0878. IDDAH ISTRI YANG SUAMINYA BERUBAH MENJADI BATU DAN SELAINNYA

Pertanyaan:



Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Suami menjadi batu maka Iddah istri 4 bulan 10 Hari (memakai Iddah wafat), namun kalau suami berubah menjadi hewan iddahnya memakai Iddah cerai hidup.
Kalau seandainya suami kembali berubah menjadi manusia normal maka istri, anak-anak dan harta warisannya tidak lagi menjadi miliknya, walaupun istrinya sudah menikah dengan orang lain sejak ia belum berubah menjadi manusia maka ia tidak berhak mengambil kembali istrinya.
حاشية الجمل على شرح المنهج الجزء الرابع ص ٤٥٥
فَرْعٌ) مُسِخَ الزَّوْجُ حَجَرًا اعْتَدَّتْ زَوْجَتُهُ عِدَّةَ الْوَفَاةِ أَوْ حَيَوَانًا اعْتَدَّتْ عِدَّةَ الطَّلَاقِ اهـ م ر اهـ سم
“Cabang bahasan
Suami berubah menjadi batu Iddah istrinya memakai Iddah wafat atau berubah menjadi hewan iddahnya Iddah Thalak”
[Hasyiyah al Jamal ala Syarh al Manhaj IV/455]

حاشية البجيرامي على الخطيب الجزء الثالث ص ٤٤٢
وَالْمَشْهُورُ أَنَّ الزَّوْجَ إذَا مُسِخَ حَيَوَانًا تَعْتَدُّ عِدَّةَ طَلَاقٍ وَإِنْ مُسِخَ حَجَرًا تَعْتَدُّ عِدَّةَ وَفَاةٍ.
“Dan yang masyhur apabila suami berubah menjadi hewan memakai Iddah Thalak dan bila berubah menjadi batu iddahnya Iddah wafat”
[Hasyiyah Bujairimi ala al Khotib III/442]

حاشية الباجوري على ابن قاسم الجزء الثاني ص ٧١٠
ولو مسخ الزوج حيوانا فهو كفرقة الحياة بخلاف ما لو مسخ جمادا فإنه كفرقة الوفاة
“Bila suami berubah menjadi hewan maka seperti berpisah saat hidup berbeda jika berubah menjadi benda mati maka seperti berpisah saat wafat”
[Hasyiyah al Bajuri II/710]

فَلَوْ اعْتَدَّتْ زَوْجَةُ الْمَمْسُوخِ وَتَزَوَّجَتْ بِغَيْرِهِ وَانْتَقَلَتْ تَرَكَتْهُ لِبَيْتِ الْمَالِ أَوْ لِوَرَثَتِهِ وَعَادَ ذَلِكَ الْمَمْسُوخُ إلَى أَصْلِهِ لَا تَعُودُ لَهُ زَوْجَتُهُ وَلَا تَرَكَتْهُ، بِخِلَافِ مَا لَوْ حَكَمَ الْقَاضِي بِمَوْتِ الْمَفْقُودِ وَاعْتَدَّتْ زَوْجَتُهُ وَتَزَوَّجَتْ وَقُسِمَتْ تَرِكَتُهُ ثُمَّ تَبَيَّنَ بَعْدَ ذَلِكَ عَدَمُ مَوْتِهِ، فَإِنَّ زَوْجَتَهُ وَتَرِكَتَهُ يَعُودَانِ لَهُ. اهـ. مَيْدَانِيٌّ.
“Jika istri suami yang berubah wujud itu beriddah dan menikahi dengan orang lain dan dan harta peninggalannya telah berpindah untuk Baitul mal atau kepada ahli warisnya dan dia berubah kembali ke asalnya istri dan harta peninggalannya tidak dikembalikan padanya, berbeda kalau Hakim menetapkan kematiannya, istrinya menikah lagi dan dan harta peninggalannya sudah dibagikan kemudian sesudah itu ia tidak lagi meninggal maka istri dan harta peninggalannya dikembalikan padanya”
[Hasyiyah Bujairimi ala al Khotib IV/45]

Walllahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Komentari

Lebih baru Lebih lama