1034. AWAL MASUK WAKTU PUASA YANG DILARANG MAKAN DAN MINUM




Pertanyaan:
(Soimin soimat) sahabat mukmin mukminat.2 bln lagi Bulan romandhan tiba . Alham dllh. Semoga kita jumpai. AMIIIN. Shobat yg aku tanyakan. IMSAK. Apakah masih boleh makan sesuatu ato tidak sampai azdan subuh tiba.. trims Para USTAD USTAJAH SEMUANYA
[Purwanto]

Jawaban:
Perlu diketahui bahwa dikitab-kitab Fiqih Syafi'iyah larangan makan, minum, senggama dan lain sebagainya dari imsak yaitu perkara yang membatalkan puasa itu sampai terbit fajar; kalau kita terjemahkan ke bahasa kita terbit fajar disini awal masuk waktu shubuh. Karenanya sebelum masuk waktu shubuh atau belum terbit fajar maka tidak ada larangan melakukan perkara yang membatalkan puasa sebagaimana dimaksud. Adapun istilah imsak sebelum masuk waktu shubuh merupakan bentuk kehati-hatian Ulama sebagai antisipasi bersiap-siap supaya tidak terjadi sesuatu yang membatalkan puasa. Ini bukan berarti ketika waktu imsak sudah tiba kita tidak boleh makan dan minum dan sebagainya, tetap boleh melakukan itu semua.

Apabila adzan shubuh sudah dikumandangkan pertanda awal waktu shalat shubuh sudah masuk maka tidak boleh lagi makan, minum dan sebagainya bila ada makanan atau minuman dalam mulut kalau tidak ditelan ketika itu tidak batal puasanya, kalau ditelan batal puasanya. Itu semua kalau adzan tersebut memang sudah masuk waktu SHUBUH, sedangkan bila adzan itu sebelum masuk waktu shubuh tidak masalah karena pada shalat shubuh ada dua adzan yang disyariatkan, yaitu sebelum masuk waktu SHUBUH dan sudah masuk waktu shubuh. Ketika diragukan sudah masuk waktu shubuh/terbit fajar maka tidak batal puasanya ketika ada makanan, minuman dan lain sebagainya dari perkara yang membatalkan puasa. Semoga keterangan Panjang lebar ini dapat dipahami sebagaimana mestinya.

الثَّانِيَةُ) يَدْخُلُ فِي الصَّوْمِ بِطُلُوعِ الْفَجْرِ الثَّانِي وَهُوَ الْفَجْرُ الصَّادِقُ وَسَبَقَ بَيَانُهُ وَتَحْقِيقُ صِفَتِهِ في باب مواقيت الصلاة 
“Kedua: Masuk waktu puasa dengan terbit fajar kedua yaitu fajar Shidiq dan sudah terdahulu sebutannya pada bab waktu-waktu shalat”.
[Al Majmuu' Syarh al Muhadzdzab VI/304]

الْمَسْأَلَةُ الثَّالِثَةُ) يَجُوزُ لَهُ الْأَكْلُ وَالشُّرْبُ وَالْجِمَاعُ إلَى طُلُوعِ
الْفَجْرِ بِلَا خِلَافٍ لِمَا ذَكَرَهُ الْمُصَنِّفُ وَلَوْ شَكَّ فِي طُلُوعِ الْفَجْرِ جَازَ لَهُ الْأَكْلُ وَالشُّرْبُ وَالْجِمَاعُ وَغَيْرُهَا بِلَا خِلَافٍ حَتَّى يَتَحَقَّقَ الْفَجْرُ لِلْآيَةِ الكريمة
“Masalah ketiga: Boleh makan, minum dan jima' sampai terbit fajar tanpa ada khilaf sebagaimana dikemukakan pengarang, jika ragu tentang terbit fajar boleh makan, minum, senggama dan selainnya sampai yakin terbit fajar berdasarkan ayat Mulia”
[Al Majmuu' Syarh al Muhadzdzab VI/306]

السَّادِسَةُ) إذَا طَلَعَ الْفَجْرُ وَفِي فِيهِ طَعَامٌ فَلْيَلْفِظْهُ فَإِنْ لَفَظَهُ صَحَّ صَوْمُهُ فَإِنْ ابْتَلَعَهُ أَفْطَرَ فَلَوْ لفظه في الحال فسبق منه شئ إلَى جَوْفِهِ بِغَيْرِ اخْتِيَارِهِ فَوَجْهَانِ مُخَرَّجَانِ مِنْ سَبْقِ الْمَاءِ فِي الْمَضْمَضَةِ لَكِنَّ الْأَصَحَّ هُنَا أَنَّهُ لَا يُفْطِرُ 
[Al Majmuu' Syarh al Muhadzdzab VI/308]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

(Dijawab oleh : Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama