0715. PERLUKAH KENTUT DISUCIKAN?

Pertanyaan:
Asslamualaikum mau tanya dlu 
Klo kita kentut sebelum wudu apa harus kita cuci atau langsung wudu hukumnya apa wajib di cucui apa gimana?? ya
Mohon ilmunya sodara 😊
[Dari: Apriadi Ahmad]

Jawaban:
Walaikumsalam

Kentut pada dasarnya suci dan tidak dihukumi najis karenanya meng-istinja'-kannya atau menyucikannya tidak disyariatkan bahkan berpijak pada pendapat yang shahih mensucikannya tergolong bid'ah, makruh bahkan ada yang mengatakan berdosa, meskipun begitu, kalau kentut dalam keadaan basah seumpama dalam air ada sebagian Ulama mengatakan najis. Oleh karenanya, jika kentut dalam keadaan tidak basah tidak disyariatkan disucikan bahkan makruh dilakukan dan dikategorikan bid'ah.

لَا يجب من الرّيح بل قَالَ الْأَصْحَاب لَا يسْتَحبّ بل قَالَ الْجِرْجَانِيّ إِنَّه مَكْرُوه قَالَ الشَّيْخ نصر إِنَّه بِدعَة وَيَأْثَم بِهِ قَالَ النَّوَوِيّ فِي شرح الْمُهَذّب أما قَوْله بِدعَة فَصَحِيح وَأما الْإِثْم فَلَا إِلَّا أَن يعْتَقد وُجُوبه مَعَ علمه بِعَدَمِهِ وَقَالَ ابْن الرّفْعَة إِذا كَانَ الْمحل رطبا يَنْبَغِي أَن يَجِيء فِي وجوب الِاسْتِنْجَاء مِنْهُ خلاف بِنَاء على نَجَاسَة دُخان النَّجَاسَة كَمَا قيل بِمثلِهِ فِي تنجس الثَّوْب الَّذِي يُصِيبهُ وَهُوَ رطب 
“Tidak wajib (meng-istinja'-kan) kentut bahkan pengikut Syafi'i mengatakan tidak dianjurkan, bahkan Al Jurjaani mengatakan makruh, Berkata Syekh Nashr: Bid'ah dan berdosa pelakunya. Dalam syarh Al Muhadzdzab an Nawawi berkata: Sedangkan ungkapan bid'ah shahih, adapun berdosa tidak kecuali beri'tikad wajibnya beserta mengetahui dia dan tidaknya. Berkata Ibn Rif'ah: Bila tempat (kentut) basah seharusnya wajib meng-istinja'-kannya disamakan dukhan najis sebagaimana dikatakan najis pakaian yang mengenainya dalam keadaan basah”
[Kifaayah Al Akhyar Halaman 32]

Walllahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama