Pertanyaan:
Assalamu alaikum...
Mau tanya yaii..
Bagaimana jika anak ayam di pisah dari induknya dengan tujuan agar anak ayam lebih maksimal diurus...🙏
Boleh apa tdk...???
[Abdul Torik Al Chusain]
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakaatuh
Hasil diskusi dari salah satu grup Facebook yang saya pernah ikut andil didalamnya, semoga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan ini:
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
DOKUMENTASI HASIL TANYA JAWAB DI GRUP
MENURUT 4 MADZHAB (487)
By : Perpustakaan Hadits
TEMA : "Memisahkan anak hewan dengan induknnya"
🍀PERTANYAAN DARI
Khalim Halim
Bolehkah menjual induk kambing yang
baru lahiran tapi tanpa anaknya ?
🍀DIJAWAB OLEH
✅1. Ustadz Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakaatuh
Memisahkan anak hewan tidak diperbolehkan kecuali ia bisa hidup tanpa air susu induknya, kecuali bertujuan menyembelih anak hewan tersebut, bila tidak demikian hukumnya haram dan jual-belinya pun dianggap batal.
ويجوز تفريق ولد البهيمة إن استغنى عن أمه بلبن أو غيره، لكن يكره في الرضيع: كتفريق الآدمي المميز قبل البلوغ عن الام، فإن لم يستغن عن اللبن، حرم وبطل، إلا إن كان لغرض الذبح، لكن بحث السبكي حرمة ذبح أمه مع بقائه.
(قوله: ويجوز تفريق ولد البهيمة) أي بذبح له أو لأمه، وبنحو بيع كذلك.
(وقوله: إن استغنى عن أمه) قيد في جواز التفريق، لكن النسبة لما إذا كان بنحو البيع له أو لها أو بالذبح لها، أما إذا كان بالذبح له فلا يحتاج إلى هذا التقييد، لأنه يجوز ذبحه مطلقا، استغنى أولا - كما صرح به في الروض وشرحه - (وقوله: بلبن) أي لغير أمه.
(وقوله: أو غيره) أي غير اللبن، كعلف.
(قوله: لكن يكره) أي التفريق في هذه الحالة، ومحل الكراهة ما لم يكن لغرض الذبح له، وإلا فلا كراهة - كما نص عليه في شرح الروض - وعبارته: لكن مع الكراهة ما دام رضيعا، إلا لغرض صحيح كالذبح.
اه.
(قوله: كفريق الآدمي المميز) أي ككراهة ذلك.
(وقوله: قبل البلوغ) في النهاية: ويكره التفريق بعد التمييز وبعد البلوغ أيضا، لما فيه من التشويش، والعقد صحيح.
اه.
(قوله: فإن لم يستغن إلخ) مقابل إن استغنى عن أمه.
(وقوله: عن اللبن) المناسب أن يقول عنها بلبن أو غيره، ويكون الضمير عائدا على الأم المتقدم ذكرها.
(قوله: حرم) أي التفريق مطلقا، ببيع أو غيره، حتى يصح الاستثناء بعده.
(وقوله: وبطل) أي التصرف فيه بنحو البيع، فالفاعل يعود على معلوم.
وعبارة شرح الروض: فإن لم يستغن: حرم البيع، وبطل، إلا لغرض الذبح.
اه.
فلو صنع مثل صنيعه في إظهار فاعل حرم لكان أولى.
(قوله: إلا أن كان لغرض الذبح) استثناء من الحرمة والبطلان، أي يحرم ما ذكر من التفريق، ويبطل التصرف إلا إن كان ذلك لغرض الذبح له أو لأمه، فلا حرمة، ولا بطلان.
(قوله: لكن بحث السبكي إلخ) استدراك من الاستثناء.
(وقوله: حرمة ذبح أمه مع بقائه) أي الولد.
وفرض المسألة في حالة عدم الاستغناء، أما في حالة الاستغناء، فلا حرمة بالاتفاق
“Dan diperbolehkan memisahkan anak binatang jika ia mampu tidak memerlukan induknya dengan air susu atau lainnya, tapi dihukumi makruh saat masih menyusu seperti memisahkan anak manusia yang sudah mumayyiz dari ibunya sebelum baligh. Ketika ia tidak bertahan dari susu (selain induknya) haram memisahkan antara dia dan induknya dan batal kecuali bertujuan menyembelih, kendatipun As Subki membahas keharaman menyembelih induknya saat anaknya masih hidup.
(Keterangan Pengarang "Dan diperbolehkan memisahkan anak hewan") artinya dengan menyembelih ia atau induknya dan Semisal menjualnya demikian pula.
