1386. TA'ZIR DAN TA'ZIR MENGAMBIL HARTA


Pertanyaan:
Tiba" teringat masa masa di pondok,,kalau seorang santri melanggar peraturan pondok,,
Maka otomatis santri tersebut kena hukuman,,ada yg di botakin kepalanya,dan juga ada yg di denda berupa uang atau beras,,
Apakah hal seperti itu di bolehkan,,??
Silahkan para suhu di jawab,,supya group tidak sepi😁
[Afwan Zakaria Jr]

Jawaban:
Setiap pondok pesantren memang memberlakukan peraturan sehingga siapa yang melanggar peraturan tersebut mendapatkan sangsi, baik berupa fisik maupun non fisik. Denda yang diberikan karena melanggar peraturan merupakan hukuman efek jera agar kiranya yang belum mengalami bisa dijadikan pelajaran agar tidak melakukan perbuatan serupa. Hukuman yang dijatuhkan tersebut disebut dengan istilah Ta'dzir dan besarannya tidak ditentukan tergantung kebijakan pengelolaan ponpes. 

Sedangkan bentuk Ta'dzir yang diperbolehkan disebutkan Imam Romli dalam kitab an Nihaayah dan diikuti Syeikh Bakri Syata Dimyati dalam kitab I'aanah, seperti berikut ini 👇

وَيَحْصُلُ التَّعْزِيرُ (بِحَبْسٍ أَوْ ضَرْبٍ) غَيْرِ مُبَرِّحٍ (أَوْ صَفْعٍ) وَهُوَ الضَّرْبُ بِجَمْعِ الْكَفِّ أَوْ بَسْطِهَا (أَوْ تَوْبِيخٍ) بِاللِّسَانِ أَوْ تَغْرِيبٍ دُونَ سَنَةٍ فِي الْحُرِّ وَدُونَ نِصْفِهَا فِي ضِدِّهِ فِيمَا يَظْهَرُ، وَلَمْ أَرَهُ مَنْقُولًا، أَوْ قِيَامٌ مِنْ الْمَجْلِسِ أَوْ كَشْفِ رَأْسٍ أَوْ تَسْوِيدِ وَجْهٍ أَوْ حَلْقِ رَأْسٍ لِمَنْ يَكْرَهُهُ فِي زَمَنِنَا لَا لِحْيَةٍ وَإِنْ قُلْنَا بِكَرَاهَتِهِ وَهُوَ الْأَصَحُّ وَإِرْكَابِهِ الْحِمَارَ مَنْكُوسًا وَالدَّوَرَانِ بِهِ كَذَلِكَ بَيْنَ النَّاسِ وَتَهْدِيدِهِ بِأَنْوَاعِ الْعُقُوبَاتِ

“Ta'dzir bisa dengan berupa dipenjarakan atau pukulan yang tidak menyakitkan, menampar, atau mencelanya dengan ucapan atau diasingkan dalam kurun kurang setahun didaerah yang panas atau kurang dari kurun separoh tahun didaerah yang dingin atau diberdirikan dalam satu majlis atau dibuka penutup kepalanya atau dicoreng hitam mukanya atau dicukur rambutnya bagi orang yang tidak suka potong rambut tapi tidak dicukur jenggotnya meskipun menurut kami hal demikian adalah makruh menurut pendapat yang paling shahih, atau dinaikkan pada keledai dengan berbalik dan diarak berkeliling ditengah-tengah orang banyak dan mengancamnya dengan aneka siksaan-siksaan lainnya”
[Nihaayah al Muhtaaj VIII/21]

قوله: ونحوها) أي ويحصل التعزير بنحو المذكورات، ككشف رأس، وتسويد وجه، وحلق رأس لمن يكرهه، وإركابه حمارا منكوسا، والدوران به كذلك بين الناس 
[I'aanah at Thoolibiin IV/190]

Naah! Diatas sudah disinggung tentang Ta'dzir dengan cara membotaki kepala diperbolehkan. Lalu gimana dengan Ta'dzir berupa harta? Seperti minta uang, minta beras dan lain sebagainya yang berupa harta.

Menurut Empat Madzhab denda sangsi berupa harta tidak diperbolehkan. Namun menurut sebagian Thobi'in dan Abdul Qohir Al Maghribi membolehkan, bahkan mereka mengatakan denda yang diberikan itu tidak dikembalikan kepada pemiliknya tepi disalurkan ke Baitul mal. Adapun pendapat yang Mu'tamad tidak membolehkan.

Naah! Kalau sudah jelas bahwa sangsi hukuman dengan menarik harta tidak boleh maka tidak boleh dengan pengurus ponpes meminta uang, beras, dll yang menyangkut harta sebagai sangsi dan hendaknya kalau ada peraturan melakukan itu hendaknya dirubah. Wallahu A'lam

Ibarot:

شرح الياقوت النفيس ج ٣ ٢٧٢ دار الحاوي
ﻭﻫﻞ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻟﺘﻌﺰﻳﺮ ﺑﺎﻟﻐﺮﺍﻣﺔ ﺍﻟﻤﺎﻟﻴﺔ ؟ ﺍﻟﻤﺬﺍﻫﺐ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ﻻ ﺗﺠﻴﺰ ﺍﻟﺘﻌﺰﻳﺮ ﺑﺎﻟﺘﻐﺮﻳﻢ ﻟﻜﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻭﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﻫﺮ ﺍﻟﻤﻐﺮﺑﻲ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺑﺎﻟﺠﻮﺍﺯ ﻭﻗﺎﻟﻮﺍ ﻻ ﺗﻌﻮﺩ ﺍﻟﻐﺮﺍﻣﺔ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺘﻀﺮﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﺮﻳﻤﺔ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺗﻌﻮﺩ ﺍﻟﻰ ﺑﻴﺖ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻭﻗﺎﻝ ﺁﺧﺮﻭﻥ ﺗﻌﻮﺩ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻤﺘﻀﺮﺭ ﻭﺍﻟﻤﻌﺘﻤﺪ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯﻭﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﻓﻌﻠﻪ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻋﻤﺮ ﻣﻦ ﺗﻐﺮﻳﻢ ﺍﻟﺒﻌﺾ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻫﻮ ﺍﺟﺘﻬﺎﺩ ﻣﻨﻪ ﻭﻓﻲ ﻣﺴﺎﺋﻞ ﺧﺎﺻﺔ ﺛﻢ ﺇﻧﻪ ﺟﻌﻞ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻟﺒﻴﺖ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻭﺇﻣﺎﻣﻨﺎ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻋﻨﺪﻩ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﻲ ﻛﻤﺬﻫﺐ ﻏﻴﺮﻩ ﻻ ﻳﻠﺰﻡ ﺍﺗﺒﺎﻋﻪ ﻷﻧﻪ ﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﻰ ﻟﻪ ﺭﺃﻱ ﻳﺨﺎﻟﻔﻪ

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama