0384. FIQIH THOHAROH : HARUSKAH WUDHU SETELAH MANDI JANABAH?

ISMIDAR ABDURRAHMAN AS-SANUSI·16 NOVEMBER 2016

PERTANYAAN   
> Djamal Afghani
Q mw tnya lw org jnub dh mndi bsar pa hrus brwdhu 

JAWABAN
>Ismidar Abdurrahman As-Sanusi 
Tidak Harus. Bahkan menurut pendapat yang shahih dalam madzhab Syafi'i jika seseorang mandi janabah hadats kecilnya juga terangkat sebab mandi tersebut dan jika setelah mandi ia langsung sholat tanpa wudhu lagi hukumnya sah dengan syarat ia tidak melakukan yang membatalkan wudhu dan disyaratkan juga mandinya sah.

فرع
من اجتمع عليه حدثان : أصغر . وأكبر . فيه أوجه . الصحيح : يكفيه غسل جميع البدن بنية الغسل وحده ، ولا ترتيب عليه . والثاني : يجب نية الحدثين إن اقتصر على الغسل . والثالث : يجب وضوء مرتب ، وغسل جميع البدن . فإن شاء قدم الوضوء ، وإن شاء أخره . والرابع : يجب وضوء مرتب ، وغسل باقي البدن . هذا كله إذا وقع الحدثان معا ، أو سبق الأصغر ، وأما إذا سبق الأكبر ، فطريقان . أصحهما : طرد الخلاف . والثاني : القطع بالاكتفاء بالغسل .

Cabang :
Barang siapa yang terkumpul padanya dua hadats, kecil dan besar, maka terdapat beberapa pendapat :
1. Pendpat yang shohih adalah cukup baginya membasuk seluruh badannya dengan niat mandi saja dan tidak memerlukan tartib (urutan dalam wudhu)
2. Jika melakukan mandi saja maka wajib niat dua hadats
3. Wajib wudhu secara urut dan membasuh seluruh badan, boleh wudhu di awal atau di akhir mandi
4. Wajib wudhu secara urut dan membasuh sisa badan yang belum terkena air.
Itu semua jika hadasnya terjadi secara bersamaan atau hadas kecil mendahulinya.
Adapun jika hadast besarnya yang mendahului hadas kecil maka ada dua pendapat :
1. Pendapat yang paling sohih adalah sebgaimana hilaf diatas.
2. Sudah pasti cukup dengan sekali mandi.
Roudhooh at-Thoolibiin I/94

Link Kitab Online:
http://library.islamweb.net/newlibr...... [http://library.islamweb.net/newlibr......] 

ﺍﻟﻘﺎﻋﺪﺓ ﺍﻟﺘﺎﺳﻌﺔ ﺇﺫﺍ ﺍﺟﺘﻤﻊ ﺃﻣﺮﺍﻥ ﻣﻦ ﺟﻨﺲ ﻭﺍﺣﺪ ، ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺘﻠﻒ ﻣﻘﺼﻮﺩﻫﻤﺎ ، ﺩﺧﻞ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮ ﻏﺎﻟﺒﺎ
فَمِنْ فُرُوعِ ذَلِكَ إذَا اجْتَمَعَ حَدَثٌ وَجَنَابَةٌ, كَفَى الْغُسْلُ عَلَى الْمَذْهَبِ, كَمَا لَوْ اجْتَمَعَ جَنَابَةٌ وَحَيْضٌ

“Qaidah ke sembilan : Apabila ada dua perkara yang sejenis dan maksud (tujuannya) tidak berbeda berkumpul jadi satu maka secara umum salah satunya masuk kepada yang lain”
Diantara yang masuk dalam qaidah ini adalah : Apabila hadats dan junub berkumpul menjadi satu, maka cukup mandi saja menurut madhab Syafi’i, seperti halnya berkumpulnya junub dan hadats dan hadats sebab haidl, maka cukup mandi satu saja.
al-Ashbah wa an-Nazhooir Hal. 86

Wallahu A'lamu Bis Showaab

> Cah Angon Pemburucintailaahi Aljawilwustho 
Tdk hrs,,, yg disunnahkan berwudlu sblm mndi junub

>  Mardhotillah 
Mmang sah.. tpi logikanya org lok mandi op tdak istinja' jal pye??

> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi 
Yupz**

ولم يعد الأكثرون إزالة النجاسة من واجبات الغسل ، وأنكر الرافعي وغيره جعلها من واجب الغسل. قالوا: لأن الوضوء والغسل سواء ولم يعد أحد إزالة النجاسة من أركان الوضوء، لكن يقال إزالة النجاسة شرط لصحة الوضوء والغسل، وشرط الشيء لا يعد منه كالطهارة وستر العورة لا يعدان من أركان الصلاة.

Dan kebanyakan ulama tidak menghitung membersihkan najis sebagai kewajiban-kewajiban mandi, ar-Rofi’i dan lainnya bahkan mengingkari menjadikannya sebagai kewajiban dalam mandi.
Para Ulama berkata “Karena wudhu dan mandi adalah sama, tidak seorang ulama pun yang menghitung kewajiban membersihkan najis termasuk rukun-rukunnya wudhu, hanya saja dikatakan bahwa membersihkan najis adalah syarat sahnya wudhu dan mandi dan syarat sesuatu tidak terhitung bagian darinya sebagaimana kewajiban bersuci dan menutup aurat yang tidak terhitung bagian dari rukun-rukunnya shalat.
Al-Majmuu’ ala Syarh al-Muhadzdzab II/208

Link Diskusi>> 

Komentari

Lebih baru Lebih lama