0858. BATASAN WAJAH WANITA YANG WAJIB DITUTUP SAAT SHALAT

Pertanyaan:
>> Kadut Kadut
Mau tanya pak ustadz kalo aurat wanita ketika solat selain telapak tngan dan wajah,,
yg mau di tanyakan batas wajah sampai mana ,,
apakah dagu termasuk aurat sementara sering saya lihat mukena suka Nyampe dagu di tarik lg malah agk ke leher,,, apakah termasuk aurat

Jawaban:
>> Gubuq
Menurut Ustadz Buya Yahya dalam ceramahnya yang telah diunggah dalam channel Youtube Al-Bahjah TV, beliau mengatakan lebih baik usahakan untuk menutup dagu bagian bawah kecuali ketika sakit.

"Jadi, sebisa mungkin Anda di dalam salat menutup dagu bagian bawah," katanya. Hal ini sama dengan pendapat Ulama Syafi'iyah bahwa ujung dagu wajib ditutup saat salat karena menurut mereka batasan wajah paling bawah dalam salat adalah ujung dagu. Karena itu, menutup ujung dagu menjadi hal wajib untuk dilakukan menutup aurat sebagaimana menutup aurat yang lain. Ini tentu sesuai dengan kaidah fikih, "Perkara wajib yang tidak sempurna kecuali dengannya, maka perantara itu menjadi wajib."

Jadi, pada umumnya batasan aurat bagi wanita ketika salat seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Namun, batasan yang tepat untuk wajah yaitu dahi hingga ujung dagu. Berarti bagian bawah dagu daerah itu terbilang aurat. Kurang lebih seperti itu🙏 maaf baru belajar, mohon dikoreksi kalo ada kesalahan 🙏🙏😊

>> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Batas wajah wanita dalam shalat sebagaimana batas dalam wudhu Yaitu antara tempat tumbuhnya rambut dan di bawah ujung tulang dagu (tulang tempat tumbuhnya jenggot). Jadi ujung dagu masih dikatakan aurat, karenanya wajib ditutup.

حاشية البجيرامي على الخطيب الجزء الاول ص ١٤١
وَحَدُّ الْوَجْهِ طُولًا مَا بَيْنَ مَنَابِتِ شَعْرِ رَأْسِهِ وَتَحْتِ مُنْتَهَى لَحْيَيْهِ وَهُمَا بِفَتْحِ اللَّامِ عَلَى الْمَشْهُورِ الْعَظْمَاتُ اللَّذَانِ تَنْبُتُ عَلَيْهِمَا الْأَسْنَانُ السُّفْلَى وَعَرْضًا مَا بَيْنَ أُذُنَيْهِ لِأَنَّ الْوَجْهَ مَا تَقَعُ بِهِ الْمُوَاجَهَةُ وَهِيَ تَقَعُ بِذَلِكَ، وَخَرَجَ بِظَاهِرٍ دَاخِلُ الْأَنْفِ وَالْفَمِ وَالْعَيْنِ فَإِنَّهُ لَا يَجِبُ غَسْلُ ذَلِكَ قَطْعًا
____________
قَوْلُهُ: (وَتَحْتِ مُنْتَهَى) بِالْجَرِّ عَطْفًا عَلَى مَنَابِتِ أَيْ وَهُوَ مَا بَيْنَ رَأْسِهِ وَمَا تَحْتَ إلَخْ. فَالْمُنْتَهَى دَاخِلٌ فِي الْوَجْهِ، أَمَّا لَوْ قَالَ مَا بَيْنَ مَنَابِتِ شَعْرِ رَأْسِهِ. وَالْمُنْتَهَى أَيْ وَبَيْنَ الْمُنْتَهَى بِدُونِ تَحْتَ لَأَفَادَ أَنَّ الْمُنْتَهَى خَارِجٌ وَلَيْسَ مُرَادًا بَلْ الْمُرَادُ دُخُولُهُ. قَوْلُهُ: (وَعَرْضًا مَا بَيْنَ أُذُنَيْهِ) تَثْنِيَةُ أُذُنٍ بِضَمِّ الذَّالِ

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama