PERTANYAAN
Bolehkah kita mengikuti pendapat pendapat nya ibn taymiyah
JAWABAN
كع دول
Berikut komebtar ibnubhajar alhaitami mengenai ibnu qoyyim
Beliau (Syaikh Ibnu Hajar Al-Haitami) berkata ” Maka berhati-hatilah kamu, jangan kamu dengarkan apa yang ditulis oleh Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah dan selain keduanya dari orang-orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah telah menyesatkannya dari ilmu serta menutup telinga dan hatinya dan menjadikan penghalang atas
pandangannya. Maka siapakah yang mampu memberi petunjuk atas orang yang telah Allah jauhkan?”
(Al-Fatawa Al-Hadithiyyah : 203)
ﻭﺇﻳﺎﻙ ﺃﻥ ﺗﺼﻐﻰ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻓﻲ ﻛﺘﺐ اﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ ﻭﺗﻠﻤﻴﺬﻩ اﺑﻦ ﻗﻴﻢ اﻟﺠﻮﺯﻳﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻣﻤﻦ اﺗﺨﺬ ﺇﻟﻬﻪ ﻫﻮاﻩ ﻭﺃﺿﻠﻪ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻋﻠﻢ ﻭﺧﺘﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﻤﻌﻪ ﻭﻗﻠﺒﻪ ﻭﺟﻌﻞ ﻋﻠﻰ ﺑﺼﺮﻩ ﻏﺸﺎﻭﺓ ﻓﻤﻦ
ﻳﻬﺪﻳﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺪ اﻟﻠﻪ، ﻭﻛﻴﻒ ﺗﺠﺎﻭﺯ ﻫﺆﻻء اﻟﻤﻠﺤﺪﻭﻥ اﻟﺤﺪﻭﺩ، ﻭﺗﻌﺪﻭا اﻟﺮﺳﻮﻡ ﻭﺧﺮﻗﻮا ﺳﻴﺎﺝ اﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻭاﻟﺤﻘﻴﻘﺔ، ﻓﻈﻨﻮا ﺑﺬﻟﻚ ﺃﻧﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﻫﺪﻯ ﻣﻦ ﺭﺑﻬﻢ ﻭﻟﻴﺴﻮا ﻛﺬﻟﻚ، ﺑﻞ ﻫﻢ ﻋﻠﻰ ﺃﺳﻮﺃ اﻟﻀﻼﻝ ﻭﺃﻗﺒﺢ اﻟﺨﺼﺎﻝ ﻭﺃﺑﻠﻎ اﻟﻤﻘﺖ ﻭاﻟﺨﺴﺮاﻥ ﻭﺃﻧﻬﻰ اﻟﻜﺬﺏ ﻭاﻟﺒﻬﺘﺎﻥ ﻓﺨﺬﻝ اﻟﻠﻪ ﻣﺘﺒﻌﻬﻢ ﻭﻃﻬﺮ اﻷﺭﺽ ﻣﻦ ﺃﻣﺜﺎﻟﻬﻢ.
Muh Jayus
Masih IBNU TAIMIYYAH MUJASSIMAH
بسم الله والصلوات على رسول الله
Ibnu Taimiyyah
ابن تيمِيَّة، تقي الدين 661-728هـ، 1263-1328م
تقي الدين أبو العباس أحمد بن عبد الحليم بن عبد السلام بن عبد الله بن أبي القاسم بن محمد ابن تيمية الحراني الحنبلي الدمشقي
Dalam berbagai kesempatan Ibnu Taimiyyah dan pengikutnya tentu menolak jika dikatakan mujassimah
Tapi kenapa dalam kitabnya yg terkenal dg nama
شرح حديث النزول
SYARACH CHADITSINNUZUL
Ibnu Taimiyyah memakai/mengakui hadits 'umar __padahal dhoif, lihat catatan kaki dibawah dari halaman kitab yg saya tampilkan__
Di halaman 400 atau disyameela juz 1 hal 151
وإذا كان قعود الميت في قبره ليس هو مثل قعود البدن، فما جاءت به الآثار عن النبي صلى الله عليه وسلم من لفظ [القعود والجلوس] في حق ـ الله تعالى ـ كحديث جعفر بن أبي طالب ـ رضي الله عنه ـ وحديث عمر بن الخطاب ـ رضي الله عنه ـ وغيرهما أولى ألا يماثل صفات أجسام العباد
Saya terjemahkan mohon dikoreksi
Dan ketika duduknya mayit didalam kuburnya tidak seperti duduknya badan, maka apa yg didatangkan oleh Atsar dari Nabi SAW dari lafadz Alqu’uudu (duduk) waljulusu (maknanya juga:duduk) dalam haqnya Alloh ta’ala seperti hadits ja’far bin Abi tholib RA dan hadits ‘Umar bin Khottob RA dll , itu LEBIH utama untuk TIDAK mensepertikan,menyamakan dg sifat-sifat jisim2 hamba
Demikian Ibnu Taimiyyah berkeyakinan dan memberi nasihat, masalahnya adalah yg dia sebut sebagai Hadits ‘Umar bin khottob adalah Hadits Dho’if dan dijadikan sebagai i’tiqod
Haditsnya adalah __Nanti bisa dilihat dalam scen halaman , bagian bawah, sudah saya lingkari warna merah__
Anna ‘Umar bin alKhottob rodhiyaLLOHU ‘anhu
Idza jalasa tabaroka wata'ala 'alalkursiyyi sumi'a lahu athithun ka athithirrohliljadid
Saya terjemahkan ,silahkan dikoreksi
ketika Alloh tabaroka wata'ala duduk diatas kursiy maka didengarlah suara menahan beban berat karena dudukNYA seperti suara hewan tunggangan yg masih baru membawa beban berat
Lalu dengan mudah Ibnu taimiyah berkata seperti diatas
أولى ألا يماثل صفات أجسام العباد
LEBIH utama untuk TIDAK mensepertikan,menyamakan dg sifat-sifat jisim2 hamba
Al-Khadimi menuliskan di kitab Bariqah Mahmudiyah- Jilid 1 halaman 228
( وفيها ) ( رجل وصف الله تعالى بالفوق أو بالتحت ) ( فهذا تشبيه ) أي بالأجسام فتجسيم ( وكفر ) لعله إن كان مراده من الفوق هو العلو , والرفعة , والقهر , والغلبة فلا يكفر بل ينبغي إجراء التفصيل السابق من إرادة حكاية ما في الأخبار
Dan didalam nya (kitab Fatawa At-Tatarkhaniyah) disebutkan, seorang yang mensifati Allah ta’ala dengan “di bawah” atau “di atas” maka ini adalah Tasybih (menyerupakan) yakni dengan semua benda, maka di sebut Tajsim, dan ia telah kafir, tapi mudah-mudahan jika ia maksud dari kata “di atas” adalah tinggi martabat (bukan tinggi tempat) dan menguasai, maka ia tidak kafir, tapi sepantasnya di sini berlaku rincian yang telah disebutkan yaitu karena hendak menghikayah lafadh yang ada dalam khabar
والله أعلم
Bolehkah kita mengikuti pendapat pendapat nya ibn taymiyah
JAWABAN
كع دول
Berikut komebtar ibnubhajar alhaitami mengenai ibnu qoyyim
Beliau (Syaikh Ibnu Hajar Al-Haitami) berkata ” Maka berhati-hatilah kamu, jangan kamu dengarkan apa yang ditulis oleh Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah dan selain keduanya dari orang-orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah telah menyesatkannya dari ilmu serta menutup telinga dan hatinya dan menjadikan penghalang atas
pandangannya. Maka siapakah yang mampu memberi petunjuk atas orang yang telah Allah jauhkan?”
(Al-Fatawa Al-Hadithiyyah : 203)
ﻭﺇﻳﺎﻙ ﺃﻥ ﺗﺼﻐﻰ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻓﻲ ﻛﺘﺐ اﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ ﻭﺗﻠﻤﻴﺬﻩ اﺑﻦ ﻗﻴﻢ اﻟﺠﻮﺯﻳﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻣﻤﻦ اﺗﺨﺬ ﺇﻟﻬﻪ ﻫﻮاﻩ ﻭﺃﺿﻠﻪ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻋﻠﻢ ﻭﺧﺘﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﻤﻌﻪ ﻭﻗﻠﺒﻪ ﻭﺟﻌﻞ ﻋﻠﻰ ﺑﺼﺮﻩ ﻏﺸﺎﻭﺓ ﻓﻤﻦ
ﻳﻬﺪﻳﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺪ اﻟﻠﻪ، ﻭﻛﻴﻒ ﺗﺠﺎﻭﺯ ﻫﺆﻻء اﻟﻤﻠﺤﺪﻭﻥ اﻟﺤﺪﻭﺩ، ﻭﺗﻌﺪﻭا اﻟﺮﺳﻮﻡ ﻭﺧﺮﻗﻮا ﺳﻴﺎﺝ اﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻭاﻟﺤﻘﻴﻘﺔ، ﻓﻈﻨﻮا ﺑﺬﻟﻚ ﺃﻧﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﻫﺪﻯ ﻣﻦ ﺭﺑﻬﻢ ﻭﻟﻴﺴﻮا ﻛﺬﻟﻚ، ﺑﻞ ﻫﻢ ﻋﻠﻰ ﺃﺳﻮﺃ اﻟﻀﻼﻝ ﻭﺃﻗﺒﺢ اﻟﺨﺼﺎﻝ ﻭﺃﺑﻠﻎ اﻟﻤﻘﺖ ﻭاﻟﺨﺴﺮاﻥ ﻭﺃﻧﻬﻰ اﻟﻜﺬﺏ ﻭاﻟﺒﻬﺘﺎﻥ ﻓﺨﺬﻝ اﻟﻠﻪ ﻣﺘﺒﻌﻬﻢ ﻭﻃﻬﺮ اﻷﺭﺽ ﻣﻦ ﺃﻣﺜﺎﻟﻬﻢ.
Muh Jayus
Masih IBNU TAIMIYYAH MUJASSIMAH
بسم الله والصلوات على رسول الله
Ibnu Taimiyyah
ابن تيمِيَّة، تقي الدين 661-728هـ، 1263-1328م
تقي الدين أبو العباس أحمد بن عبد الحليم بن عبد السلام بن عبد الله بن أبي القاسم بن محمد ابن تيمية الحراني الحنبلي الدمشقي
Dalam berbagai kesempatan Ibnu Taimiyyah dan pengikutnya tentu menolak jika dikatakan mujassimah
Tapi kenapa dalam kitabnya yg terkenal dg nama
شرح حديث النزول
SYARACH CHADITSINNUZUL
Ibnu Taimiyyah memakai/mengakui hadits 'umar __padahal dhoif, lihat catatan kaki dibawah dari halaman kitab yg saya tampilkan__
Di halaman 400 atau disyameela juz 1 hal 151
وإذا كان قعود الميت في قبره ليس هو مثل قعود البدن، فما جاءت به الآثار عن النبي صلى الله عليه وسلم من لفظ [القعود والجلوس] في حق ـ الله تعالى ـ كحديث جعفر بن أبي طالب ـ رضي الله عنه ـ وحديث عمر بن الخطاب ـ رضي الله عنه ـ وغيرهما أولى ألا يماثل صفات أجسام العباد
Saya terjemahkan mohon dikoreksi
Dan ketika duduknya mayit didalam kuburnya tidak seperti duduknya badan, maka apa yg didatangkan oleh Atsar dari Nabi SAW dari lafadz Alqu’uudu (duduk) waljulusu (maknanya juga:duduk) dalam haqnya Alloh ta’ala seperti hadits ja’far bin Abi tholib RA dan hadits ‘Umar bin Khottob RA dll , itu LEBIH utama untuk TIDAK mensepertikan,menyamakan dg sifat-sifat jisim2 hamba
Demikian Ibnu Taimiyyah berkeyakinan dan memberi nasihat, masalahnya adalah yg dia sebut sebagai Hadits ‘Umar bin khottob adalah Hadits Dho’if dan dijadikan sebagai i’tiqod
Haditsnya adalah __Nanti bisa dilihat dalam scen halaman , bagian bawah, sudah saya lingkari warna merah__
Anna ‘Umar bin alKhottob rodhiyaLLOHU ‘anhu
Idza jalasa tabaroka wata'ala 'alalkursiyyi sumi'a lahu athithun ka athithirrohliljadid
Saya terjemahkan ,silahkan dikoreksi
ketika Alloh tabaroka wata'ala duduk diatas kursiy maka didengarlah suara menahan beban berat karena dudukNYA seperti suara hewan tunggangan yg masih baru membawa beban berat
Lalu dengan mudah Ibnu taimiyah berkata seperti diatas
أولى ألا يماثل صفات أجسام العباد
LEBIH utama untuk TIDAK mensepertikan,menyamakan dg sifat-sifat jisim2 hamba
Al-Khadimi menuliskan di kitab Bariqah Mahmudiyah- Jilid 1 halaman 228
( وفيها ) ( رجل وصف الله تعالى بالفوق أو بالتحت ) ( فهذا تشبيه ) أي بالأجسام فتجسيم ( وكفر ) لعله إن كان مراده من الفوق هو العلو , والرفعة , والقهر , والغلبة فلا يكفر بل ينبغي إجراء التفصيل السابق من إرادة حكاية ما في الأخبار
Dan didalam nya (kitab Fatawa At-Tatarkhaniyah) disebutkan, seorang yang mensifati Allah ta’ala dengan “di bawah” atau “di atas” maka ini adalah Tasybih (menyerupakan) yakni dengan semua benda, maka di sebut Tajsim, dan ia telah kafir, tapi mudah-mudahan jika ia maksud dari kata “di atas” adalah tinggi martabat (bukan tinggi tempat) dan menguasai, maka ia tidak kafir, tapi sepantasnya di sini berlaku rincian yang telah disebutkan yaitu karena hendak menghikayah lafadh yang ada dalam khabar
والله أعلم