PERTANYAAN
Assalamu'alaikum
Nitip pertanyaan:
Apa itu najis???
[Abdullah Al-Jamal]
JAWABAN
Wa'alaikumussalam
والنجاسة لغة الشيئ المستقذر وشرعا كل عين حرم تناولها على الإطلاق حالة الإختيار مع سهولة التمييز ولا لا ستقذارها ولا لضررها فى بدن أو عقل
Najis secara bahasa adalah sesuatu yang menjijikkan
Najis dalam istilah berarti setiap benda yang haram dipergunakan secara mutlak saat keadaan ikhtiyar dan serta saat gampang untuk membedakannya, bukan haram dari segi menjijikkannya ataupun dari segi membahakannya terhadap badan ataupun akal
Fath al-Qoriib I/99
( بَابٌ فِي النَّجَاسَةِ وَإِزَالَتِهَا ) النَّجَاسَةُ لُغَةً مَا يُسْتَقْذَرُ وَشَرْعًا بِالْحَدِّ مُسْتَقْذَرٌ يَمْنَعُ صِحَّةَ الصَّلَاةِ حَيْثُ لَا مُرَخِّصَ
Pengertian Najis
Najis menurut bahasa adalah benda yang kotor. Sedangkan menurut syara’ adalah semua kotoran yang menghalangi sahnya shalat yang dikerjakan selagi tidak terdapati hal yng meringankannya
Hasyiyah al-Jamal II/105
( قوله حيث لا مرخص ) أي موجود وهذا القيد للإدخال فيدخل المستنجي بالحجر فإنه يعفى عن أثر الاستنجاء وتصح إمامته ومع ذلك محكوم على هذا الأثر بالتنجس إلا أنه عفي عنه
ويدخل أيضا فاقد الطهورين إذا كان عليه نجاسة فإنه يصلي لحرمة الوقت ولكن عليه الإعادة
(Keterangan selagi tidak terdapati hal yng meringankannya) maka tergolong najis juga orang yang beristinja’ (bersuci menggunakan batu) maka hukumnya najis hanya saja dima’fu (diampuni) bekas yang masih tersisa dari najisnya dan sah menjadikan imam shalat dirinya.
Juga termasuk orang yang tidak menemukan dua sarana untuk bersuci (air dan debu) bila dalam dirinya terdapati najis maka bershalatlah dirinya sekedar menghormati waktu shalat tetapi diwajibkan baginya mengulang kembali shalatnya.
I’aanah at-Thoolibiin I/82
قوله : ( حيث لا مرخص ) القيد للإدخال فيدخل المستنجي بالحجر ، فإنه يعفى عن أثر الاستنجاء وتصح إمامته ، ومع ذلك محكوم على هذا الأثر بالتنجيس إِلا أنه عفى عنه ، ويدخل أيضاً حل أكل الميتة للمضطر مثلاً ، فإنه وإن حل محكوم عليها بالنجاسة لكنه أبيح له التناول للضرورة
(Keterangan selagi tidak terdapati hal yng meringankannya) (Keterangan selagi tidak terdapati hal yng meringankannya) maka tergolong najis juga orang yang beristinja’ (bersuci menggunakan batu) maka hukumnya najis hanya saja dima’fu (diampuni) bekas yang masih tersisa dari najisnya dan sah menjadikan imam shalat dirinya.
Dan tergolong juga didalamnya kehalalan memakan bangkai bagi orang yang terpaksa, sesungguhnya meskipun halal hukum bangkainya tetaplah najis namun diperbolehkan baginya memakannya karena unsur darurat.
Tuhfah al-Habiib I/461
Wallahu A'lamu Bis Showaab
Mujawwib: [Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]
LINK ASAL:
https://www.facebook.com/groups/asawaja/permalink/1112001395514511/
Link Dokumen:
https://www.facebook.com/notes/diskusi-hukum-fiqih-berdasarkan-empat-madzhab/077-pengertian-najis/1112508665463784/