1221. ORANG YANG MASUK VAGINA RAKSASA ATAU VAGINA YANG TERAMAT BESAR WAJIBKAH MANDI?

Sumber gambar: wartakota.tribunnews.com


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah yang sudah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua terutama Rahmat dan nikmat Allah yang sudah memberkati para Ulama khususnya Ulama Syafi'iyah yang sudah sedari dulu membahas berbagai macam persoalan dalam ranah fiqih, dari masalah yang bisa dicerna lewat akal pada masa mereka sampai pada masalah yang belum terjadi pada zaman mereka. Mudah-mudahan Allah menempatkan mereka pada tempat yang terpuji disisinya. Aamiin.

SEANDAINYA SEORANG MASUK PADA GUA BERUPA VAGINA RAKSASA ATAUPUN VAGINA/ALAT KELAMIN WANITA SAKING BESARNYA APAKAH WAJIB MANDI?

Masalah ini kalau dicerna lewat akal memang rasanya mustahil terjadi, tetapi berkat Ulama, mereka sudah mengkaji masalah ini. Para Ulama Syafi'iyah seperti Syeikh Al Bajuri, Syeikh Nawawi al-Bantani dan Syeikh As Syarwani menyebutkan bahwa Apabila seseorang masuk pada farji (alat kelamin wanita) maka keduanya yakni orang yang masuk dan orang yang dimasuki wajib mandi secara mutlak. Artinya meskipun yang masuk pertama bukan bagian depan seperti masuknya dengan cara mundur. Ungkapan mereka:

1. Syeikh Bajuri dan Syeikh Nawawi al-Bantani (Ibarotnya sama):

ولو دخل شخص فرج امرأة وجب عليهما الغسل لأنه صدق عليه دخول حشفة فرجا ولا اعتبار بكونه دخل تبعا
“Seandainya seseorang masuk ke dalam farji perempuan wajib keduanya mandi karena masuknya Hasyafah pada farji dan tidak bisa dianggap i'tibar dengan masuk yang mengikutinya”
[Hasyiyah al Bajuri I/139, Darul Kutub Al Ilmiyyah Beirut Lebanon, Kaasyifah as Sajaa Halaman 99, Darul Haawi]

2. Syeikh as Syarwani:

وَلَوْ دَخَلَ شَخْصٌ فَرْجَ امْرَأَةٍ وَجَبَ عَلَيْهِمَا الْغُسْلُ وَلَوْ أَدْخَلَ ذَكَرَهُ فِي ذَكَرِ آخَرَ وَجَبَ الْغُسْلُ عَلَى كُلٍّ مِنْهُمَا كَمَا أَفْتَى بِهِ الرَّمْلِيُّ شَيْخُنَا وَع ش وَبُجَيْرِمِيٌّ 
“Seandainya seseorang masuk ke dalam farji perempuan wajib keduanya mandi dan seandainya seseorang laki-laki memasukkan kemaluannya pada pada kemaluan laki-laki lain wajib setiap dari keduanya mandi sebagaimana difatwakan Romli, demikian keterangan Guru kita, Syibromalisy dan Bujairomi”
[Hawaasyi as Syarwani Ala at Tuhfah I/259, Al Maktabah as Syamilah]

Namun demikian pendapat berbeda diutarakan salah seorang Ulama dari kalangan Malikiyyah yaitu Syeikh As Shoowiy, menurut beliau ketika seseorang masuk seluruh badannya pada farji perempuan maka tidak ada nas atau keterangan dalam Madzhab Maliki, sedangkan dari kalangan Syafi'iyah mengatakan bila dzakarnya dulu yang masuk yakni bagian depan maka wajib mandi bila sebaliknya tidak wajib mandi. Keterangan Syeikh As Shoowiy ini juga diikuti oleh Syeikh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Syarh Riyaadhul Badi'ah. Keterangan mereka:

1. Syeikh as Shoowiy:

لَوْ دَخَلَ شَخْصٌ بِتَمَامِهِ فِي الْفَرْجِ؛ فَلَا نَصَّ عِنْدَنَا. وَقَالَتْ الشَّافِعِيَّةُ: إنْ بَدَأَ فِي الدُّخُولِ بِذَكَرِهِ اغْتَسَلَ، وَإِلَّا فَلَا كَأَنَّهُمْ رَأَوْهُ كَالتَّغْيِيبِ فِي الْهَوِيِّ. 
“Seandainya seseorang masuk dengan sempurna pada farji maka tidak ada nas dari kalangan kami, kalangan Syafi'iyah berkata: Bila masuknya dimulai dengan dzakarnya (wajib) mandi dan bila tidak maka tidak wajib sepertinya mereka melihat masalah ini seperti dalam masalah masuk ke ruang udara, masalah ini dapat dimisalkan pada farji gajah atau hewan-hewan laut yang besar (besar di sini besar sekali seperti paus, hiu atau lainya pokoknya besar😁)”
[Hasyiyah as Shoowiy Al Maliki I/264, Al Maktabah as Syamilah]

2. Syeikh Nawawi al-Bantani:

ولو أدخل شخص في فرج امرأة، فإن أدخل ذكره أولا ثم بقية جسمه وجب الغسل عليهما، وإن أدخل غيره أولا فلا يجب الغسل على الرجل، لأن دخول الذكر تابع لدخول غيره من الرأس أو الرجل أو اليد
[Syarh Riyaadhul Badi'ah yang diberi nama At Tsimaar Al Yaani'ah Fi Syarh Riyaadhul Badi'ah Halaman 23]

Dengan demikian dapat disimpulkan apabila ada seorang wanita mempunyai farji yang teramat besar bak gua berupa vagina maka ada dua pendapat tentang wajibkah mandi wajib:
• Pendapat kebanyakan Ulama Syafi'iyah diantaranya Syeikh Al Bajuri, Syeikh As Syarwani dan diikuti oleh Syeikh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Kaasyifah as Sajaa wajib mandi meskipun yang pertama masuk bukan bagian depan
• Menurut Salah satu pendapat Syeikh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Syarh Riyaadhul Badi'ah tidak wajib mandi bila masuknya dimulai dengan selain bagian depan.

Mudah-mudahan keterangan ini makin mempertambah pengetahuan kita khususnya kalau ada yang bertanya bisa kita jawab sesuai referensi dari Ulama panutan kita. Semoga bermanfaat.

(Oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Komentari

Lebih baru Lebih lama