0977. HADITS: MAKSUD ILMU YANG BERMANFAAT




Pertanyaan
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh
 " SALAH SATU PERKARA YG GAK PUTUS WALAUPUN ORANG NYA UDAH MENINGGAL ADALAH ILMU YG BERMANFAAT.APAKAH ILMU SAR'I ATAU ILMU DUNIAWI .?
[Wan's Wan's]

Jawaban:
Walaikumussalam

Dalam hadits ada disebutkan bahwa ketika manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara salah satunya ilmu yang bermanfaat.

Maksud "ILMU YANG BERMANFAAT" yang disebutkan dalam hadits tersebut ialah ilmu syar'i seperti ilmu membahas masalah kitab Allah yang mencakup bidang-bidangnya seperti tafsir, aqidah, juga masalah sunah Nabi, seperti hadits dan semisalnya. Karenanya yang bukan ilmu syar'i seperti ilmu duniawi tidak termasuk keumuman nas hadits tersebut. Yang dikatakan "ILMU YANG BERMANFAAT" ilmu yang dibukukan yakni dikarang pada semisal kitab/buku atau juga diajarkan kepada manusia dan diriwayatkan. Semoga dapat dipahami sebagaimana mestinya.

أو علم ينتفع به) هو ما خلفه من تعليم أو تصنيف ورواية، وقال بعضهم: حمله على التأليف أقوى؛ لأنه أطول مدة وأبقى على ممر الزمان، المراد به العلم الشرعي.
“(Atau ilmu bermanfaat)yaitu diajarkan atau dikarang (disusun) dan diriwayatkan. Sebagian Ulama berkata: 'Pengertiannya ilmu yang dikarang lebih kuat; karena lamanya masanya dan melestarikan melewati zaman, yang dimaksud ilmu yang bermanfaat tersebut ialah ilmu syar'i”
[Mir'ah al Mafaatih Syarh al Misykaah al Mashoobih I/306]

والنافع علم السنة والكتاب وما هو وسيلة إليهما
“(Ilmu) yang bermanfaat adalah ilmu sunah, Al Kitab dan wasilah keduanya”
[At Tanwiir Syarh al Jaami' as Shoghiir II/208]

وَالْمُرَادُ بِالْمُنْتَفَعِ بِهِ الْعِلْمُ بِاللَّهِ وَصِفَاتِهِ وَأَفْعَالِهِ وَمَلَائِكَتِهِ، وَيَدْخُلُ فِيهِ عِلْمُ الْكَلَامِ، أَيِ: الْعَقَائِدُ وَالْعِلْمُ بِكُتُبِهِ، وَيَدْخُلُ فِيهِ التَّفْسِيرُ وَبِمَلَكُوتِ أَرْضِهِ وَسَمَائِهِ، وَيَدْخُلُ فِيهِ عِلْمُ الرِّيَاضِيِّ. أَقُولُ: وَفِيهِ نَظَرٌ. قَالَ: وَالْعِلْمُ بِشَرِيعَةِ مُحَمَّدٍ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَيَدْخُلُ فِيهِ التَّفْسِيرُ أَيْضًا، وَالْحَدِيثُ وَالْفِقْهُ وَأُصُولُهُ. قُلْتُ: الْأَوْلَى الِاقْتِصَارُ عَلَى الْأَخِيرِ الْمُشْتَمِلِ عَلَى النَّقِيرِ الْقِطْمِيرِ.
[Mirqoh al Mafaatih Syarh al Misykaah al Mashoobih I/285]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Link terkait:

Komentari

Lebih baru Lebih lama