1774. PERGI MENUJU SHALAT JAMA'AH DAN TEMPAT IBADAH MENGGUNAKAN KENDARAAN APAKAH MENDAPATKAN PAHALA BERJALAN?

Foto: Langit7


Pertanyaan:
assalamu'alaikum, katanya klu mmenuhi panggilan adzan utk salat berjamaah, pulang pergi tiap-tiap langkah kaki dicatat 1 kebaikan dan dihilangkan 1 ke salahan baginya, tanya bagaimana pergi kemesjid naik sepeda atau motor juga termasuk, jazakallahu khair
[Purnawarman]

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Tanpa dipungkiri bahwa disunahkan pergi ke tempat ibadah seperti masjid untuk shalat berjamaah dan semisalnya seperti halnya mendatangi shalat Jum'at dan Ied pergi berjalan kaki bahkan pahalanya sebagaimana disebutkan di banyak hadits orang yang melakukannya memperoleh 1 langkah dihitung satu kali kebajikan, hadits yang menceritakan ini ada dimuat dalam kitab Shahih Muslim, Musnad Imam Ahmad dan lainnya dari kitab hadits. Keterangan hadits² tersebut kemudian dijadikan sandaran atau keterangan dari Ulama Madzhab Syafi'i bahwa ketika pergi ke shalat Jum'at, Ied dan umumnya tempat ibadah seperti mengunjungi orang sakit dan sebagainya sunah hukumnya dengan berjalan kaki dan tidak menggunakan kendaraan kecuali ada udzur seperti karena lemah dan jauhnya tempat yang dituju. Adapun mengenai pahala bagi mereka menggunakan kendaraan tetap mereka peroleh, tetapi pahalanya tidak seperti orang yang berjalan kaki, karena yang lebih utama mendapat pahala tersebut adalah mereka berjalan kaki. Hal ini berdasarkan hadits:


عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: كَانَ رَجُلٌ لَا أَعْلَمُ رَجُلًا أَبْعَدَ مِنَ الْمَسْجِدِ مِنْهُ، وَكَانَ لَا تُخْطِئُهُ صَلَاةٌ، قَالَ: فَقِيلَ لَهُ: أَوْ قُلْتُ لَهُ: لَوْ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا تَرْكَبُهُ فِي الظَّلْمَاءِ، وَفِي الرَّمْضَاءِ، قَالَ: مَا يَسُرُّنِي أَنَّ مَنْزِلِي إِلَى جَنْبِ الْمَسْجِدِ، إِنِّي أُرِيدُ أَنْ يُكْتَبَ لِي مَمْشَايَ إِلَى الْمَسْجِدِ، وَرُجُوعِي إِذَا رَجَعْتُ إِلَى أَهْلِي، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قَدْ جَمَعَ اللهُ لَكَ ذَلِكَ كُلَّهُ»

_”Ubay bin Ka’b rodhiallohu ‘anhu berkata: seseorang yang setahuku tak ada lagi yang lebih jauh (rumahnya) dari masjid, dan ia tak pernah ketinggalan dari shalat. Ubay berkata: maka ia diberi saran atau kusarankan; “Bagaimana sekiranya jika kamu membeli keledai untuk kamu kendarai saat gelap atau saat panas terik? Laki-laki itu menjawab; “Aku tidak ingin rumahku di samping masjid, sebab aku ingin jalanku ke masjid dan kepulanganku ke rumah semua dicatat.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Telah Allah himpun untukmu semuanya tadi.”_
(HR. Muslim dalam Shahihnya)

Hadits tersebut mengisyaratkan bahwa pergi ke tempat ibadah beroleh pahala yang agung daripada pergi dengan menaiki kendaraan dan pahala yang dijadikan itu memang bagi mereka yang berjalan kaki, bukan berarti tidak mendapatkan pahala, pahala bisa saja diperoleh seperti dengan niat dan maksud untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, kendatipun melakukannya dengan berjalan kaki lebih utama dan itulah yang ditunjukkan oleh Sunah Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam.

Wallahu A'lam

Ibarat :

اسنى المطالب ج ١ ص ٢٦٧
(وَيُسْتَحَبُّ لِطَالِبِهَا) أَيْ الْجُمُعَةِ (أَنْ يَمْشِيَ) لِخَبَرِ «مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ وَالْحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ —
(وَلَا يَرْكَبُ فِي جُمُعَةٍ وَ) لَا (عِيدٍ وَ) لَا (جِنَازَةٍ وَ) لَا (عِيَادَةِ مَرِيضٍ) لِخَبَرِ «إذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ» السَّابِقُ وَقَيَّدَ الرَّافِعِيُّ وَغَيْرُهُ طَلَبَ عَدَمِ الرُّكُوبِ بِالذَّهَابِ وَرَدَّهُ ابْنُ الصَّلَاحِ بِخَبَرِ مُسْلِمٍ أَنَّهُمْ «قَالُوا لِرَجُلٍ هَلَّا تَشْتَرِي لَك حِمَارًا تَرْكَبُهُ إذَا أَتَيْت إلَى الصَّلَاةِ فِي الرَّمْضَاءِ وَالظَّلْمَاءِ فَقَالَ إنِّي أُحِبُّ أَنْ يُكْتَبَ لِي مَمْشَايَ فِي ذَهَابِي وَعَوْدِي فَقَالَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَدْ فَعَلَ اللَّهُ لَك ذَلِكَ» أَيْ كَتَبَ لَك مَمْشَاك أَيْ أَفْضَلِيَّتَهُ وَيُجَابُ بِأَنَّ الْمَعْنَى كَتَبَ لَك ذَلِكَ فِي مَجْمُوعِ الْأَمْرَيْنِ لَا فِي كُلٍّ مِنْهُمَا جَمْعًا بَيْنَ هَذَا الْخَبَرِ وَخَبَرِ «أَنَّهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - رَكِبَ فِي رُجُوعِهِ مِنْ جِنَازَةِ أَبِي الدَّحْدَاحِ» رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ وَغَيْرُهُ وَصَحَّحُوهُ (إلَّا لِعُذْرٍ) فَيَرْكَبُ (فَإِنْ رَكِبَ) لِعُذْرٍ أَوْ غَيْرِهِ (سَيَّرَهَا) أَيْ الدَّابَّةَ (بِسُكُونٍ) مَا لَمْ يَضِقْ الْوَقْتُ كَمَا فِي الْمَاشِي الْأَمْرُ 

التهذيب في الفقه الشافعي ج ٢ ص ٣٥١
ويستحب أن يأتيها ماشياً، وكذلك إلى العيد، والجنازة، وعيادة المريض، فإنه روي عن النبي- صلى الله عليه وسلم- أنه ما ركب في عيد ولا جنازة، ولم يذكر الجمعة؛ لأن باب حجرته كان في المسجد، ولأنه إذا مشى تكتب خطواته، فيكثر ثوابه، ولا يسعى لقوله عليه السلام: "إذا أقيمت الصلاة فأتوها تمشون، ولا تأتوها تسعون، وائتوها تمشون وعليكم السَّكينة". 
وإن كان به عذرٌ لا بأس أن يركب وتسير دابته على هيئته

نهاية المحتاج حواشي الشبراملسي ج ٢ ص ٣٣٨
وَكَمَا يُسْتَحَبُّ عَدَمُ الرُّكُوبِ هُنَا إلَّا لِعُذْرٍ يُسْتَحَبُّ أَيْضًا فِي الْعِيدِ وَالْجِنَازَةِ وَعِيَادَةِ الْمَرِيضِ 
(قَوْلُهُ: وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ) أَيْ بَلْ فِي سَائِرِ الْعِبَادَاتِ لِمُطِيقِ الْمَشْيِ كَمَا قَالَهُ حَجّ

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama