0126. KELUAR MANI DIBAWAH USIA 9 TAHUN



  








Pertanyaan:
saya mau tanya ya..
ketika ada laki"dibawah usia 9 tahun mimpi keluar mani apakah dihukumi baligh karena dari referensi yg saya temukan lafadznya 
والاختلام فی االذکر والانثی لتسع سنین
(yg disafinahnya) di kasifahnya juga blum ketemu
mimpi(mimpi keluar mani)bagi laki" dan perempuan usia 9 tahun(batas minimalnya)
usia 9 tahun disitu di khususkan pada perempuan 
laki" tidak terdapat batasan usianya 
apakah pada hukum mimpi keluar mani bagi laki" di muthlakkan...?
[Anshori Isa]

Jawaban:
Salah satu tanda baligh seorang anak ialah mimpi basah, yang dimaksud disini mimpi keluar mani, baik mani mau keluar lalu ditahan tetap dihukumi baligh, baik keluar mani tersebut dalam tidur, jaga dan lain sebagainya.

Adapun untuk usia seorang anak yang keluar mani bagi laki-laki ialah sempurna umur 9 tahun, inilah batasannya berdasarkan pendapat yang Mu'tamad dan dipilih Syeikh Bajuri dan Syarbini. Sedangkan yang dibuat pijakan oleh Syekh Ibn Hajar dan Syeikh Al Islam Zakariya Al Anshari mendekati usia 9 tahun.

Dengan demikian, berpijak pada pendapat yang Mu'tamad dan dipilih kebanyakan Ulama Syafi'iyah bahwa usia anak yang keluar mani yang dihukumi baligh dibatasi anak itu sudah berusia 9 tahun, bila kurang dari usia 9 tahun meskipun keluar mani dan sesuai ciri-ciri mani maka tidak berhukum baligh. Sedangkan menurut sebagian pendapat Yaitu yang dijadikan sandaran oleh Syekh Ibn Hajar dan Syeikh Al Islam Zakariya Al Anshari mendekati usia 9 tahun, sehingga bila kurang dari usia "Mendekati" 9 tahun maka tidak berhukum mani seperti keluar mani pada umur 8 bulan 30 hari juga belum bisa dihukumi baligh. Usia tersebut sama antara laki-laki dan perempuan, ada pendapat yang mengatakan kalau laki-laki dibatasi usia 9 tahun sedangkan wanita berusia mendekati usia 9 tahun.

CATATAN:
Ada pendapat lemah dari kalangan Syafi'iyah yang mengatakan anak laki-laki dihukumi baligh bila keluar mani pada umur setengah 10 tahun yakni 8 tahun setengah. Tapi ini pendapat lemah, pendapat yang kuat seperti diatas.

ﻭﺛﺎﻧﻴﻬﺎ ﺍﻻﺣﺘﻼﻡ ﺃﻱ ﺍﻹﻣﻨﺎﺀ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺨﺮﺝ ﺍﻟﻤﻨﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﻛﺄﻥ ﺃﺣﺴﺐ ﺑﺨﺮﻭﺟﻪ ﻓﺄﻣﺴﻜﻪ ﻭﺳﻮﺍﺀ ﺧﺮﺝ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻘﻪ ﺍﻟﻤﻌﺘﺎﺩ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻊ ﺍﻻﻧﺴﺪﺍﺩ ﺍﻷﺻﻠﻲ ﻭﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﻧﻮﻡ ﺃﻭ ﻳﻘﻈﺔ ﺑﺠﻤﺎﻉ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭﺍﻷﻧﺜﻰ ﻟﺘﺴﻊ ﺳﻨﻴﻦ ﻗﻤﺮﻳﺔ ﺗﺤﺪﻳﺪﻳﺔ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺒﻴﺠﻮﺭﻱ ﻭﺍﻟﺸﺮﺑﻴﻨﻲ ﻭﺍﻟﺬﻱ ﺍﻋﺘﻤﺪﻩ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻭﺷﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺃﻧﻬﺎ ﺗﻘﺮﻳﺒﻴﺔ، ﻭﻧﻘﻞ ﻋﺒﺪﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﺮﻣﻠﻲ ﺃﻧﻬﺎ ﺗﻘﺮﻳﺒﻴﺔ ﻓﻲ ﺍﻷﻧﺜﻰ ﻭﺗﺤﺪﻳﺪﻳﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺬﻛﺮ.
[Kaasyifah as Sajaa I/75, Daar al Haawi]