(Keterangan Pengarang "Bila mampu tidak memerlukan induknya") penyebutan ini menyebutkan pembatasan boleh memisahkan, tapi dinisbatkan bila semacam menjual anak hewan atau induknya atau dengan menyembelih induknya. Sedangkan bila untuk menyembelih anak hewan maka tidak butuh pembatasan ini karena boleh menyembelihnya secara mutlak, mampu bertahan hidup atau tidak sebagaimana dijelaskan dalam kitab Ar Raudh dan Syarhnya.
(Keterangannya "Dengan susu") artinya selain susu induknya. Dan keterangannya "Atau selainnya" artinya selain air susu seperti makanan hewan
(Keterangan Pengarang "Tapi makruh") artinya memisahkan pada keadaan ini. Letak kemakruhan tersebut selagi tidak bertujuan menyembelih anak hewan tersebut jika tidak maka tidak dimakruhkan sebagaimana nas pada Syarh Ar Raudh, redaksinya : Tapi beserta hukum Makruh selagi masih menyusu kecuali ada tujuan yang benar seperti menyembelih, habis.
(Keterangan Pengarang "Seperti memisahkan anak manusia yang mumayyiz") artinya seperti kemakruhan tersebut itu.
(Keterangannya "Sebelum baligh") dalam kitab An Nihaayah disebutkan: Makruh memisahkan sesudah mumayyiz dan sesudah baligh juga karena mengakibatkan mengganggu dan akad yang benar, habis.
(Keterangan Pengarang "Sedangkan bila ia tidak bisa bertahan hidup") ini menyebutkan lawan jika dapat bertahan hidup dari induknya.
(Keterangannya "Dari air susu") yang pas mengucapkan dengan air susu atau lainnya. Dhamir merujuk kepada induk yang disebutkan terdahulu.
(Keterangannya "Haram") artinya memisahkan secara mutlak dengan cara menjual atau selainnya hingga sah mengecualikan sesudahnya.
(Keterangannya "Dan BATAL") artinya tasaruf padanya dengan semacam menjual, Fa'il merujuk kepada yang Maklum. Redaksi Syarh Ar Raudh: Bila tidak bisa bertahan hidup haram menjual dan batal kecuali bertujuan menyembelih, habis. Kalau menyertakan penyebutan yang menampakkan Fa'il haram akankah lebih utama.
(Keterangan Pengarang "Kecuali bertujuan menyembelih") Penyebutan pengecualian keharaman dan kebatalan, artinya haram memisahkan yang disebabkan itu dan batal tasaruf kecuali bertujuan menyembelih anak hewan atau induknya, karenanya tidak haram dan tidak batal.
(Keterangan Pengarang "Tapi As Subki membahas") Menyebutkan perbaikan dari pengecualian.
(Keterangannya "Haram menyembelih induknya beserta hidupnya") artinya anak hewan tersebut. Penyebutan Masalah tersebut saat keadaan tanpa hajat padanya, sedangkan pada keadaan berhajat maka tidak haram dengan kesepakatan Ulama.
[Hasyiyah I'aanah at Thaalibiin III/23]
Wallahu A'lamu Bis Shawaab
✅2. Rina Leriyani I
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Tidak boleh , harus nunggu dulu anaknya sampai mandiri.
Wahbah Az Zuhaili berkata
بيع الأم دون ولدها الصغير أو بيعه دونها: لايجوز حتى يستغني الولد، بسبب التفريق بينهما، وقد نهى النبي صلّى الله عليه وسلم عن التفريق بين المحارم، فقال: «من فرّق بين والدة وولدها، فرق الله بينه وبين أحبته يوم القيامة» وأجاز المالكية التفريق بين الولد وبين والده، لكن ورد النهي عن ذلك أيضاً: «لعن رسول الله صلّى الله عليه وسلم من فرق بين الوالد وولده، وبين الأخ وأخيه» فهذا إن صح أولى بالعمل. وحكم البيع الأول أنه فاسد لاينعقد في رأي الجمهور. وقال أبو حنيفة: إنه ينعقد البيع.
Jual beli seperti ini tidak boleh sampai anaknya dapat mandiri, karena pemisahan antara keduanya. Nabi ﷺ telah melarang pemisahan orang orang yang memiliki hubungan mahram di antara mereka. Beliau bersabda,
"Barang siapa yang memisahkan antara ibu dan anaknya, maka Allah akan memisahkannya dengan orang-orang yang dicintainya pada hari Kiamat.
Ullama Malikiyah membolehkan pemisahan antara anak dan bapaknya. Akan tetapi, terdapatjuga larangan tentang hal tersebut, "Rasulullah melaknat orang yang memisahkan bapak dan anaknya, saudara dan saudaranya."
Dalil ini jika shahih maka lebih utama untuk diamalkan.
Hukum jual beli yang pertama adalah tidak sah menurut jumhur ulama. Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa jual beli tersebut sah.
(Alfiqhul islam wa adilatuhu juz IV/514)
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi)
Link Diskusi:
