0246. KEWAJIBAN ISTRI TERHADAP SUAMINYA

ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·11 FEBRUARI 2017
Oleh:  Ismidar Abdurrahman As-Sanusi   

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Numpang sebentar

Allah Swt dan Rosulnya mensyariatkan perkawinan bukan hanya sebagai pemenuh kebutuhan biologis akan tetapi dengan adanya perkawinan diharapkan antara suami istri bisa melaksanakan semua haknya dan tidak diperbolehkan mengabaikan hak-haknya kepada suami/istri.

Bagi seorang istri suamimu merupakan orang tuamu yang kedua yaitu sebagai tempat kamu berlindung meminta pertolongan, mencurahkan perasaan dan tempat kamu berbagi baik susah maupun senang. Oleh sebab itu jika kamu seorang istri maka tunaikanlah hak-hakmu kepada suamimu jika kamu mau selamat dunia akhirat karena suami dalam suatu rumah tangga adalah sesuatu yang harus kamu hargai, kau segani dan kau taati, jika ia melarangmu kepada suatu hal yang memberikan kemaslahatan maka ikutilah dia dan jangan jadi istri pembangkang kelak kamu akan menemui kesulitan jika mengabaikannya.
Dibawah ini akan disebutkan beberapa kewajiban seorang istri terhadap suaminya, agar bagi yang menjadi istri tidak mengabaikannya dan membuat nasipnya kelak menjadi merugi.

KEWAJIBAN SEORANG ISTRI TERHADAP SUAMINYA:
• MENTAATI SUAMI
Syariat telah menetapkan bahwa seorang yang dijadikan pemimpin hendaknya selalu ditaati oleh yang dipimpin demi terciftanya kehidupan bahagia dunia akhirat. Begitu juga dengan seorang istri adalah suatu kewajiban baginya mentaati suami dalam hal yang membawa kemaslahatan baginya, bila seorang suami memerintahkan kepadamu kepada hal yang tidak melanggar ajaran syariat maka wajib hukumnya kamu mentaatinya dan jika kamu tidak mentaatinya kamu berdosa. Kecuali apabila perintah itu maksiat maka tidak ada ketaatan diisana.
• Melayani suaminya
Apabila sang suami punya hasrat untuk "melakukannya" maka wajib bagi sang istri untuk melayani suaminya kecuali dalam hal yang dianggap udzur seperti haid, sakit dan sebagainya.
• Menjaga kehormatan rumah tangganya.
• Tidak memasukkan seseorang kedalam rumah sekiranya suami membencinya.
• Tidak keluar rumah tanpa izin suaminya
• Tidak keluar rumah melainkan ditemani mahromnya.
• menyerahkan diri sepunuhnya.
• rumah tangganya
• Menutup badannya/memakai hijab, dari pandangan laki-laki lain walaupun dari wajah dan telapak tangannya
• Tidak/meninggalkan untuk meminta sesuatu diatas kemampuan suaminya
• Menjaga diri dan agama dari memakan makanan haram yang dihasilkan suami
• Tidak membohongi suami atas perkara Haidhnya , baik sedang dalam masa haidh atau sudah berhenti, sudah bersih.

Hal-hal diatas adalah suatu kewajiban bagi istri terhadap suaminya dan mau tidak mau bisa tidak bisa harus ia jalankan perintah itu semampunya. Dan saya berharap bagi yang sudah menjadi ISTRI atau IBU sudah melaksanakannya dan bila belum maka rubahlah sesegra mungkin, dan jadikan kecantikanmu dan keindahan tubuhmu untuk suamimu dan jangan kau tamppakn selain suaminya karena tubuhmu adalah milik suaminya dan dia yang berhak dengan itu semua. Semoga dengan penuturan diatas bisa bermanfaat bagi kita semua, jika terdapat salah dan khilaf mohon dimaafkan.

Wallahu A'lamu Bis Showaab

Referensi:

الموسوعة الفقهية الكويتية (41/ 313)

وَمِنْ حُقُوقِ الزَّوْجِ عَلَى زَوْجَتِهِ: أ - طَاعَةُ الْمَرْأَةِ زَوْجَهَا تَسْلِيمُ الزَّوْجَةِ نَفْسَهَا إِلَى الزَّوْجِ: عَدَمُ إِذْنِ الزَّوْجَةِ فِي بَيْتِ الزَّوْجِ لِمَنْ يَكْرَهُ دُخُولَهُ: د - عَدَمُ خُرُوجِ الزَّوْجَةِ مِنَ الْبَيْتِ إِلاَّ بِإِذْنِ الزَّوْجِ: هـ - سَفَرُ الزَّوْجِ بِامْرَأَتِهِ:
الموسوعة الفقهية الكويتية (30/ 122) وَمِنْ حُقُوقِ الزَّوْجِ: أ - تَسْلِيمُ الْمَرْأَةِ نَفْسَهَا: 8 - إِذَا اسْتَوْفَى عَقْدُ النِّكَاحِ شُرُوطَهُ وَوَقَعَ صَحِيحًا فَإِنَّهُ يَجِبُ عَلَى الْمَرْأَةِ تَسْلِيمُ نَفْسِهَا إِلَى الزَّوْجِ وَتَمْكِينُهُ مِنَ الاِسْتِمْتَاعِ بِهَا؛ لأَِنَّهُ بِالْعَقْدِ يَسْتَحِقُّ الزَّوْجُ تَسْلِيمَ الْعِوَضِ وَهُوَ الاِسْتِمْتَاعُ بِهَا كَمَا تَسْتَحِقُّ الْمَرْأَةُ الْعِوَضَ وَهُوَ الْمَهْرُ (1) . وَلِلْمَرْأَةِ إِنْ طَلَبَهَا الزَّوْجُ أَنْ تَسْأَل الإِْنْظَارَ مُدَّةً جَرَتِ الْعَادَةُ أَنْ تُصْلِحَ أَمْرَهَا فِيهَا كَالْيَوْمَيْنِ وَالثَّلاَثَةِ؛ لأَِنَّ ذَلِكَ يَسِيرٌ جَرَتِ الْعَادَةُ بِمِثْلِهِ.

الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي (9/ 6854) - الأمانة: على الزوجة أن تحفظ غيبة زوجها في نفسها وبيته وماله وولده، لحديث ابن الأحوص السابق: «أما حقكم على نسائكم، فلا يوطئن فرشكم من تكرهون، ولا يأذنَّ في بيوتكم لمن تكرهون» وقوله صلّى الله عليه وسلم: «نساء قريش خير نساء ركبن الإبل، أحناه على طفل في صغره، وأرعاه على زوج في ذات يده» وفي لفظ: «خير نساء ركبن الإبل صالح نساء قريش» (1) ويؤكده الحديث المعروف: «كلكم راع، وكلكم مسؤول عن رعيته، والأمير راع، والرجل راع على أهل بيته، والمرأة راعية على بيت زوجها وولده، فكلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته» (2) فعليها أن تحسن تربية أولادها على الدين والفضيلة والقيام بالواجب. 3ً - المعاشرة بالمعروف: يجب على المرأة معاشرة الزوج بالمعروف من كف الأذى وغيره، كما عليه معاشرتها بالمعروف، لقوله عليه الصلاة والسلام: «لا تؤذي امرأة زوجها في الدنيا إلا قالت زوجته من الحور العين: لا تؤذيه، قاتلكِ الله، فإنما هو عندكِ دخيل، يوشك أن يفارقك إلينا» (3) وقال صلّى الله عليه وسلم: «ما تركت بعدي فتنة هي أضر على الرجال من النساء» (4).
*********************
-Kitab Syarh 'Uquldul Lujain :

(الفَصْلُ الثَّانِيْ: فِيْ) بيان (حُقُوْقِ الزَّوْجِ) الواجبة (عَلَى الزَّوْجَةِ) وهي طاعة الزوج في غير معصية، وحسن المعاشرة، وتسليم نفسها إليه، وملازمة البيت، وصيانة نفسها من أن توطئ فراشه غيره، والإحتجاب عن رؤية أجنبي لشيء من بدنها ولو وجههل وكفيها، إذ النظر إليهما حرام ولو مع انتفاء الشهوة والفتنة، وترك مطالبتها له بما فوق الحاجة ولو علمت قدرته عليه، وتعففها عن تناول ما يكسبه من المال الحرام، وعدم كذبها على حيضها وجودا وانقطاعا.

Fasal kedua menerangkan haq-haq suamiyang wajib atas seorang isteri, Yaitu :
- Taat kepada suami dalam hal selain ma'syiyat
- Melayani/menggauli dengan baik
- menyerahkan diri sepunuhnya
- menetapi rumah suaminya
- menjaga kehormatan rumah tangganya
- Menutup badannya/memakai hijab, dari pandangan laki-laki lain walaupun dari wajah dan telapak tangannya
- Tidak/meninggalkan untuk meminta sesuatu diatas kemampuan suaminya
- Menjaga diri dan agama dari memakan makanan haram yang dihasilkan suami
- Tidak membohongi suami atas perkara Haidhnya , baik sedang dalam masa haidh atau sudah berhenti, sudah bersih.

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Ttd
Ismidar Abdurrahman As-Sanusi 

Link Asal##
https://www.facebook.com/groups/asawaja/permalink/1213170332064283/

Dokumen FB:
https://www.facebook.com/notes/diskusi-hukum-fiqih-berdasarkan-empat-madzhab/0246-kewajiban-istri-terhadap-suaminya/1236554523059197/

Komentari

Lebih baru Lebih lama