Pertanyaan:
assalamualaikum izin bertanya, apakah benar seorang khuntsa/wandu tidak wajib mandi junub jika keluar air mani hanya dari salah satu kelaminnya saja? Jika keluar dari kedua alat kelaminnya baru dia wajib mandi junub..
Mudah2han ada yg bersedia memberikan pencerahan alhamdulillah jika di sertakan ibaratnya. Terima kasih
[Ahmad Baharudin]
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Benar, Orang yang memiliki kelamin ganda (waria) tidak wajib mandi bila Keluar mani dari salah satu farjinya, demikian dalam masalah haid, bila keluar darah dari salah satu farjinya juga tidak wajib mandi. Berbeda halnya, bila satu farjinya keluar mani dan satunya lagi mengeluarkan darah haid maka wajib mandi. Hematnya, bagi khuntsa/Waria wajib mandi bila keluar mani dari kedua kemaluannya secara bersamaan, dan tidak wajib mandi bila satu farjinya saja mengeluarkan mandi.
اما الخنثى فلا يجب عليه الغسل إلا إذا خرج من فرجيه معاً فإن خرج من أحدهما لم
يجب لاحتمال زيادته مع انفتاح المعتاد، والحيض في حقه كالمني وإن أمنى من أحدهما
وحاض من الآخر وجب عليه الغسل
Adapun apabila ia adalah khuntsa, maka tidak wajib atasnya
mandi kecuali apabila sperma keluar dari kedua farjinya secara
bersamaan. Sedangkan apabila spermanya keluar dari salah satu
farjinya saja maka ia tidak wajib mandi karena masih ada
kemungkinan kalau farji dimana spermanya keluar darinya adalah
alat kelamin tambahan (bukan asli) disertai keadaan terbukanya alat
kelamin yang spermanya biasa keluar darinya. Haid bagi khuntsa
adalah seperti sperma. Apabila khuntsa mengeluarkan sperma dari
salah satu farjinya dan mengeluarkan haid dari salah satu farjinya
yang lain maka wajib atasnya mandi.
[Kaasyifah as Sajaa Ala Safiinah an Najaa Halaman 62]
أَمَّا الْخُنْثَى الْمُشْكِلُ إذَا خَرَجَ الْمَنِيُّ مِنْ أَحَدِ فَرْجَيْهِ فَلَا غُسْلَ عَلَيْهِ لِاحْتِمَالِ أَنْ يَكُونَ زَائِدًا مَعَ انْفِتَاحِ الْأَصْلِيِّ.
قَوْلُهُ فَإِنْ أَمْنَى مِنْهُمَا وَأَمَّا إذَا أَمْنَى مِنْ أَحَدِهِمَا فَلَا يَجِبُ عَلَيْهِ الْغُسْلُ وَلَوْ كَانَ مُسْتَحْكَمًا
[Hasyiyah Bujairomi Ala Al Khothiib I/228]
Wallahu A'lamu Bis Showaab
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)
Link Diskusi: