Pertanyaan:
Gimana hukumnya memegang mushaf namun pakaiannya bernajis?
[Izul Khaf_Edited]
Jawaban:
Apabila pada tubuh ataupun pakaian orang penyentuh mushaf terdapat najis maka dirinci dulu:
• Apabila najisnya terdapat pada tempat yang menyentuh mushaf seperti tangan atau ujung jarinya maka haram ia menyentuh mushaf.
• Bila najisnya terdapat selain pada tempat ia menyentuh mushaf seperti pada pakaiannya terjadi khilaf ulama Syafi'iyah. Sedangkan pendapat yang dijadikan Madzhab, Shahih lagi masyhur dan diputuskan Mayoritas Ulama Syafi'iyah dan Ulama lainnya tidak haram. Sedangkan pendapat yang mengharamkan tidak diterima pengikut Syafi'iyah yang lain, hingga Syeikh Al Qodhiy Abu Thoyyib mengatakan pendapat itu bertolakbelakang dengan Ijma'. Apakah dihukumi makruh? Sebagian Ulama Syafi'iyah mengatakan makruh tapi pendapat yang Mukhtar (terpilih) Menurut Imam Nawawi tidak Makruh.
[فصل] إذا كان في موضع من بدن المتطهر نجاسة غير معفو عنها حرم عليه مس المصحف بموضع النجاسة بلا خلاف ولا يحرم بغيره على المذهب الصحيح المشهور الذي قاله جماهير أصحابنا وغيرهم من العلماء وقال أبو القاسم الصيمري من أصحابنا يحرم وغلطه أصحابنا في هذا قال القاضي أبو الطيب هذا الذي قاله مردود بالاجماع ثم على المشهور قال بعض أصحابنا انه مكروه والمختار أنه ليس بمكروه
(PASAL)
Apabila pada tempat badan orang yang sudah bersuci terdapat najis tidak dima'fu haram baginya menyentuh mushaf dengan tempat ada najisnya tanpa ada perselisihan pendapat dan tidak haram dengan selainnya berpijak pada pendapat yang dijadikan Madzhab, Shahih lagi masyhur yang dikemukakan Mayoritas para sahabat kami dan Ulama lainnya. Berkata Abu Al-Qosiim As-Shoimiriy dari kalangan sahabat kami : "Diharamkan", dan para sahabat kami menolak pendapat ini, mengenai ini Al Qodhiy Abu Thoyyib berkata : "Apa yang beliau kemukakan ini menyalahi Ijma'. Kemudian pendapat yang masyhur sebagian para sahabat kami Berkata : "Makruh" dan pendapat Yang Mukhtar (terpilih) tidak makruh.
[An Nawawi, At Tibyaan Fii Aadaab Hamlah al Qur'an Halaman 195]
NB:
Apa yang termuat dalam Ibarot diatas hanya najis tersebut adalah Najis yang tidak dima'fu, bila seandainya adalah Najis dima'fu tentu diperbolehkan menyentuh mushaf Dalam keadaan ada najis ditubuhnya.
Wallahu A'lamu Bis Showaab
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)
Link Diskusi: