0706. CARA MENUNTASKAN AIR KENCING SAAT BUANG AIR

Pertanyaan:
Assalamualaikum
Numpang nanya?
Setelah kita kencing,habis tu kita basuh zakar kita setelah kita basuh zakar kita habis tu keluar lagi kencing yg tersisa!
Pertanyaan nya?
Bagaimana cara nya supaya kencing kita habis keluar?
[Husairi Al Qusyairi]

Jawaban:
Walaikumsalam

Supaya kencing tuntas ketika selesai kencing maka para Ulama menganjurkan agar setelah kencing berdehem dan mengurut kelaminnya ini dilakukan tiga kali kalau dipandang perlu dan cukup sekali bila sudah dianggap memadai agar kencing tuntas. Hukum mengurut kelamin ini juga berlaku bagi wanita, sedangkan prakteknya cukup mengurut bagian atasnya 😀

وَيُسَنُّ أَنْ يَسْتَبْرِئَ مِنْ الْبَوْلِ عِنْدَ انْقِطَاعِهِ بِنَحْوِ تَنَحْنُحٍ وَنَتْرِ ذَكَرٍ. قَالَ فِي الْمَجْمُوعِ: وَالْمُخْتَارُ أَنَّ ذَلِكَ يَخْتَلِفُ بِاخْتِلَافِ النَّاسِ، وَالْقَصْدُ أَنْ يَظُنَّ أَنَّهُ لَمْ يَبْقَ بِمَجْرَى الْبَوْلِ شَيْءٌ يَخَافُ خُرُوجَهُ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَحْصُلُ هَذَا بِأَدْنَى عَصْرٍ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَحْتَاجُ إلَى تَكَرُّرِهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَحْتَاجُ إلَى تَنَحْنُحٍ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يَحْتَاجُ إلَى شَيْءٍ مِنْ هَذَا، وَيَنْبَغِي لِكُلِّ أَحَدٍ أَنْ لَا يَنْتَهِيَ إلَى حَدِّ الْوَسْوَسَةِ
Disunnahkan berusaha menuntaskan dari sisa air kencing nya dengan cara berdehem dan mengurut kelaminnya. Imam Nawawi dalam kitab Al Majmuu' berkata: "Pendapat yang terpilih sesungguhnya dalam hal ini tergantung perseseorangan, lain orang bisa lain cara, yang menjadi tujuan utama dalam hal ini agar punya dugaan bahwa tidak ada seseuatupun yang tertinggal pada jalannya kencing, yang di khawatirkan akan keluar lagi. Sebagian orang ada yg cukup dengan hanya di urut sedikit, ada yang butuh diurut berulang ulang kali, ada yg hanya cukup berdehem saja, dan yg tidak butuh di urut dan berdehem dan lain sebagainya dan sebaiknya melakukan hal tersebut jangan sampai terbilang wawas".
[Hasyiyah Bujairimi ala al Khotib I/198]

TAMBAHAN:
Adapun peraktek mengurut dzakar dengan cara mengurut perlahan yang dimulai dari bagian dubur sampai ke kepala dzakar, lalu mengembalikan pada awal dan seterusnya dengan menggunakan jari telunjuk bagian kiri dan jari jempol, ini bagi laki-laki, sedangkan bagi wanita dengan cara jari tangan kiri diletakkan pada bagian atas kemaluan dan terus mengurutnya. Ketentuan mengurut kelamin juga berlaku saat berak, dengan prakteknya di dubur.

 قَوْلُهُ: (وَيُسَنُّ أَنْ يَسْتَبْرِئَ مِنْ الْبَوْلِ) قَالَ شَيْخُنَا م ر: وَكَذَا مِنْ الْغَائِطِ ق ل. قَالَ ع ش عَلَى م ر: وَانْظُرْ بِمَاذَا يَحْصُلُ فَإِنِّي لَمْ أَرَ فِيهِ شَيْئًا، وَقِيَاسُ مَا فِي الْمَرْأَةِ أَنَّهُ يَضَعُ الْيُسْرَى عَلَى مَجْرَى الْغَائِطِ وَيَتَحَامَلُ عَلَيْهِ لِيَخْرُجَ مَا فِيهِ مِنْ الْفَضَلَاتِ إنْ كَانَتْ، وَقَدْ يُؤْخَذُ ذَلِكَ مِنْ قَوْلِ ابْنِ حَجَرٍ فِي جُمْلَةِ الصُّوَرِ الْمُحَصِّلَةِ لِلِاسْتِبْرَاءِ وَمَسْحِ ذَكَرٍ وَأُنْثَى مَجَامِعَ الْعُرُوقِ بِيَدِهِ. اهـ.

قَوْلُهُ: (عِنْدَ انْقِطَاعِهِ) أَيْ بَعْدَهُ.

قَوْلُهُ: (وَنَتْرِ ذَكَرٍ) بِالتَّاءِ الْمُثَنَّاةِ. قَالَ فِي شَرْحِ الرَّوْضِ: وَكَيْفِيَّةُ النَّتْرِ أَنْ يَمْسَحَ بِيُسْرَاهُ مِنْ دُبُرِهِ إلَى رَأْسِ ذَكَرِهِ، وَيُعِيدُهُ بِلُطْفٍ لِيَخْرُجَ مَا بَقِيَ إنْ كَانَ، وَيَكُونُ ذَلِكَ بِالْإِبْهَامِ وَالْمُسَبِّحَةِ؛ لِأَنَّهُ يَتَمَكَّنُ بِهِمَا مِنْ الْإِحَاطَةِ بِالذَّكَرِ، وَتَضَعُ الْمَرْأَةُ أَصَابِعَ يَدِهَا الْيُسْرَى عَلَى عَانَتِهَا. اهـ.
[Hasyiyah Bujairimi ala al Khotib I/198]

Walllahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama