0430. HUKUM MEMAKAI SUSUK DAN KAITANNYA SETELAH MENINGGAL DAN HUKUM MEMILIKI KHODOM GHOIB

ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·17 DESEMBER 2016

PERTANYAAN 
> Lukman Hakim
15 Desember pukul 21:30
Assalamualaikum....... Tanya pak kyai, pa hukumnya pke susuk,,,, n pa hukumnya pke ilmu qodam jin,,, sukron.

JAWABAN
> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi 
Wa'alaikumussalam

Hukum memakai susuk diperbolehkan dengan dua ketentuan
~ Tujuannya dibenarkan oleh Syariat 
~ Tidak membahayakan; baik badan maupun akal

فَرْعٌ : وَقَعَ السُّؤَالُ عَنْ دَقِّ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَأَكْلِهِمَا مُفْرَدَيْنِ أَوْ مَعَ انْضِمَامِهِمَا لِغَيْرِهِمَا مِنْ الْأَدْوِيَةِ هَلْ يَجُوزُ ذَلِكَ كَغَيْرِهِ مِنْ سَائِرِ الْأَدْوِيَةِ أَمْ لَا يَجُوزُ لِمَا فِيهِ مِنْ إضَاعَةِ الْمَالِ ؟ فَأَجَبْت عَنْهُ بِقَوْلِي : إنَّ الظَّاهِرَ أَنْ يُقَالَ فِيهِ إنَّ الْجَوَازَ لَا شَكَّ فِيهِ حَيْثُ تَرَتَّبَ عَلَيْهِ نَفْعٌ ، بَلْ وَكَذَا إنْ لَمْ يَحْصُلْ مِنْهُ ذَلِكَ لِتَصْرِيحِهِمْ فِي الْأَطْعِمَةِ بِأَنَّ الْحِجَارَةَ وَنَحْوَهَا لَا يَحْرُمُ مِنْهَا إلَّا مَا أَضَرَّ بِالْبَدَنِ أَوْ الْعَقْلِ .
وَأَمَّا تَعْلِيلُ الْحُرْمَةِ بِإِضَاعَةِ الْمَالِ فَمَمْنُوعٌ لِأَنَّ الْإِضَاعَةَ إنَّمَا تَحْرُمُ حَيْثُ لَمْ تَكُنْ لِغَرَضٍ وَمَا هُنَا لِقَصْدِ التَّدَاوِي وَصَرَّحُوا بِجَوَازِ التَّدَاوِي بِاللُّؤْلُؤِ فِي الِاكْتِحَالِ وَغَيْرِهِ ، وَرُبَّمَا زَادَتْ قِيمَتُهُ عَلَى الذَّهَبِ ع ش عَلَى م ر .

CABANG
Ada pertanyaan tentang melebur emas atau perak dan memakannya secara langsung atau disertai benda lainnya seperti obat-obatan, bolehkah perbuatan semacam ini sebagaimana diperbolehkan bentuk-bentuk pengobatan lainnya, ataukah tidak boleh karena didalamnya mengandung unsure ‘menyia-nyiakan harta’ ?
Jawabanku “Dalam hal ini secara zhahirnya semestinya dikatakan boleh karena didalamnya terdapat kemanfaatan, bahkan sekalipun tidak terjadi manfaatpun karena penjelasan ulama dalam bab makanan bahwa memakan batu dan sejenisnya tudak haram kecuali bila berdampak negatife pada tubuh atau akal.
Sedangkan alasan ‘menyia-nyiakan harta’ yang dilarang bila tanpa ada tujuan, sedang dalam masalah ini terdapat tujuan untuk pengobatan, para ulama menjelaskan bolehnya berobat memakai mutiara yang dipakai buat celak, yang sementara keberadaan mutiara harganya melebihi emas
Hasyiyah al-Bujairomi ala al-Khathiib I/362

Wallahu A'lamu Bis Showaab 

> Lukman Hakim 
Yg namanya susuk tu pasti memberi kemanfa'atan d dlam jasad dhohiryah, tpi ketika orang yg pke susuk tu mo meninggal pa gak membahayakan d dlm jasad rohanyah. 

> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi 
Bila orang yang memakai susuk meninggal dunia maka tidak wajib dikeluarkan

ﻟﻠﻤﺎﻝ ﺇﺫﺍ ﺩﻓﻦ ﻣﻌﻪ) ﺃﻱ ﺃﻭ ﻭﻗﻊ ﻓﻴﻪ ﻣﺎﻝ ﺧﺎﺗﻢ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻩ ( ﻓﻴﺠﺐ ﻧﺒﺸﻪ ﻭﺇﻥ ﺗﻐﻴﺮ ﻷﺧﺬﻩ ﺳﻮﺍﺀ ﺃﻃﻠﺒﻪ ﻣﺎﻟﻜﻪ ﺃﻡ ﻻ، ﻭﻣﺜﻠﻪ ﻣﺎ ﻟﻮ ﺩﻓﻦ ﻓﻲ ﻣﻐﺼﻮﺏ ﻣﻦ ﺃﺭﺽ ﺃﻭ ﺛﻮﺏ ﻭﻭﺟﺪ ﻣﺎ ﻳﺪﻓﻦ ﺃﻭ ﻳﻜﻔﻦ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﻴﺠﺐ ﻧﺒﺸﻪ ﻭﺇﻥ ﺗﻐﻴﺮ ﻟﻴﺮﺩ ﻛﻞ ﻟﺼﺎﺣﺒﻪ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺮﺽ ﺑﺒﻘﺎﺋﻪ ﺃﻱ ﺇﺫﺍ ﻃﻠﺐ ﻣﺎﻟﻜﻪ ﻭﺇﻻ ﻓﻼ، ﻭﻟﻮ ﺑﻠﻊ ﻣﺎﻻً ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻭﻣﺎﺕ ﻟﻢ ﻳﻨﺒﺶ ﺃﻭ ﻣﺎﻝ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﻃﻠﺒﻪ ﻣﺎﻟﻜﻪ ﻧﺒﺶ ﻭﺷﻖ ﺟﻮﻓﻪ ﻭﺃﺧﺮﺟﻪ ﻣﻨﻪ ﻭﺭﺩ ﻟﺼﺎﺣﺒﻪ ﺇﻻ ﺇﺫﺍ ﺿﻤﻨﻪ ﺍﻟﻮﺭﺛﺔ ﻓﻼ ﻳﺸﻖ ﺣﻴﻨﺌﺬٍ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻌﺘﻤﺪ 

ﻣﻐﻨﻲ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ - ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺍﻟﺸﺮﺑﻴﻨﻲ - ﺝ ١ - ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ ٣٦٦ 
ﻭﻟﻮ ﺑﻠﻊ ﻣﺎﻻ ﻟﻐﻴﺮﻩ ﻭﻃﻠﺒﻪ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﻭﺿﺔ ﻭﻟﻢ ﻳﻀﻤﻦ ﻣﺜﻠﻪ ﺃﻭ ﻗﻴﻤﺘﻪ ﺃﺣﺪ ﻣﻥ ﺍﻟﻮﺭﺛﺔ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻫﻢ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﻭﺿﺔ ﻧﺒﺶ ﻭﺷﻖ ﺟﻮﻓﻪ ﻭﺃﺧﺮﺝ ﻣﻨﻪ ﻭﺭﺩ ﻟﺼﺎﺣﺒﻪ. ﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ: ﻭﺍﻟﺘﻘﻴﻴﺪ ﺑﻌﺪﻡ ﺍﻟﻀﻤﺎﻥ ﻏﺮﻳﺐ، ﻭﺍﻟﻤﺸﻬﻮﺭ ﻟﻸﺻﺤﺎﺏ ﺇﻃﻼﻕ ﺍﻟﺸﻖ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺗﻘﻴﻴﺪ. ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺰﺭﻛﺸﻲ: ﻭﻓﻴﻤﺎ ﻗﺎﻟﻪ ﻧﻈﺮ، ﻓﻘﺪ ﺣﻜﻰ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻻﺳﺘﺜﻨﺎﺀ ﻋﻦ ﺍﻷﺻﺤﺎﺏ ﻭﻗﺎﻝ: ﻻ ﺧﻼﻑ ﻓﻴﻪ، ﻭﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﻷﻭﺟﻪ ﺇﻻ ﺇﻥ ﺍﺑﺘﻠﻊ ﻣﺎﻝ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻼ ﻳﻨﺒﺶ ﻭﻻ ﻳﺸﻖ ﻻﺳﺘﻬﻼﻛﻪ ﻣﺎ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺣﺎﻝ ﺣﻴﺎﺗﻪ 
_______________________________
>Ismidar Abdurrahman As-Sanusi 
Memiliki khodom jin boleh dengan syarat bahwa ia hanya sebagai perantara

- Kitab Al Ajwibatul Gholiyah fii aqidati firqotin naajiyyah
س: فهل يجوز طلب الإغاثة من غير الله ؟
ج: نعم، يجوز طلبها من غيره تعالى باعتبار أنَّ المخلوق - المستغاث به - سبب و واسطة، فإن الإغاثة وإن كانت من الله عز وجل على الحقيقة فلا ينافي أن الله تعالى جعل لذلك أسباباً و وسائط أعدَّها له، والدليل على ذلك قوله صلى الله عليه وسلم: (( والله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه )) رواه مسلم . وقوله صلى الله عليه وسلم في حقوق الطريق: (( وأن تغيثوا الملهوف وتهدوا الضال )) رواه أبو داود . فنسب الإغاثة إلى العبد وأضافها إليه وندب العباد أن يعين بعضهم بعضا ، فالمستعين بغير لله لا يطلب منه أن يخلق شيئاً وإنما قصده منه أن يدعو الله له في تخليصه من شدة مثلاً .
(1/65)
... س: ما الدليل على مشروعية الاستغاثة ؟
ج: لذلك أدلة كثيرة، منها ما رواه البخاري في صحيحه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( إنَّ الشمس تدنو يوم القيامة حتى يبلغ العرق نصف الإذن، فبينما هم كذلك استغاثوا بآدم ثم بموسى ثم بمحمد صلى الله عليه وسلم ... )) الحديث، فقد أجمع أهل الموقف كلهم على جواز الاستغاثة بالأنبياء عليهم السلام وذلك بإلهام من الله تعالى لهم وفي ذلك أدلّ دليل على مشروعية الاستغاثة بغير الله . ومنها ما رواه الطبراني أنه صلى الله عليه وسلم قال: (( إذا ضل أحدكم - أي عن الطريق - أو أراد عوناً وهو بأرض ليس فيها أنيس، فليقل: ياعباد الله أغيثوني )) وفي رواية: (( أعينوني فإن لله عباداً لا ترونهم )) . فهذا الحديث صريح في جواز الاستغاثة والنداء بالغائبين من الأحياء والأموات، والله أعلم .

Soal: Bolehkah meminta tolong kepada selain Allah ?

Jawaban: Ya boleh meminta pertolongan kepada selain daripada Allah dengan keyakinan bahwa makhluk yang dimintai pertolongan adalah sebagai sebab dan perantara, maka sesungguh pertolongan itu dari Allah secara haqiqi dan tidak bisa dinafikan bahwa pertolongan Allah itu memiliki sebab sebab dan perantara.
Perantara yang Allah sediakan untuk manusia dan dalil itu ialah sabda rasulullah: "Allah akan menolong hambanya selagi hambanya menolong saudaranya". (HR Muslim) 

Dan sabda rosulullah mengenai hak hak jalan : "Hendaklah kamu menolong orang yang Mengeluh dan memberi petunjuk kepada orang yang tersesat dijalan".(HR Abu dawud ).

Maka dinisbahkan pertolongan itu kepada hamba dan disandarkan kepadanya dan disunnahkan bagi seorang hambah menolong hambah yang lainnya. Maka yang dimintai pertolongan kepada selain Allah tidak harus dituntut dapat menciptakan sesuatu dan sesungguhnya ia itu bermaksud berdoa memohon kepada Allah untuk melepaskan kesulitan itu sebagai misal. 

Soal : Apa dalil syariat tentang itu ?

Jawaban: Dalil tentang itu banyak, diantaranya hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam shohihnya rasul bersabda: "Sesungguhnya didekat matahari pada hari kiamat nanti sehingga keringat bercucuran sampai ketelinga manusia meminta tolong kepada nabi Adam kemudian nabi Musa lalu kepada nabi Muhammad shollahu alaihi wasallam". (Al Hadis).

Telah sepakat Ahlu tauqif semuanya bolehnya meminta tolong kepada Para nabi itu dengan ilham dari Allah berkaitan dengan itu pula terdapat dalil syara' bolehnya meminta pertolongan selain dari Allah diantaranya hadits riwayat Thabrani Nabi bersabda: "Apabila diantara kamu tersesat disuatu jalan dan mengharapkan pertolongan yang mana ditempat itu tidak ada seorang pun manusia maka katakanlah: "Wahai hamba Allah Aghitsuni (tolonglah aku) dalam suatu riwayat (a'inuni ) maka sesunggunya Allah memiliki hamba hamba yang mana engkau tidak melihat mereka. Hadits ini maknanya terang dalam hal kebolehan memohon pertolongan dan menyeru yang ghaib bagi yang hidup maupun yang sudah mati. 
Wallahu a'lam

Catatan: Memiliki dan meminta bantuan Khodam jin muslim adalah BOLEH. Asalkan diyakini hanya sebagai sebab dan perantara , sedangkan memohon bantuan kepada khodam jin kafir adalah HARAM
Wallahu A'lamu Bis Showaab 


Komentari

Lebih baru Lebih lama