0925. GURU MENGELUARKAN MURID DARI SEKOLAH




Pertanyaan:
Assalaamualaikum wr wb.

Mau nanya; apakah jika seorang bawahan melangkahi wewenang atasan itu termasuk manusia ber'adab ? ...contoh: misalkan seorang guru sekolah mengeluarkan muridnya tanpa sepengetahuan kepala sekolah ?
[Uwais Al Qorni]

Jawaban:
Walaikumussalam

Guru yang mengusir para muridnya dirinci dulu:
• Bila guru itu diserahkan wewenang atau tugas oleh kepala sekolah bahwa murid yang menentang peraturan sekolah berhak dikeluarkan maka tindakan guru mengeluarkan murid dari sekolah dibenarkan berdasarkan peraturan sekolah, atau juga dibenarkan kalau guru itu tidak ditugaskan hal demikian tapi ada persetujuan dari kepala sekolah yang mana sebelum itu kepala sekolah ada menyatakan bahwa setiap guru boleh mengeluarkan murid yang melanggar peraturan dan semisalnya.

• Bila guru itu tidak diserahkan tugas untuk itu dan tidak ada pernyataan kepala sekolah yang membenarkan perbuatan mengusir para muridnya kecuali atas wewenang dan izinnya maka perbuatan seorang guru mengeluarkan murid dari sekolah tidak dibenarkan; sebab wewenang ada pada kepala sekolah dan dia yang berhak menghentikan seorang murid sesuai wewenangnya sehingga bagi siapapun yang tidak ia serahkan tugas (wakil) dan tidak ada peraturan untuk itu tidak boleh melakukannya.

Untuk itu, bila terjadi hal demikian wali murid bisa menuntut kepada pihak sekolah. Berdasarkan ini, maka apa yang dianggap diperbolehkan maka itu termasuk beradab dan sebaliknya tidak beradab.

Dasar keterangan:

تنبيه) قال في المغني: قد يقتضي كلامه أن له العزل بلا سبب، وبه صرح السبكي في فتاويه، فقال إنه يجوز للواقف وللناظر الذي من جهته عزل المدرس ونحوه إذا لم يكن مشروطا في الوقف لمصلحة ولغير مصلحة، لأنه كالوكيل المأذون له في إسكان هذه الدار لفقير، فله أن يسكنها من شاء من الفقير، وإذا سكنها الفقير مدة فله أن يخرجه ويسكن غيره لمصلحة ولغير مصلحة، وليس تعينه لذلك يصير كأنه مراد الواقف حتى يمتنع تغييره.
[I'aanah at Tholibin III/220]

قَوْلُهُ: وَلِوَاقِفٍ نَاظِرٍ) أَيْ شَرَطَ النَّظَرَ لِنَفْسِهِ عَزْلُ مَنْ وَلَّاهُ خَرَجَ غَيْرُهُ مِنْ أَرْبَابِ الْوَظَائِفِ وَالْمُدَرِّسُ وَالْإِمَامُ وَالطَّلَبَةُ وَنَحْوُهُمْ فَلَيْسَ لَهُ وَلَا لِلنَّاظِرِ وَلَا لِلْإِمَامِ الْأَعْظَمِ عَزْلُهُمْ بِغَيْرِ سَبَبٍ وَلَا يَنْفُذُ عَزْلُهُمْ وَيَفْسُقُ عَازِلُهُمْ بِهِ وَيُطَالَبُ بِسَبَبِهِ إلَّا إنْ عُلِمَتْ صِيَانَتُهُ وَدِيَانَتُهُ وَأَمَانَتُهُ وَعِلْمُهُ اهـ ق ل 
[Hasyiyah Bujairomi ala Syarh al Manhaj III/214]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama