Pertanyaan:
>> SD
Asslamu'alaikum
Jika seseorang meninggal dan di dalam perut masih ada selang yang belum di copot karna habis dari rs itu bagai mana?
Apa harus di copot
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakaatuh
Dalam hal ini ada dua Madzhab yaitu Madzhab Syafi'i dan Hambali, berikut ini rinciannya:
MADZHAB SYAFI'I
>> Ismidar Abdurrahman As Sanusi
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakaatuh
Bila selang yang berada dalam tubuh Mayit adalah miliknya seperti sudah dibayar kepada pihak Rumah sakit maka selang tersebut tidak perlu dicopot atau perutnya dibedah untuk dikeluarkan selang tersebut. Sedangkan bila selang tersebut bukan miliknya seperti masih milik pihak Rumah sakit dan tidak dibayar dan pihak Rumah sakit menuntutnya maka wajib dibedah perutnya lalu dikeluarkan selang tersebut kecuali ahli warisnya menjaminnya baik dengan mengganti barang yang sama atau harga dari barang yang berada dalam tubuh Mayit tersebut. Kasus ini sama samakan dengan kasus Mayit dikubur sedangkan ada harta dalam tubuhnya kuburannya digali atau tidak mengacu pada keterangan diatas, meskipun ada pendapat yang menyebutkan pemiliknya menuntutnya atau tidak tapi pendapat Yang Mu'tamad seperti rincian saya sebutkan diatas. Ini tidak hanya pada kasus yang dijelaskan tapi Semua barang yang ditanam atau berada dalam tubuh mayit, bukan barang yang diluar seperti cincin dan semisalnya.
(قوله: وإن لم يطلبه مالكه) غاية في وجوب النبش عند سقوط متمول، أي يجب النبش لأجل إخراج المتمول، وإن لم يطلبه مالكه، لأن في إبقائه في القبر إضاعة مال. قال في النهاية: وقيده - أي وجوب النبش - في المهذب: بطلبه له. قال في المجموع: ولم يوافقوه عليه. ولو بلع مال غيره وطلبه مالكه ولم يضمن بدله أحد من ورثته أو غيرهم - كما نقله في الروضة عن صاحب العدة، وهو المعتمد - نبش، وشدق جوفه، وأخرج منه، ودفع لمالكه. فإن ابتلع مال نفسه فلا ينبش، ولا يشق، لاستهلاكه له حال حياته. اهــــ. بحذف.
“(Keterangan Pengarang "Meskipun Pemiliknya tidak menuntutnya") Keterangan tersebut menunjukkan wajib menggali kubur saat jatuh barang berharga, artinya wajib menggali kubur untuk mengeluarkan barang berharga meskipun pemiliknya tidak menuntutnya karena membiarkannya dalam kubur termasuk menyiakan harta.
Dalam kitab Nihaayah (Karangan Imam Ramli, sebuah Kitab Syarh dari kitab Minhaaj At Thaalibiin karya Imam Nawawi) Disebutkan: Dan dibatasi - Artinya wajib menggali kubur - dalam kitab Al Muhadzdzab (Pemiliknya) menuntutnya, dalam kitab Al Majmuu' disebutkan: Pendapat tersebut tidak disepakati. Apabila seseorang menelan harta orang lain dan pemiliknya menuntutnya dan tidak ada penjamin sebagai gantinya dari ahli warisnya atau orang lain sebagaimana dinuqil dari kitab Raudhah dari pengarang kitab Al 'Uddah kuburan tersebut digali, ini adalah pendapat yang Mu'tamad, perutnya dibedah untuk mengeluarkan harta tersebut dan diserahkan kepada pemiliknya. Sedangkan bila menelan hartanya sendiri maka kuburannya tidak digali dan juga tidak dibedah karena dia menghabiskan atau memakan hart itu kala hidupnya, Habis keterangan beliau dengan dikurangi”.
[Hasyiyah I'aanah At Thaalibiin II/122]
وكذلك يجب النبش فيما إذا بلع مالا لغيره وطلبه صاحبه بعد دفنه فإنه ينبش ويشق جوفه ويخرج منه، ويرد لصاحبه أما إذا ابتلع مال نفسه فإنه لا ينبش ولا يشق لاستهلاكه ماله فى حال حياته
“Demikian pula wajib kuburan digali apabila Ia menelan harta orang lain dan pemiliknya menuntutnya sesudah dikuburkan, kuburnya digali dan perutnya dibedah lalu dikeluarkan harta tersebut dan dikembalikan kepada pemiliknya, sedangkan apabila ia menelan hartanya sendiri maka kuburannya tidak digali dan juga tidak dibedah karena menghabiskan atau memakan hartanya kala hidupnya”
[Hasyiyah Al Bajuri Ala Ibnu Qasiim I/259]
ولو بلع مالاً لنفسه ومات لم ينبش أو مال غيره وطلبه مالكه نبش وشق جوفه وأخرجه منه ورد لصاحبه إلا إذا ضمنه الورثة فلا يشق حينئذٍ على المعتمد
“Apabila seseorang menelan hartanya sendiri dan meninggal kuburnya tidak digali atau harta orang lain dan pemiliknya menuntutnya kuburnya digali dan perutnya dibedah lalu dikeluarkan harta tersebut dan dikembalikan kepada pemiliknya kecuali ahli warisnya menjamin maka tidak dibedah ketika itu berpijak pada pendapat yang Mu'tamad”
[Kaasyifah As Sajaa Fii Syarh Safiinah An Najaa Halaman 109]
Wallahu A'lamu Bis Shawaab
MADZHAB HAMBALI
>> Cah
Jika mencabut selang oleh tenaga ahli tidak dianggap merusak kehormatan mayat dengan melalui prosedur medis maka boleh dicabut
المغني لابن قدامة - ت التركي ٣/٤٨٤ — ابن قدامة (ت ٦٢٠)
قال أحمدُ، في المَيِّتِ تكونُ أسْنانُه مَرْبُوطَةً بِذَهَبٍ: إن قَدَرَ على نَزْعِه مِن غيرِ أن يَسْقُطَ بعضُ أسْنانِه نَزَعَهُ، وإن خافَ أن يَسْقُطَ بعضُها تَرَكَهُ.
Link Diskusi: