0866. HUKUM ADZAN SEBELUM WAKTU

Pertanyaan:
Ditempat saya tadinya adzan jumatan pas waktu masuk jadwal sholat Zuhur, ada yang berkomentar dulu zaman sahabat azan nya jauh sebelum waktunya Zuhur artinya buat memanggil, tp zaman nabi azan hanya 1x. 
Jadi skrg diterapkan 10 menit sebelum masuk waktu shalat sudah azan. Bagaimana itu?
[Syaifudin]

Jawaban:
Kepada saudara penanya tolong tanyakan kepada komentar orang tersebut mana dalil pada zaman Nabi adzan Jum'at jauh sebelum waktu shalat.
Para Ulama sudah terjadi kesepakatan bahwa adzan sebelum waktu shalat tidak boleh, tidak sah dan haram kalau memang bertujuan atau berniat adzan untuk ibadah seperti untuk memberitahu waktu shalat sudah masuk, ketentuan ini tidak dibedakan apakah shalat fardhu lima waktu (selain shubuh) maupun shalat Jum'at, sedangkan adzan sebelum masuk waktu shubuh Madzhab Syafi'i dan yang sependirian dengannya menyatakan boleh.


دُخُول وَقْتِ الصَّلاَةِ الْمَفْرُوضَةِ شَرْطٌ لِلأَْذَانِ، فَلاَ يَصِحُّ الأَْذَانُ قَبْل دُخُول الْوَقْتِ - إِلاَّ فِي الأَْذَانِ لِصَلاَةِ الْفَجْرِ عَلَى مَا سَيَأْتِي - لأَِنَّ الأَْذَانَ شُرِعَ لِلإِْعْلاَمِ بِدُخُول الْوَقْتِ، فَإِذَا قُدِّمَ عَلَى الْوَقْتِ لَمْ يَكُنْ لَهُ فَائِدَةٌ، وَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ قَبْل الْوَقْتِ أَعَادَ الأَْذَانَ بَعْدَ دُخُول الْوَقْتِ، إِلاَّ إِذَا صَلَّى النَّاسُ فِي الْوَقْتِ وَكَانَ الأَْذَانُ قَبْلَهُ فَلاَ يُعَادُ.
إلى أن قال
وَأَمَّا الْجُمُعَةُ فَمِثْل بَاقِي الصَّلَوَاتِ لاَ يَجُوزُ الأَْذَانُ لَهَا قَبْل دُخُول الْوَقْتِ، وَلِلْجُمُعَةِ أَذَانَانِ، أَوَّلُهُمَا عِنْدَ دُخُول الْوَقْتِ، وَهُوَ الَّذِي يُؤْتَى بِهِ مِنْ خَارِجِ الْمَسْجِدِ - عَلَى الْمِئْذَنَةِ وَنَحْوِهَا - وَقَدْ أَمَرَ بِهِ سَيِّدُنَا عُثْمَانُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حِينَ كَثُرَ النَّاسُ.
وَالثَّانِي وَهُوَ الَّذِي يُؤْتَى بِهِ إِذَا صَعِدَ الإِْمَامُ عَلَى الْمِنْبَرِ، وَيَكُونُ دَاخِل الْمَسْجِدِ بَيْنَ يَدَيِ الْخَطِيبِ، وَهَذَا هُوَ الَّذِي كَانَ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَهْدِ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ حَتَّى أَحْدَثَ عُثْمَانُ الأَْذَانَ الثَّانِيَ.
“Masuk waktu shalat fardhu adalah syarat adzan, oleh karenanya adzan sebelum waktu - kecuali adzan fajar - karena adzan disyariatkan untuk pemberitahuan masuk Waktu, karenanya bila didahulukan tidaklah berfaedah, apabila muadzin adzan sebelum waktu diulang adzan sesudah waktu, kecuali kalau manusia (jama'ah) shalat dalam waktu maka adzannya tidak diulang..
Sedangkan (adzan) Jum'at seperti adzan shalat yang lain yang tidak boleh adzan sebelum masuk waktunya, shalat Jum'at ada dua adzan yang pertama saat masuk waktu - yaitu adzan dari luar masjid - Yang memerintahkan itu adalah Sayyidina Utsman Radhiallahu 'Anhu saat mana kala manusia semakin banyak. 
Kedua yaitu adzan apabila Imam sudah naik atas mimbar yaitu dalam masjid antara dekat dengan Khothiib, ini terjadi pada masa Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam, Abu Bakar, Umar hingga Utsman menceritakan adzan dua kali”
[Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah II/363]

دخول الوقت
1 ً -دخول الوقت: فلا يصح الأذان ويحرم باتفاق الفقهاء قبل دخول وقت الصلاة، فإن فعل أعاد في الوقت؛ لأن الأذان للإعلام، وهو قبل دخول الوقت تجهيل. ولذا يحرم الأذان قبل الوقت لما فيه من التلبيس والكذب بالإعلام بدخول الوقت، كما يحرم تكرير الأذان عند الشافعية، وليس منه أذان المؤذنين المعروف في كل مسجد.

لكن أجاز الجمهور غير الحنفية، وأبو يوسف: الأذان للصبح بعد نصف الليل
“MASUK WAKTU
Syarat adzan pertama yaitu masuk waktu karenanya haram dengan kesepakatan Ulama adzan sebelum waktu karena adzan untuk memberitahu dan sebelum waktu adalah kebodohan (kedunguan). Atas dasar ini haram adzan sebelum waktu Sebab termasuk penipuan dan kedustaan pemberitahuan masuk Waktu shalat sebagaimana diharamkan mengulang adzan menurut Syafi'iyah bagi masjid terdapat dua muadzin. Mayoritas Ulama membolehkan adzan shubuh sesudah pertengahan malam selain menurut Abu Hanifah dan Abu Yusuf”
[Al Fiqh Al Islami Wa Adillatuh I/198]

قال المصنف رحمه الله

*

* (ولا يَجُوزُ الْأَذَانُ لِغَيْرِ الصُّبْحِ قَبْلَ دُخُولِ الْوَقْتِ لِأَنَّهُ يُرَادُ لِلْإِعْلَامِ بِالْوَقْتِ فَلَا يَجُوزُ قَبْلَهُ
إلى أن قال
أما حكم المسألة فلا يجوز الاذان لِغَيْرِ الصُّبْحِ قَبْلَ وَقْتِهَا بِلَا خِلَافٍ لِمَا ذَكَرَهُ قَالَ الشَّافِعِيُّ فِي الْأُمِّ وَالْأَصْحَابُ لَوْ أَوْقَعَ بَعْضَ كَلِمَاتِ الْأَذَانِ لِغَيْرِ الصُّبْحِ قَبْلَ الْوَقْتِ وَبَعْضَهَا فِي الْوَقْتِ لَمْ يَصِحَّ بَلْ عَلَيْهِ اسْتِئْنَافُ الْأَذَانِ كُلِّهِ هَذَا هُوَ الْمَشْهُورُ 
“Pengarang (Abu Ishaq As Syairaziy) Berkata: Dan tidak boleh adzan selain shubuh sebelum masuk waktu karena adzan untuk memberitahu waktu karenanya tidak boleh sebelumnya...
Adapun hukum permasalahan (dalam masalah ini) maka tidak boleh adzan selain shubuh sebelum waktunya tanpa ada khilaf sebagaimana dikemukakan Pengarang, Syafi'i dalam kitab Al Umm dan pengikutnya berkata: Jika sebagian kalimat adzan Selain shubuh sebelum waktu dan sebagiannya pada waktunya tidak sah tetapi diperbaharui adzan seluruhnya inilah yang masyhur”
[Al Majmuu' Syarh al Muhadzdzab III/87-88]

قَوْلُهُ: (وَشَرْطُهُ الْوَقْتُ) أَيْ وَلَوْ فِي الْوَاقِعِ كَمَا عُلِمَ مِنْ عَدَمِ احْتِيَاجِهِ إلَى نِيَّةٍ كَمَا مَرَّ. وَيَحْرُمُ قَبْلَهُ مَعَ الْعِلْمِ أَنَّ قَصْدَ الْأَذَانِ وَإِلَّا فَلَا إلَّا لِشَيْءٍ مِمَّا مَرَّ. وَهُوَ صَغِيرَةٌ عَلَى الْمُعْتَمَدِ.
“Ucapan Mushonnif: (Syarat adzan waktu) sebagaimana diketahui tidak berhati-hati dia kepada niat seperti berlaku dan haram adzan sebelum waktu beserta tahu dia bahwa ia bermaksud adzan bila tidak demikian maka tidak haram melainkan keharaman itu memang yang dijelaskan (bermaksud atau berniat adzan), (Adzan sebelum waktu) termasuk dosa kecil menurut pendapat yang Mu'tamad”
[Hasyiyah Qulyubi I/148]

قَوْلُهُ: فَلَا يَصِحُّ قَبْلَهُ) أَيْ وَيَكُونُ حَرَامًا؛ لِأَنَّهُ مُتَعَاطٍ لِعِبَادَةٍ فَاسِدَةٍ وَهُوَ صَغِيرَةٌ عَلَى الْمُعْتَمَدِ
“(Ucapan Mushonnif: Karenanya tidak sah adzan sebelum waktu) artinya jadilah ia haram karena membalikkan ibadah yang fasid dan tergolong dosa kecil berdasarkan pendapat yang Mu'tamad”
[Hasyiyah al Jamal ala Syarh al Manhaj I/303]

قَوْلُهُ: (وَدُخُولُ وَقْتِ) فَلَا يَصِحَّانِ قَبْلَهُ بَلْ وَيَحْرُمَانِ إنْ أَدَّى إلَى تَلْبِيسٍ عَلَى غَيْرِهِ أَوْ قَصَدَ بِهِ الْعِبَادَةَ. قَالَ سم: وَيُكْرَهُ كَرَاهَةً صَغِيرَةً.
“Ucapan Mushonnif: (Masuk Waktu) karenanya tidak sah adzan dan Iqamah sebelum waktu bahkan diharamkan sebab penipuan (pemalsuan) kepada selainnya atau bertujuan ibadah. Berkata Syeikh Ahmad bin Al Qosim Al Ubady: Makruh dengan makruh (dosa) kecil”
[Hasyiyah Bujairimi ala al Khotib II/51]

Walllahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama