0718. HUKUM MEMBAWA BAJU BERTULISKAN NAMA MUHAMMAD DI KAMAR MANDI

Pertanyaan:
Izin bertanya ustadz.. 
Kalau baju baju bertulisan MUHAMMAD,namun pakai tulisan latin apa boleh dibawak ke kamar mandi...?

Jawaban:
Pada dasarnya meskipun tulisan latin tetap bermaksud Nama Nabi, jadi tetap makruh dibawa dikamar mandi.

ولا يحمل ) في الخلاء ( ذكر الله تعالى ) أي مكتوب ذكر من قرآن أو غيره حتى حمل ما كتب من ذلك في درهم أو نحوه تعظيما له واقتداء به صلى الله عليه وسلم فإنه كان إذا دخل الخلاء نزع خاتمه وكان نقشه ثلاثة أسطر محمد سطر و رسول سطر و الله سطر رواه ابن حبان في صحيحه عن أنس …وحمل ما عليه ذكر الله تعالى على الخلاء مكروه لا حرام ومثل ذلك اسم رسوله وكل اسم معظم كما في الكفاية تبعا للإمام قال المصنف في التنقيح ولعل المراد الأسماء المختصة بالله ونبيه مثلا دون ما لا يختص ك عزيز و كريم و محمد و أحمد إذا لم يكن ما يشعر بأن المراد اه

Dan janganlah membawa sesuatu yang terdapat asma Allah dikamar kecil (artinya sesuatu tertulis asma Allah baik berupa alQuran atau lainnya meskipun ditulisnya pada logam uang dirham atau sejenisnya untuk mengagungkan asma Allah dan mengikuti baginda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam, “Adalah Nabi Muhammad saat memasuki kamar kecil selalu mencopot cincinnya yang didalamnya terukir tiga tulisan ‘Muhammad, Rosuul dan Allah”. (HR. Ibn Hibban).

Membawa yang demikian hukumnya makruh tidak haram, begitu juga membawa sesuatu yang tertulisi asma utusan Allah dan setiap asma-asma yang diagungkan seperti keterangan dalam kitab al-Kifaayah.

Pengarang berkata “Yang dimaksud adalah asma-asma yang memang keberadaannya khusus dan tertentu milik Allah dan nabiNya berbeda dengan yang tidak khusus seperti ‘Aziiz, Kariim, Muhammad dan ahmad’ bila memang tujuannya tidak mengarah pada Allah dan nabiNya.
[Mughni al Muhtaaj I/40]

Walllahu A'lamu Bis Showaab

>> Dan bagaimna jika yg di maksud bukan muhammad nama nabi . ?? Apakah ttp berlaku hukum di ats ??

>> Saya rasa pertanyaan anda sudah dijawab pada ibarot diatas, ini redaksinya:

ولعل المراد الأسماء المختصة بالله ونبيه مثلا دون ما لا يختص ك عزيز و كريم و محمد و أحمد إذا لم يكن ما يشعر بأن المراد اه
“Pengarang berkata “Yang dimaksud adalah asma-asma yang memang keberadaannya khusus dan tertentu milik Allah dan nabiNya berbeda dengan yang tidak khusus seperti ‘Aziiz, Kariim, Muhammad dan ahmad’ bila memang tujuannya tidak mengarah pada Allah dan nabiNya” 
[Mughni al-Muhtaaj I/40]

Intinya BOLEH

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama