Pertanyaan:
Assalamu'alaikum
Maaf ust Bagaimana hukum nya tidur di dalam masjid? 🙏🙏🙏
[Asjawi Jawi]
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Tidur di dalam masjid boleh selain orang junub, kecuali menyebabkan menyempitkan orang shalat atau mengganggunya, kalau tidak hukumnya haram. Wallahu A'lam
فَائِدَة لَا بَأْس بِالنَّوْمِ فِي الْمَسْجِد لغير الْجنب وَلَو لغير أعزب فقد ثَبت أَن أَصْحَاب الصّفة وَغَيرهم كَانُوا ينامون فِيهِ فِي زَمَنه صلى الله عَلَيْهِ وَسلم نعم إِن ضيق على الْمُصَلِّين أَو شوش عَلَيْهِم حرم النّوم فِيهِ قَالَه فِي الْمَجْمُوع
“-Faidah- Tidak mengapa tidur di dalam masjid selain bagi orang yang junub walaupun selain orang yang lajang, yang menunjukkan hal ini Bahwa para sahabat yang memiliki sifat dan selain mereka tidur di dalam masjid pada zaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Memang! Jika mempersempit orang yang shalat atau mengganggu mereka diharamkan tidur didalamnya, sebagaimana dikemukakan dalam kitab Al Majmuu' ”
[Al Iqnaa' Li As Syarbini I/89, Cet. Daar Al Ilmi Surabaya]
ولا بأس بالنوم في المسجد ما لم يضيف على مصل أو يشوش عليه و إلا حرم
“Dan tidak mengapa tidur di dalam masjid selagi tidak menyempitkan orang yang shalat dan mengganggunya dan jika demikian diharamkan”
[Hasyiyah Al Bajuri Ala Ibn Qosim I/117, Cet. Nurul Ilmi Surabaya]
(فائدة) لا بأس بالنوم في المسجد لغير الجنب ولو لغير أعزب وهو من لم يكن عنده أهل فقد ثبت أن أصحاب الصفة وهم زهاد من الصحابة فقراء غرباء كانوا ينامون فيه في زمنه صلى الله عليه وسلّم، نعم يحرم النوم فيه إذا ضيق على المصلين ويجب حينئذٍ تنبيهه، ويندب تنبيه من نام في نحو الصف الأول أو أمام المصلين
“(Faidah) Tidak mengapa tidur di dalam masjid selain orang junub walaupun orang lajang yaitu orang yang belum memiliki keluarga. Yang menunjukkan hal ini bahwa para sahabat sifat, yaitu para sahabat yang ahli zuhud, yang fakir, dan yang mengembara, pernah tidur di masjid pada zaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Memang! Diharamkan tidur didalamnya jika mempersempit orang yang shalat dan wajib ketika itu memberikan peringatan dan disunahkan memberikan peringatan orang yang tidur pada shof pertama atau didepan orang yang shalat”
[Kaasyifah as Sajaa Fii Syarh Safiinah an Najaa Halaman 31, Cet. Al Haromain]
ويجوز النوم فيه بلا كراهة بقيد عدم التضييق ايضا، سواء المعتكف وغيره، وان وضع له فراش
“Diperbolehkan tidur didalamnya (masjid) dengan batasan ketiadaan menyempitkan juga, baik bagi orang I'tikaf dan selainnya meskipun meletakkan tempat tidur”
[Ghoyaah At Talkhish Al Muraad Min Fatawa Ibnu Ziyad Hamisy Bughyah Halaman 96, Cet. Al Haromain]
Wallahu A'lamu Bis Showaab
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)
Link Diskusi: