1852. MENYENTUH KEMALUAN BINATANG APAKAH MEMBATALKAN WUDHU?

Foto: IKABA


Pertanyaan:
>> Aiztlrdyh
Assalamualaikum maaf ust mau nanyak 
Itu kan yang membatalkan wudhu' salah satunya ada lah menyentuh qubul ato dubur nya anak Adam dengan telapak tangan bagian dalam, kalau misalnya menyentuh selain punya anak Adam itu gimna hukumnya ust?

Jawaban:
>> مهدي
Wa'alaikumussalam 

Menyentuh/memegang farji hewan tidak membatalkan wudhu.

.وثالثها أى و ثالث نواقض الوضوء مس فرج آدمي أو محل قطعه ولو لميت أو صغير

وخرج بآدمي فرج البهيمة إذ لا يشتهى ومن ثم جاز النظر إليه أى إلى فرج البهيمة ومحله إن لم ينظر إليه بشهوة وإلا حرم كما هو ظاهر.

Fathul Mu'in

>> Ismidar Abdurrahman As Sanusi
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakaatuh

Dalam Madzhab Syafi'i ada dua pendapat Milik Imam Syafi'i mengenai permasalahan batal tidak wudhu dengan sebab menyentuh kemaluan selain anak Adam (manusia). Qaul Qadim Imam Syafi'i menyatakan batal dengan alasan ketika ada manusia menyetubuhi hewan maka wajib mandi maka membatalkan wudhu dengan menyentuhnya seperti kemaluan Wanita anak Adam. Yang kedua merupakan Qaul Jadid Imam Syafi'i dan inilah Qaul yang Adzhar tidak membatalkan wudhu menyentuh kemaluan binatang dengan alasan tidak wajib menutupnya (kemaluan binatang) dan tidak haram melihatnya dan umumnya kemaluan binatang bukan tempat menimbulkan syahwat. Kemudian Qaul Jadid Imam Syafi'i inilah yang kemudian ditetapkan dalam Madzhab Syafi'i seperti diikuti oleh segolongan Ulama Syafi'iyah yang mereka tulis di kitab mereka yang menyatakan tidak batal wudhu dengan menyentuh kemaluan binatang. Itu semua berkenaan dengan kemaluan depan yakni Farji sedangkan kemaluan belakang yang disebut dengan - maaf - dubur juga terjadi Khilaf, ada yang menyebutkan membatalkan wudhu dan ada juga yang mengatakan tidak batal, yang mengatakan batal itulah yang ditetapkan dalam Madzhab Syafi'i, sedangkan Perkataan imam Rafi'i yang mengatakan tidak membatalkan wudhu tanpa ada khilaf tidak Sharih karena dalam masalah tersebut memang ada khilaf.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang membatalkan wudhu pada kasus menyentuh qubul dan dubur adalah qubul anak Adam, sedangkan bila qubul atau dubur binatang ada khilaf, namun Qaul Jadid Imam Syafi'i, yang Adzhar dan ditetapkan dalam Madzhab Syafi'i tidak membatalkan wudhu karena tidak wajib menutup kemaluan binatang, tidak haram melihatnya kecuali syahwat dan kemaluannya secara umumnya bukan tempat yang menimbulkan syahwat.

Wallahu A'lam

Ibarat :

كفاية الأخيار في حل غاية الاختصار، صفحة ٢٧ المكتبة دار العلم سورابايا
وَلَا ينْقض مس دبر الْبَهِيمَة قَالَ الرَّافِعِيّ بِلَا خلاف وَفِيه خلاف وَفِي مس قبلهَا قَولَانِ الْقَدِيم أَنه ينْقض لِأَنَّهُ يجب الْغسْل بالإيلاج فِيهِ فينقض كفرج الْمَرْأَة والجديد الْأَظْهر أَنه لَا ينْقض مس لِأَنَّهُ لَا يجب ستره وَلَا يحرم النّظر إِلَيْهِ فعلى الْأَظْهر لَو أَدخل يَده فِيهِ لم ينْتَقض وضوؤه على الرَّاجِح وَالله أعلم

شرح المقدمة الحضرمية المسمى بشرى الكريم بشرح مسائل التعليم، صفحة ١١٥ المكتبة الشاملة
(ولا ينقض فرج البهيمة) من جميع الحيوانات غير الآدمي؛ إذ لا يشتهي طبعاً، ولذا حل نظره، وانتفى الحد به.

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama