومثل الأصبع غائط خرج منه ولم ينفصل ثم ضم دبره فدخل منه شيء إلى داخله فيفطر حيث تحقق دخول شيء منه بعد بروزه لأنه خرج من معدته مع عدم حاجته إلى الضم وبه يفارق مقعدة المبسور، أفتى بذلك شيخ شيخنا العلامة منصور الطبلاوي
Ajhuri berkata berdasarkan pernyataan Khotib, “Sama dengan masuknya jari-jari adalah tahi yang telah keluar dari dubur dan belum terpotong, kemudian lubang dubur menutup, lalu sebagiantahi yang telah keluar itu masuk kembali ke dalam, maka puasanya menjadi batal sekiranya terbukti sebagian tahi itu ada yang masuk kembali setelah keluar. Alasan batalnya puasa tersebut adalah karena sebagian tahi itu keluar dari lambung seseorang, sedangkan ia sendiri tidak perlu untuk menutup lubang duburnya, tetapi ia malah menutupnya, sehingga menyebabkan puasanya batal. Alasan inilah yang membedakan dari pantat orang yang sakit bawasir.” Demikian ini difatwakan oleh Syaikhi Syaikhina 'Allamah Mansur Toblawi.
[Kaasyifah as Sajaa Fii Syarh Safiinah an Najaa Halaman 121, Cet. Al Haramain]

2. Dari Kitab Hasyiyah Al Bajuri :

وكذلك لو أدخلت المرأة أصبعهما في فرجها عند الاستنجاء كما يفعله بعض النساء الجهلة ومثل ذلك مالو خرج بعض الفضلة الغليظة ثم عاد لاستمساك الطبيعة فيضر، فليتنبه له.
Demikian pula (dapat membatalkan puasa) apabila seorang perempuan memasukkan jarinya pada kemaluannya saat istinja' sebagaimana dilakukan oleh perempuan bodoh, sama juga apabila sebagian kotoran sudah keluar (saat BAB) Kemudian kembali karena ditahan secara alami maka membahayakan (dapat membatalkan puasa) maka ingatlah permasalahan itu.
[Hasyiyah Al Bajuri Ala Ibn Qosim I/291, Cet. Nurul Ilmi Surabaya]

3. Dari Kitab Bughyah Al Mustarsyidiin :

(مسألة) : حاصل ما ذكره في التحفة في مقعدة المبسور أنه لا يفطر بعودها ، وإن أعادها بنحو أصبعه اضطراراً ، ولا يجب غسل ما عليها من القذر على المعتمد ، وأفتى محمد صاح بأنه لو تغوّط فخرج شيء إلى حد الظاهر ثم عاد من غير اختيار لنحو يبوسة الخارج ولم يمكنه قطعه لم يفطر قياساً على ما ذكر. 
[Bughyah Al Mustarsyidiin Halaman 111, Cet. Al Haramain]

Kesimpulannya dari beberapa redaksi tersebut buang kotoran saat puasa dapat membatalkan puasa kalau kotoran itu kembali karena sengaja diputuskan memakai duburnya atau sengaja menutup duburnya, tetapi kalau tidak sengaja maka tidak membatalkan puasa berdasarkan Qoul Syekh Muhammad Sholih yang dikutip Syekh Ba'alawi Al Hadhromi, karena maksud disitu kembalinya kotoran tanpa kendalinya, tetapi kalau dapat ia tahan supaya tidak kembali seperti langsung menekan napas maka dapat membatalkan puasa.

Wallahu A'lamu Bis Shawaab

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama