0736. HUKUM BERSENTUHAN DENGAN LAWAN JENIS DALAM RANGKA PEKERJAAN

PERTANYAAN:
Assalamualaikum 🙏

Bagaimana hukumnya orang orang yg bekerja, namun mengharuskan dia bersentuhan dengan rekan kerja,
(Laki laki & wanita bukan muhrim)

Seperti yg syuting film (misalnya)
[Baantong Blantong]

Jawaban:
Walaikumussalam

Pada dasarnya menyentuh wanita non mahram itu diperbolehkan hanya dalam keadaan darurat saja dan dalam keadaan yang tidak bisa dihindarkan seperti ketika pengobatan yang mana tidak bisa ditangani oleh sesama jenis dan diperlukan untuk menyentuh kulit, adapun dalam urusan yang bukan darurat seperti jual-beli dan sebagainya tidak diperbolehkan menyentuh kulit non mahram sebab masih bisa dihindari, sungguh pun boleh melihat wajah non mahram saat jual-beli dan sebagainya tapi tidak boleh menyentuhnya. Jadi tetap tidak boleh dan haram bersentuhan dengan lawan jenis dalam rangka pekerjaan.

وَقَدْ قَالَ أَصْحَابُنَا كُلُّ مِنْ حُرِّمَ النَّظَرُ إلَيْهِ حُرِّمَ مَسُّهُ وَقَدْ يَحِلُّ النَّظَرُ مَعَ تَحْرِيمِ الْمَسِّ فَإِنَّهُ يَحِلُّ النَّظَرُ إلَى الْأَجْنَبِيَّةِ فِي الْبَيْعِ وَالشِّرَاءِ وَالْأَخْذِ والعطاء ونحوها ولا يجوز مسها في شئ من ذلك
“Dan sungguh para Sahabat kami (Ulama Syafi'iyah) berkata: Setiap haram melihat haram menyentuh dan tatkal dihalalkan melihat beserta haram menyentuh maka dihalalkan melihat non mahram dalam rangka jual-beli, transaksi, pengambilan, pemberian dan lain sebagainya dan tidak boleh menyentuh pada keadaan tersebut itu”.
[Al Majmuu' Syarh al Muhadzdzab IV/635]

وأنه لايلمس بشرة الأجنبية من غير ضرورة كتطبب وقصد وَحِجَامَةٍ وَقَلْعِ ضِرْسٍ وَكَحْلِ عَيْنٍ وَنَحْوِهَا مِمَّا لَا تُوجَدُ امْرَأَةٌ تَفْعَلُهُ جَازَ لِلرَّجُلِ الْأَجْنَبِيِّ فِعْلُهُ لِلضَّرُورَةِ 
“Tidak diperkenankan menyentuh kulit wanita ajnabiyah tidak dibolehkan tanpa adanya alasan darurat seperti sebab pengobatan, pendarahan, bekam, mencabut gigi, dan seumpamanya, di mana tidak ada wanita yang sanggup melakukannya. Lelaki yang bukan mahram dibenarkan melakukannya disebabkan alasan darurat tertentu.
[Syarh an Nawawi ala Muslim XIII/10]

Wallahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama