Jawaban:
Walaikumsalam
Pada asalnya tanah atau bumi itu suci selama belum yakin tanah itu ada najis maka tetap pada asalnya suci baik tanah itu kering maupun basah, oleh karenanya pakaian atau baju yang terjatuh setelah dijemur jatuh ditanah tetap dihukumi suci selagi belum yakin tanah itu ada najisnya, tetapi bila semula sesuatu itu pada asalnya suci lalu timbul kebimbangan ada najisnya ada dua pendapat, yang paling Shahih tetap suci, sedangkan menurut Qoul Dho'if kalau kuat dugaannya najis berhukum najis. Inilah Madzhab Syafi'i. Sedangkan menurut Madzhab Maliki sebagaimana dipaparkan Ibn Rusyd dalam kitab Bidaayah Al Mujtahid bahwa ujung kain yang menyentuh tanah basah dima'fu artinya dimaafkan, ini pula yang tertulis dalam kitab Al Asybah Wa an Nadzoir; Disana disebutkan bahwa dimaafkan sedikitnya tanah jalanan yang diyakini ada najisnya.
Dengan demikian, pakaian atau baju yang terjatuh di tanah atau mengenai tanah tetap berhukum suci selama tidak diyakini tanah itu ada najisnya kalau diyakini ada najisnya kalau sedikit dima'fu kalau banyak tidak dima'fu.
لَوْ كَانَ مَعَهُ مَاءٌ أَوْ مَائِعٌ آخَرُ مِنْ لَبَنٍ أَوْ عَسَلٍ أَوْ دُهْنٍ أَوْ طَبِيخٍ أَوْ ثَوْبٍ أَوْ عَصِيرٍ أَوْ غَيْرِهَا مما أصله الطهارة وتردد في نجاسة فَلَا يَضُرُّ تَرَدُّدُهُ وَهُوَ بَاقٍ عَلَى طَهَارَتِهِ وَسَوَاءٌ كَانَ تَرَدُّدُهُ بَيْنَ الطَّهَارَةِ وَالنَّجَاسَةِ مُسْتَوِيًا أَوْ تَرَجَّحَ احْتِمَالُ النَّجَاسَةِ إلَّا عَلَى قَوْلٍ ضَعِيفٍ حَكَاهُ الْخُرَاسَانِيُّونَ أَنَّهُ إذَا غَلَبَ عَلَى ظَنِّهِ النَّجَاسَةُ حُكِمَ بِهَا (1) وَالصَّحِيحُ مَا سَبَقَ
________
(1) قال في الام ولو كان ماء فظن ان النجاسة خالطته فنجس ولم يستيقن فالماء على الطهارة وله ان يتوضأ به ويشربه حتى يستيقن مخالطة النجاسة هذا لفظه
“Jika besertanya air atau air lain sebagiannya air susu, madu, minyak, makanan yang dimasak, pakaian, air buah maupun selainnya pada asalnya suci dan timbul kebimbangan terdapat najis maka tidak membahayakan baik bimbang antara suci dan najis sama atau lebih unggul najis kecuali dengan menengok Qoul Dho'if yang diceritakan Ulama Khurasan bahwa bila lebih kuat dugaannya najis maka berhukum najislah ia(¹) dan pendapat yang shahih sebagaimana terdahulu.
_____
(1) Dalam kitab Al Umm (Imam Syafi'i) berkata: Bila menyangka air mengenai najis maka bernajislah dan selama belum yakin maka air dalam keadaan suci (diperkenankan) berwudhu dan meminumnya sampai yakin mengenai najis, inilah lafadznya”
[Al Majmuu' Syarh al Muhadzdzab I/205]
Walllahu A'lamu Bis Showaab
Musyawirin: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Sumber:
FB: Group Ilmu Fiqih, link Diskusi:
https://m.facebook.com/groups/348690446088722/permalink/643613496596414/