أَوْ إمْنَاءٍ) لِآيَةِ {وَإِذَا بَلَغَ الأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ} [النور: 59] وَالْحُلُمُ الِاحْتِلَامُ وَهُوَ لُغَةً مَا يَرَاهُ النَّائِمُ وَالْمُرَادُ بِهِ هُنَا خُرُوجُ الْمَنِيِّ فِي نَوْمٍ أَوْ يَقِظَةٍ بِجِمَاعٍ أَوْ غَيْرِهِ (وَإِمْكَانُهُ) أَيْ وَقْتَ إمْكَانِ الْإِمْنَاءِ (كَمَالُ تِسْعِ سِنِينَ) قَمَرِيَّةٍ بِالِاسْتِقْرَاءِ وَالظَّاهِرُ أَنَّهَا تَقْرِيبِيَّةٌ كَمَا فِي الْحَيْضِ
قَوْلُهُ: كَمَا فِي الْحَيْضِ) الْمُعْتَمَدُ أَنَّهَا تَحْدِيدِيَّةٌ هُنَا وَتَقْرِيبِيَّةٌ فِي الْحَيْضِ وَفَرَّقَ بَيْنَهُمَا بِأَنَّ الْحَيْضَ ضُبِطَ لَهُ أَقَلُّ وَأَكْثَرُ فَالزَّمَنُ الَّذِي لَا يَسَعُ أَقَلَّ الْحَيْضِ وَالطُّهْرِ وُجُودُهُ كَالْعَدَمِ بِخِلَافِ الْمَنِيِّ شَرْحُ م ر
[Hasyiyah Bujairomi ala Syarh al Manhaj II/433]

قَوْلُهُ كَمَالِ تِسْعِ سِنِينَ) وَقِيلَ فِي الصَّبِيِّ نِصْفُ الْعَاشِرَةِ وَقِيلَ تَمَامُهَا وَقِيلَ فِي الصَّبِيَّةِ نِصْفُ التَّاسِعَةِ وَقِيلَ أَوَّلُهَا اهـ.
وَلَكِنْ لَا يُحْكَمُ بِبُلُوغِهَا إلَّا بَعْدَ التَّاسِعَةِ وَوَافَقَ عَلَيْهِ م ر ثُمَّ ظَهَرَ لِي خِلَافُهُ؛ لِأَنَّهُمْ قَيَّدُوا مَسْأَلَةَ الصَّبِيِّ بِمَا إذَا أَمْكَنَ بُلُوغُهُ بِالِاحْتِلَامِ، وَهُنَا لَا يُمْكِنُ الْبُلُوغُ بِالِاحْتِلَامِ قَبْلَ تَمَامِ التَّاسِعَةِ وَالْوَجْهُ عَدَمُ اللُّحُوقُ اهـ. سم قَوْلُهُ وَالظَّاهِرُ أَنَّهَا تَقْرِيبِيَّةٌ إلَخْ الْمُعْتَمَدُ أَنَّهَا تَحْدِيدِيَّةٌ وَيُفَرَّقُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْحَيْضِ بِأَنَّ الْحَيْضَ ضَبْطٌ لَهُ أَقَلُّ وَأَكْثَرُ فَالزَّمَنُ الَّذِي لَا يَسَعُ الْحَيْضَ وَالطُّهْرَ وُجُودُهُ كَالْعَدَمِ قَالَهُ شَيْخُنَا
وَاعْتَمَدَ طب وحج مَا قَالَهُ الشَّارِحُ أَنَّهَا تَقْرِيبِيَّةٌ وَبَحَثَهُ أَيْضًا فِي شَرْحِ الرَّوْضِ اهـ. شَوْبَرِيٌّ (قَوْلُهُ وَالظَّاهِرُ أَنَّهَا تَقْرِيبِيَّةٌ) أَيْ فَلَا يَضُرُّ نَقْصَهَا 
[Hasyiyah al Jamal ala Syarh al Manhaj III/337]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama