0118. HAID SAAT BERPUASA

ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·15 OKTOBER 2016

PERTANYAAN  
> Abdullah Al-Jamal
Assalamu'alaikum
Ketika berpuasa kemudian sebelum masuk waktu berbuka kira-kira 5 menit  lah lagi kemudian keluar darah dari kemaluannya apakah puasanya batal  dan apabila ia meneruskan puasanya apa hukumnya.
Syukron katsiron 

JAWABAN
> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi 
Wa'alaikumussalam

Haid  yang datang ketika saat berpuasa dan belum masuk waktu berbuka seketika  itu juga PUASANYA BATAL dan wajib baginya mengqodho'nya serta tidak  diperbolehkan (haram) baginya untuk meneruskan puasanya karena haid  tercegah melakukan kewajiban puasa.

لا  يصح صوم الحائض والنفساء ولا يجب عليهما ويحرم عليهما ويجب قضاؤه وهذا كله  مجمع عليه ولو أمسكت لا بنية الصوم لم تأثم وإنما تأثم إذا نوته وإن كان  لا ينعقد وقد ذكر المصنف هنا وفى باب الحيض دلائل هذا كله مع ما ضممته هناك  إليه 

Tidak sah puasanya wanita haid dan nifas dan  tidak wajib bagi mereka dan haram bagi mereka dan wajib mengqadla'nya,  dan semua itu telah disepakati. Jika ia imsak dengan tanpa niat puasa  maka tidak berdosa karena dosa itu jika ia meniatkannya meskipun  puasanya tidak sah.
Al-Majmu' ala Syarh al-Muhadzdzab VI/257

فالحاصل  أن الردة والجنون والحيض والنفاس والولادة متى طرأ واحد منها في أثناء  اليوم ولو لحظة ضر فيمنع الصحة ، وأن النوم لا يضر ولو استغرق اليوم ، وأن  الإغماء والسكر إن استغرقا اليوم منعا الصحة وإِلا فلا

Maka  kesimpulanya : Sesungguhnya murtad,gila,haid,nifas dan melahirkan jika  salah satunya datang ditengah-tengah hari walau sebentar maka bisa  fatal,dalam arti hukum sahnya puasa itu tercegah
dan  sesungguhnya tidur walaupun menghabiskan hari maka tidak apa-apa/tidak  membatalkan puasa dan sesungguhnya ayan dan mabuk jika menghabiskan hari  maka tercegah sahnya puasa,tapi kalau tidak menghabiskan hari maka  tidak apa-apa (puasanya tetap sah)
Tuhfah al-Habib ala Syarh al-Khothiib III/104

وَيَحْرُمُ  كَمَا فِي الْأَنْوَارِ عَلَى حَائِضٍ وَنُفَسَاءَ الْإِمْسَاكُ أَيْ :  بِنِيَّةِ الصَّوْمِ فَلَا يَجِبُ عَلَيْهِمَا تَعَاطِي مُفْطِرٍ وَكَذَا  فِي نَحْوِ الْعِيدِ خِلَافًا لِمَنْ أَوْجَبَهُ فِيهِ وَذَلِكَ اكْتِفَاءً  بِعَدَمِ النِّيَّةِ

Dan sebagaimana dikatakan dalam  kitab Al-Anwar "Haram bagi wanita haid dan nifas untuk imsak maksudnya  dengan niat puasa. Maka tidak wajib bagi mereka untuk mendapatkan  sesuatu yang membatalkan puasa demikian sebagaimana pada saat Ied (hari  raya) - yang juga tidak wajib melakukan sesuatu yang membatalkan puasa -  berbeda dengan pendapat yang mewajibkan membatalkan puasa. Dan yang  demikian mencukupi dengan tanpa adanya niat.
Karenanya  puasa otomatis batal, tak wajib membatalkan sebagaimana pada saat hari  raya tidak wajib membatalkan puasa di awal hari, karena cukup dengan  tidak adanya niat puasa sudah menggugurkan kedudukan puasanya".
Tuhfah al-Muhtaj 13/373

Wallahu A'lamu Bis Showaab. 

LINK ASAL:
https://www.facebook.com/groups/asawaja/permalink/1123072207740763/

Dokumen FB:
https://www.facebook.com/notes/diskusi-hukum-fiqih-berdasarkan-empat-madzhab/0118-haid-saat-berpuasa/1123613314353319/

Komentari

Lebih baru Lebih lama