1174. AZAB KUBUR DIANGKAT PADA BULAN RAMADHAN DAN MALAM/HARI JUM'AT





Berawal dari salah satu postingan di sebuah group FB, pada postingan itu ada yang bertanya "Apakah benar siksaan orang yang ada pada kubur diangkat pada malam Jum'at dan harinya dan juga pada bulan Ramadhan", kemudian penanya melanjutkan "Ketika Ramadhan berakhir apakah siksaan itu masih menimpa orang tersebut atau tidak lagi disiksa karena pada bulan Ramadhan pintu neraka ditutup dan sesudah Ramadhan pintu neraka dibuka"?

Berdasarkan postingan tersebut tergerak hati saya untuk sedikit menguraikan masalah tersebut agar kiranya dapat diketahui kebenarannya. Para Ulama sudah membincangkan masalah itu yang menurut mereka siksaan yang menimpa orang yang berada dalam kubur atau orang yang sudah meninggal yang dikenal dengan azab kubur diangkat pada hari, malam Jum'at dan pada sepanjang bulan Ramadhan, pada keadaan ini siksaan tersebut diangkat artinya tidak disiksa untuk memuliakan hari dan bulan tersebut; ini berlaku bagi orang islam yang melakukan dosa ketika didunia, sedangkan orang kafir juga diangkat siksaannya pada waktu tersebut. Yang menjadi pertanyaan "Setelah hari atau malam Jum'at dan bulan Ramadhan apakah siksaan itu kembali menimpa mereka ataukah tidak lagi mereka menerima siksaan?

Para Ulama menyebutkan bahwa ada perbedaan antara orang kafir dan orang Islam; kalau orang kafir mereka tidak disiksa pada waktu tersebut saja, sedangkan apabila sudah berlalu waktu tersebut maka siksaan itu menimpa lagi kepada mereka, disebabkan karena siksaan yang diberikan kepada orang kafir terus berlangsung hingga hari kiamat kecuali pada pada waktu yang sudah disebutkan. Adapun orang Islam yang berdosa pada waktu itu yakni malam atau hari Jum'at atau yang meninggal pada hari dan malam Jum'at mereka tidak menerima siksaan dan ketika waktu tersebut berlalu siksaan itu tidak kembali menimpa mereka sampai hari kiamat, ini banyak dikatakan para Ulama. Sedangkan orang yang meninggal pada hari/malam Jum'at mereka ditimpa siksaan sebentar kemudian tidak lagi disiksa sampai hari kiamat. Ada juga pendapat yang mengatakan kembalinya siksaan bagi orang muslim Setelah berlalu hari/malam Jum'at bukanlah pendapat yang shahih, pendapat dikatakan oleh sebagian Ulama Hanafiyyah. Ada lagi yang mengatakan siksaan tersebut tidak lagi menimpa orang muslim yang berdosa Sete berlalu waktu tersebut hanya sebagian orang dan sebagian lagi kembali menimpa mereka ini sebagai perpaduan beberapa pendapat dan hadits yang menyebutkannya, pendapat ini dikatakan Sebagian Ulama Malikiyyah.

Berangkat dari keterangan tersebut dapatlah kita ketahui bahwa pada keadaan tertentu siksaan yang menimpa orang yang sudah meninggal dari kalangan orang muslim yang berdosa dan orang kafir diangkat yakni mereka tidak disiksa pada waktu tersebut yaitu pada malam/hari Jum'at dan pada sepanjang bulan Ramadhan. Ketika waktu tersebut berlalu siksaan itu kembali menimpa orang kafir, sedangkan orang muslim yang berdosa tidak lagi disiksa setelah berlalu waktu tersebut, ada yang mengatakan bahwa orang yang kembali disiksa hanya sebagian orang dan tidak disiksa bagi sebagian yang lain. Inilah inti dari pemapan mereka. Keterangan mereka itu bisa kita lihat dari karya mereka berikut ini:

Pertama: Imam As-Suyuthi dari kalangan Syafi'iyah berkata:
صرح الصدور - السيوطي - الصحفة ١٨١ مطبعة المدني مصر
قال اليافعي في روض الرياحين : بلغنا أن الموتى لا يعذبون يوم الجمعة تشريفاً لهذا الوقت قال: ويحتمل اختصاص ذلك بعصاة المسلمين دون الكفار، وعمم النسفي في بحر الكلام، فقال: إن الكافر يرفع عنه العذاب يوم الجمعة وليلتها وجميع شهر رمضان.
قال: وأما المسلم العاصي، فإنه يعذب في قبره لكن يرفع عنه يوم الجمعة وليلتها، ثم لا يعود إليه إلى يوم القيامة، وإن مات يوم الجمعة أو ليلة الجمعة يكون أن له العذاب ساعة واحدة، وضبعة القبر كذلك، ثم يقطع ينقعع العذاب ولا يعود إليه إلى يوم القيامة. انتهى.

وهذا يدل على أن عصاة المسلمين لا يعذبون سوى جمعة واحدة أو دونها، وأنهم إذا وصلوا إلى يوم الجمعة انقطع، ثم لا يعود وهو يحتج إلى دليل.

"Al-Yaafi'i dalam kitab Roudh Ar-Riyaahiin berkata 'Telah sampai kepada kami bahwa orang yang sudah meninggal tidak di azab pada hari Jum'at sebagai memuliakan waktu ini', beliau berkata 'Pengertiannya itu khusus bagi orang muslim yang berdosa tidak bagi orang kafir sedangkan An-Nasfiyy memberlakukan umum; dalam kitab Bahrul Kalaam beliau berkata 'Orang kafir diangkat azab pada hari Jum'at, malamnya dan sepanjang bulan Ramadhan'. Beliau berkata 'Sedangkan orang muslim yang berdosa maka menerima azab pada kuburnya tapi diangkat azab itu pada hari Jum'at dan malamnya kemudian tidak kembali disiksa hingga hari kiamat, sedangkan orang yang meninggal pada hari Jum'at atau malam Jum'at di azab sebentar, kesempitan kubur demikian pula kemudian putus adzab dan tidak kembali hingga hari kiamat' selesai.
Ini merupakan dalil orang muslim yang berdosa tidak di azab hari Jum'at saja atau tidak termasuk hari Jum'at dan apabila sampai mereka hari Jum'at azab itu diputuskan kemudian tidak kembali siksaan dan yaitu membutuhkan dalil".
[Syarh As-Shuduur Halaman 181]

Kedua: Syeikh Al Munawi berkata:

فيض القدير - المناوي - ج ٤ ص ٣٠٩ المكتبة الشاملة
وفي روض الرياحين: بلغنا أن الموتى لا يعذبون ليلة الجمعة تشريفا للوقت. قال: ويحتمل اختصاص ذلك بعصاتنا دون الكفار وعمم النفي في بحر الكلام فقال: الكافر يرفع عنه العذاب يوم الجمعة وليلتها وجميع رمضان وأما المسلم العاصي فيعذب في قبره لكن ينقطع عنه يوم الجمعة وليلتها ثم لا يعود إليه إلى يوم القيامة وإن مات يوم الجمعة أو ليلتها يكون له عذاب ساعة واحدة وضغطة القبر كذلك ثم ينقطع عنه العذاب ولا يعود إلى يوم القيامة اه. قال السيوطي: وهذا يدل على أن عصاة المسلمين لا يعذبون سوى جمعة واحدة أو دونها فإذا وصلوا إلى يوم الجمعة انقطع ثم لا يعود ويحتاج لدليل

"Dalam kitab Roudh Ar-Riyaahiin berkata 'Telah sampai kepada kami bahwa orang yang sudah meninggal tidak di azab pada hari Jum'at sebagai memuliakan waktu ini', beliau berkata 'Pengertiannya itu khusus bagi orang muslim yang berdosa tidak bagi orang kafir sedangkan An-Nasfiyy memberlakukan umum; dalam kitab Bahrul Kalaam beliau berkata 'Orang kafir diangkat azab pada hari Jum'at, malamnya dan sepanjang bulan Ramadhan'. Beliau berkata 'Sedangkan orang muslim yang berdosa maka menerima azab pada kuburnya tapi diangkat azab itu pada hari Jum'at dan malamnya kemudian tidak kembali disiksa hingga hari kiamat, sedangkan orang yang meninggal pada hari Jum'at atau malam Jum'at di azab sebentar, kesempitan kubur demikian pula kemudian putus adzab dan tidak kembali hingga hari kiamat' selesai. As-Suyuthi berkata 'Ini merupakan dalil orang muslim yang berdosa tidak di azab hari Jum'at saja atau tidak termasuk hari Jum'at dan apabila sampai mereka hari Jum'at azab itu diputuskan kemudian tidak kembali siksaan dan yaitu membutuhkan dalil"
[Faidh al Qodiir IV/309]

Ketiga: Syeikh At-Thohthoowiy dari kalangan Hanafiyyah berkata:
حاشية الطحطاوي على مراقي الفلاح شرح نور الإيضاح - الطحطاوي الحنفي - ص ٥٢٤ - المكتبة الشاملة
قال أهل السنة والجماعة عذاب القبر وسؤال منكر ونكير حق لكن إن كان كافرا فعذابه يدوم في القبر إلى يوم القيامة ويرفع عنهم العذاب يوم الجمعة وشهر رمضان لحرمة النبي صلى الله عليه وسلم ثم المؤمن على ضر بين أن كان مطيعا لا يكون له عذاب القبر ويكون له ضغطة فيجد هول ذلك وخوفه لما أنه كان يتنعم بنعمة الله تعالى ولم يشكر النعمة وإن كان عاصيا يكون له عذاب وضغطة القبر لكن ينقطع عنه العذاب يوم الجمعة وليلة الجمعة ولا يعود العذاب إلى يوم القيامة وإن مات ليلة الجمعة أو يوم الجمعة يكون له العذاب ساعة واحدة وضغطة ثم ينقطع عنه العذاب ولا يعود إلى يوم القيامة من مجمع الروايات والتتارخانية كذا في الشرح وناقش فيه المنلا علي وقال إن ذلك غير ثابت في الأحاديث.
".....Orang kafir di azab berterusan dalam kubur hingga hari kiamat dan diangkat azab dari mereka pada hari Jum'at dan bulan Ramadhan karena memuliakan Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam.... - Sampai ucapan beliau -, Sedangkan Orang yang berdosa (dari kalangan muslim) di azab dan menerima kesempitan kubur tapi diputuskan azab pada hari Jum'at dan malam Jum'at dan tidak kembali azab hingga hari kiamat. Sedangkan orang yang meninggal pada malam Jum'at atau hari Jum'at menerima azab sebentar dan menerima kesempitan kemudian diputuskan azab dan tidak kembali hingga hari kiamat sebagai perpaduan dari riwayat demikianlah diterangkan dalam kitab Syarh dan Naaqisy oleh Al Mulaa 'Aliy, beliau berkata, 'Meskipun keterangan itu tidak disebutkan dalam hadits".
[Hasyiyah At-Thohthoowiy Ala Muroqil Falaah Syarh Nuur al Iidhooh Halaman 524]

Keempat: Syeikh Ibn 'Aabidiin dari kalangan Hanafiyyah berkata:
حاشية ابن عابدين - ابن عابدين الحنفي - ج ٢ ص ١٦٥ - المكتبة الشاملة
قَالَ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةُ: عَذَابُ الْقَبْرِ حَقٌّ وَسُؤَالُ مُنْكَرٍ وَنَكِيرٍ وَضَغْطَةُ الْقَبْرِ حَقٌّ لَكِنْ إنْ كَانَ كَافِرًا فَعَذَابُهُ يَدُومُ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَيُرْفَعُ عَنْهُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَشَهْرَ رَمَضَانَ فَيُعَذَّبُ اللَّحْمُ مُتَّصِلًا بِالرُّوحِ وَالرُّوحُ مُتَّصِلًا بِالْجِسْمِ فَيَتَأَلَّمُ الرُّوحُ مَعَ الْجَسَدِ، وَإِنْ كَانَ خَارِجًا عَنْهُ، وَالْمُؤْمِنُ الْمُطِيعُ لَا يُعَذَّبُ بَلْ لَهُ ضَغْطَةٌ يَجِدُ هَوْلَ ذَلِكَ وَخَوْفَهُ وَالْعَاصِي يُعَذَّبُ وَيُضْغَطُ لَكِنْ يَنْقَطِعُ عَنْهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَتَهَا ثُمَّ لَا يَعُودُ وَإِنْ مَاتَ يَوْمَهَا أَوْ لَيْلَتَهَا يَكُونُ الْعَذَابُ سَاعَةً وَاحِدَةً وَضَغْطَةُ الْقَبْرِ ثُمَّ يُقْطَعُ، كَذَا فِي الْمُعْتَقَدَاتِ لِلشَّيْخِ أَبِي الْمُعِينِ النَّسَفِيِّ الْحَنَفِيِّ مِنْ حَاشِيَةِ الْحَنَفِيِّ مُلَخَّصًا

"....Orang mukmin yang taat (patuh) tidak diazab (dalam kubur mereka) tetapi ditimpa kesempitan yang menakutkan sedangkan (orang mukmin) yang berdosa diazab dan ditimpa kesempitan tetapi diputuskan darinya azab pada hari Jum'at dan malamnya kemudian tidak kembali (lagi disiksa). Adapun orang yang meninggal pada hari atau malam Jum'at diazab sebentar dan menerima kesempitan kubur kemudian diputuskan demikianlah diterangkan dalam kitab Al Mu'taqidaat Karangan Syeikh Abu Al-Mu'iin An-Nasfiyy Al Hanafiy dari Hasyiyah Al Hanafiy dengan sedikit ringkasan".
[Hasyiyah Ibn 'Aabidiin Al Hanafiy II/165]

Kelima: Syeikh An-Nafroowiy dari kalangan Malikiyyah berkata:
الفواكه الدواني على رسالة ابن أبي زيد القيرواني - النفراوي المالكي - ج ١ ص ٩٦ - المكتبة الشاملة 
وَقَالَ الْيَافِعِيُّ: بَلَغَنَا أَنَّ الْمَوْتَى لَا يُعَذَّبُونَ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ 
تَشْرِيفًا لَهَا قَالَ: وَيَحْتَمِلُ اخْتِصَاصَ ذَلِكَ بِعُصَاةِ الْمُسْلِمِينَ دُونَ الْكُفَّارِ، وَعَمَّمَهُ فِي بَحْرِ الْكَلَامِ فِي الْكَافِرِ أَيْضًا قَالَ: إنَّ الْكَافِرَ يُرْفَعُ عَنْهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَتَهَا وَجَمِيعَ شَهْرِ رَمَضَانَ، وَأَمَّا الْمُسْلِمُ الْعَاصِي فَإِنْ مَاتَ فِي غَيْرِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَتِهَا عُذِّبَ إلَيْهَا ثُمَّ يَنْقَطِعُ فَلَا يَعُودُ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَإِنْ مَاتَ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَوْ يَوْمَهَا عُذِّبَ سَاعَةً وَاحِدَةً ثُمَّ لَا يَعُودُ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَفِي الْحَدِيثِ: «مَا مِنْ مُسْلَمٍ أَوْ مُسْلِمَةٍ يَمُوتُ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَوْ يَوْمَهَا إلَّا وُقِيَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَةِ الْقَبْرِ وَلَقِيَ اللَّهَ وَلَا حِسَابَ عَلَيْهِ» قَالَ الْعَلَّامَةُ الْأُجْهُورِيُّ: ظَاهِرُ الْأَحَادِيثِ الْوَارِدَةِ فِي عَدَمِ سُؤَالِ الْمَيِّتِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وَيَوْمَ الْجُمُعَةِ عَدَمُ إعَادَةِ السُّؤَالِ وَالْعَذَابِ بَعْدَ مُضِيِّ اللَّيْلَةِ وَالْيَوْمِ لِفَضْلِ ذَلِكَ الْيَوْمِ، وَمَا يُوهِمُ الْإِعَادَةَ لَيْسَ بِصَحِيحٍ.

"Al-Yaafi'i berkata, 'Telah sampai kepada kami bahwa orang yang meninggal tidak diazab pada hari Jum'at sebagai memuliakan (hari itu)', beliau berkata, 'Pengertiannya khusus bagi orang muslim tidak bagi orang kafir dan dalam kitab Bahrul Kalaam menganggap umum juga bagi orang kafir, beliau berkata 'Orang kafir diangkat darinya azab pada hari Jum'at, malamnya dan sepanjang bulan Ramadhan, sedangkan orang muslim yang berdosa bila meninggal selain pada hari Jum'at dan malamnya diazab kemudian diputuskan lalu tidak kembali (mendapat azab) hingga hari kiamat, adapun orang yang meninggal pada malam Jum'at dan harinya diazab sebentar kemudian tidak kembali (mendapat azab) hingga hari kiamat. Disebutkan dalam hadits 'Tidaklah seorang muslim yang laki-laki dan tidak pula seorang muslimah yang meninggal pada malam Jum'at dan harinya kecuali ia dijaga dari azab kubur dan fitnah kubur dan Allah menjaganya dan tidak menghisapnya'. Al-'Allamah Al Ajhuuriy berkata, 'Zohir hadits menerangkan tentang mayit tidak mendapat pertanyaan pada malam Jum'at dan hari Jum'at, dan tidak diulangi pertanyaan dan azab sesudah berlalu malam dan hari itu karena sebagai keutamaan hari itu, sedangkan orang yang menganggap diulangi (pertanyaan dan azab) bukanlah pendapat yang shahih".
[Al Fawaakih Ad Dawaani I/96]

Keenam: Syeikh As-Sho'iidiy Al-'Adawiy dari kalangan Malikiyyah berkata:
حاشية العدوي على كفاية الطالب الرباني - علي الصعيدي العدو المالكي - ج ١ ص ١٠٦ - المكتبة الشاملة
فَقَدْ قَالَ النَّسَفِيُّ إنَّهُ يُرْفَعُ عَنْهُ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وَيَوْمَهَا، ثُمَّ لَا يَعُودُ إلَيْهِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَإِذَا مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَتَهَا يَكُونُ لَهُ الْعَذَابُ سَاعَةً وَاحِدَةً.
قَالَ عج قَالَ شَيْخُنَا: وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ عُصَاةَ الْمُؤْمِنِينَ لَا يُعَذَّبُونَ سِوَى جُمُعَةٍ وَاحِدَةٍ، أَوْ دُونِهَا وَأَنَّهُمْ إذَا وَصَلُوا إلَى يَوْمِ الْجُمُعَةِ انْقَطَعَ، ثُمَّ يَعُودُ قَالَ وَهُوَ يَحْتَاجُ لِدَلِيلٍ، قُلْت وَحَدِيثُ حُمَيْدٍ يُفِيدُ أَنَّ مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَتَهَا لَا يُعَذَّبُ وَيَتَبَادَرُ مِنْهُ، أَنَّهُ لَا يَعُودُ إلَيْهِ الْعَذَابُ فَهُوَ يُوَافِقُ مَا لِلنَّسَفِيِّ، فِي عَدَمِ الْعَوْدِ اهـ.
الْمَقْصُودُ مِنْ كَلَامِ عج أَقُولُ وَلَا يَخْفَى أَنَّ هَذَا يُخَالِفُ، مَا نُقِلَ عَنْ ابْنِ الْقَيِّمِ مِنْ أَنَّ عَذَابَ الْقَبْرِ قِسْمَانِ دَائِمٌ وَهُوَ عَذَابُ الْكُفَّارِ وَبَعْضِ الْعُصَاةِ، وَمُنْقَطِعٌ وَهُوَ عَذَابُ مَنْ خَفَّتْ جَرَائِمُهُمْ مِنْ الْعُصَاةِ فَإِنَّهُمْ يُعَذَّبُونَ بِحَسَبِهَا ثُمَّ يُرْفَعُ عَنْهُمْ بِدُعَاءٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ اهـ، قُلْت وَيُمْكِنُ الْجَوَابُ بِأَنَّ حَدِيثَ حُمَيْدٍ وَهُوَ «أَنَّهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ أَوْ مُسْلِمَةٍ يَمُوتُ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَوْ يَوْمَهَا إلَّا وُقِيَ عَذَابَ الْقَبْرِ وَفِتْنَةَ الْقَبْرِ وَلَقِيَ اللَّهَ وَلَا حِسَابَ عَلَيْهِ وَجَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَعَهُ شُهُودٌ يَشْهَدُونَ لَهُ» اهـ.
وَارِدٌ فِي بَعْضِ الْعُصَاةِ وَهُوَ مَنْ مَاتَ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَوْ يَوْمَهَا وَيُحْمَلُ قَوْلُ النَّسَفِيِّ ثُمَّ لَا يَعُودُ عَلَى بَعْضِهِمْ لَا كُلِّهِمْ وَيُحْمَلُ كَلَامُ ابْنِ الْقَيِّمِ عَلَى بَعْضٍ آخَرَ فَيَلْتَئِمُ مَا قَالَهُ الْعُلَمَاءُ.
"Sungguh telah berkata An-Nasfiyy bahwa diangkat (azab) pada malam Jum'at dan harinya kemudian tidak kembali kepadanya hingga hari kiamat dan apabila seorang meninggal pada hari Jum'at atau malamnya mendapat azab sebentar. Berkata 'Ain Jim (Imam Abdurrahman bin Abu Bakar Jalaluddin, yang lebih dikenal dengan Imam Suyuthi, dari kalangan Syafi'iyah)) berkata Guru kami, 'Ini merupakan dalil bahwa orang mukmin yang berdosa tidak diazab hari Jum'at saja atau tidaknya dan bahwa mereka apabila sampai pada hari Jum'at diputuskan (azab itu) kemudian kembali (mendapat azab) dan itu membutuhkan dalil, aku katakan 'Sedangkan hadits Humaid bisa diambil faidah (intisari) bahwa orang yang meninggal pada hari Jum'at atau malamnya tidak diazab, bahwasanya tidak kembali kepadanya azab itulah sebagai mendukung apa yang disebutkan An-Nasfiyy tentang tidak kembali (mendapat azab).
Yang dimaksud dari perkataan Imam Abdurrahman bin Abu Bakar aku katakan bukan diragukan lagi bahwa ini menyelisihi apa yang dinuqil dari Ibn Qoyyim bahwa azab kubur ada dua pembagian yaitu yang berterusan itulah azab orang kafir dan sebagian orang yang berdosa dan yang terputus itulah azab orang yang melakukan kejahatan tersembunyi dari yang berdosa mereka diazab sesuai perhitungannya kemudian diangkat (azab) dari mereka dengan doa, sedekah atau lain sebagainya, selesai. Aku katakan, kemungkinan jawaban dengan hadits Humaid yaitu bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda "Tidaklah seorang muslim laki-laki dan tidak pula seorang muslimah yang meninggal pada malam Jum'at atau harinya melainkan ia dijaga dari azab kubur dan fitnah kubur, dan Allah menjaganya dan tidak menghisap atasnya, dan ia datang pada hari kiamat bersama orang yang mati syahid yang menyaksikannya", selesai.
Diterangkan tentang sebagian orang yang berdosa yaitu orang yang meninggal pada malam Jum'at atau harinya, pengertian perkataan An-Nasfiyy kemudian tidak kembali atas sebagai mereka, tidak semuanya dan pengertian perkataan Ibn Qoyyim kepada sebagian yang lain, sebagai perbuatan mencocokkan apa yang dikemukakan oleh para Ulama".
[Hasyiyah Al-'Adaawiy Ala Kifaayah At-Thoolib Ar-Robaaniy I/106]

Dari keterangan beberapa Ibarot diatas dapat disimpulkan bahwa pada hari atau malam Jum'at dan sepanjang bulan Ramadhan orang yang sudah meninggal diangkat azab dan fitnah kubur, ini berlaku bagi orang muslim yang berdosa dan orang kafir, sedangkan ketika waktu tersebut berlalu orang kafir kembali disiksa, adapun orang muslim yang berdosa ada dua macam; bagi mereka yang mendapat kiriman semacam doa, sedekah dan sebagainya mereka tidak mendapat siksaan dan bagi mereka tidak mendapat kiriman semacam doa tersebut mereka mendapat azab juga, perbuatan ini sebagai mengkompromikan beberapa pendapat Ulama dan hadits Sebagaimana diungkapkan oleh sebagian Ulama kalangan Malikiyyah seperti Syeikh Al-'Adawiy. Sedangkan menurut Syekh An-Nafroowiy dari kalangan Malikiyyah pendapat yang mengatakan orang muslim yang berdosa tetap mendapat azab setelah berlalu waktu tersebut bukanlah pendapat yang shahih, berarti menurut beliau pendapat yang shahih mereka tidak mendapat azab tersebut lagi hingga hari kiamat. Apa yang diuraikan ini adalah azab yang diterima dalam kubur atau alam Barzakh, sedangkan siksaan dalam neraka sebelum hari kiamat belum ada penghuninya, jadi orang yang berdosa dari kalangan orang muslim dan orang kafir belum masuk neraka, tapi akan masuk neraka sesuai balasan kejahatan setelah terjadi kiamat.

Wallahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Komentari

Lebih baru Lebih lama