0789. HUKUM MEMBERIKAN DAGING QURBAN KEPADA ORANG NON MUSLIM

Pertanyaan:
Mau tanya apa hukum memberi daging qurban kepada non muslim plus mnta dalil nya dri kitab fiqih
[Ahmadaminah]

Jawaban:
Memberikan daging qurban untuk orang non Muslim terjadi perselisihan pendapat dikalangan Ulama termasuk dalam madzhab Syafi'i sendiri, namun pendapat yang lebih kuat tidak memperbolehkan baik qurban sunah maupun wajib, pendapat ini dinilai mu'tamad menurut Imam Romli dan dipilih kebanyakan Ulama Syafi'iyah walaupun non muslim itu Faqir, meski ada pendapat yang membolehkan qurban sunah saja, inilah yang ditetapkan Imam Nawawi dalam kitab Al Majmuu'. Namun Ulama Syafi'iyah membolehkan kalau memang dalam keadaan dharurat.

وقوله ويتصدق بثلاث على الفقراء أي المسلمين أيضا وخرج بقيد المسلمين غيرهم فلا يجوز اعطاؤهم منها شيأ كما نص عليه البويطي ووقع في المجموع جواز اطعام فقراء أهل الذمة من أضحية التطوع دون الواجبة وتعجب منه الأذرعي فالحق أنه لا يجوز اطعام الذميين من الأضحية مطلقا لا تصدقا ولا أهداء حتى لو أخذها فقراء المسلمين صدقة وأغنياؤهم هدية حرم عليهم التصدق بشئ مما أخذوه أو أهداء شئ منه لأهل الذمة كذلك بيعه لهم لأن ضيافة الله للمسلمين كما قاله الشيخ الشبراملشي وهو المعتمد
“Dan keterangannya: 'Dan bersedekah dengan sepertiga kepada orang Faqir' artinya orang muslimin juga. Dikecualikan dengan Qoyyid (pembatasan) Muslimin selainnya karenanya tidak boleh memberikan mereka bagiannya sebagaimana nasnya dalam kitab Al Buwaithiy. Sedangkan yang tersebut dalam kitab Al Majmuu' membolehkan memberikan makan orang Faqir dari Kafir Dzimmi dari qurban sunah, tidak qurban wajib dan Al Adzro'i mengaguminya.

Pendapat yang Hak (benar) Tidak boleh memberi makan kafir Dzimmi dari qurban secara mutlak, tidak pula bersedekah dan tidak pula sebagai hadiah hingga jika orang Faqir muslim menerima sebagai sedekah dan orang kaya kalangan mereka sebagai hadiah haram bagi mereka bersedekah dari bagian yang diterimanya atau menghadiahkan itu untuk kafir Dzimmi demikian pula menjualnya untuk mereka sebagaimana dikemukakan oleh Syeikh As Syibromalisy dan itu adalah pendapat yang Mu'tamad”
[Hasyiyah Al Bajuri Ala Ibn Qosim II/301]

لَا يَجُوزُ لِكَافِرٍ الْأَكْلُ مِنْهَا مُطْلَقًا وَيُؤْخَذُ مِنْهُ أَنَّ الْفَقِيرَ وَالْمُهْدَى إلَيْهِ لَا يُطْعِمُهُ مِنْهَا
“Tidak diperbolehkan orang kafir memakan daging qurban secara mutlak, yang dapat diambil pemahaman bagi yang faqir dan yang mendapatkan qurban tidak diperkenankan memakannya”
[Tuhfah Al Muhtaaj IX/363]

قَوْلُهُ: مُطْلَقًا) أَيْ فَقِيرًا أَوْ غَنِيًّا مَنْدُوبَةً أَوْ وَاجِبَةً اهـ. ع ش (قَوْلُهُ: وَيُؤْخَذُ مِنْهُ) أَيْ مِنْ عَدَمِ جَوَازِ أَكْلِ الْكَافِرِ مِنْهَا مُطْلَقًا (قَوْلُهُ: إنَّ الْفَقِيرَ، وَالْمُهْدَى إلَيْهِ إلَخْ) لَكِنْ فِي الْمَجْمُوعِ أَنَّ مُقْتَضَى الْمَذْهَبِ الْجَوَازُ نِهَايَةٌ أَيْ وَهُوَ ضَعِيفٌ كَمَا يُعْلَمُ مِمَّا يَأْتِي فِي الشَّارِحِ اهـ. رَشِيدِيٌّ وَسَيَأْتِي تَضْعِيفُهُ أَيْ كَلَامُ الْمَجْمُوعِ عَنْ سم عَنْ الْإِيعَابُ أَيْضًا
“(Ucapan Mushonnif: Secara mutlak) artinya faqir, kaya, sunah atau wajib - demikian keterangan Syibromalisy (Ucapan Mushonnif: Yang dapat diambil pemahaman) artinya orang kafir tidak boleh memakan daging qurban secara mutlak (ucapan Mushonnif: Faqir dan mendapatkan qurban) akan tetapi, dalam kitab Al Majmuu' pendapat Madzhab ditetapkan boleh - Demikian keterangan Nihaayah artinya itulah pendapat yang dho'if sebagaimana diketahui dengan keterangan akan datang pada ucapan pensyarah, demikian Keterangan Rasyiidiy dan akan datang yang mendhoifkan keterangan dalam kitab Al Majmuu' dari Syaikh Al-Allamah Ahmad bin Qosim Al-Ibady dari kitab Al I'aab juga”
[Hasyiyah as Syarwani Ala At Tuhfah IX/363]

لَا يَجُوزُ إطْعَامُ كَافِرٍ مِنْهَا مُطْلَقًا، وَيُؤْخَذُ مِنْ ذَلِكَ امْتِنَاعُ إعْطَاءِ الْفَقِيرِ وَالْمُهْدَى إلَيْهِ مِنْهَا شَيْئًا لِلْكَافِرِ، إذْ الْقَصْدُ مِنْهَا إرْفَاقُ الْمُسْلِمِينَ بِالْأَكْلِ لِأَنَّهَا ضِيَافَةُ اللَّهِ لَهُمْ فَلَمْ يَجُزْ لَهُمْ تَمْكِينُ غَيْرِهِمْ مِنْهُ لَكِنْ فِي الْمَجْمُوعِ أَنَّ مُقْتَضَى الْمَذْهَبِ الْجَوَازُ 
“Tidak diperbolehkan memberi makan (daging qurban) untuk orang kafir secara mutlak, yang dapat diambil pemahaman dari hal itu dilarang orang faqir dan yang mendapat qurban membagikan kepada orang kafir karena tujuan qurban ialah kemurahan kaum muslimin memakannya jamuan Allah atas mereka, karenanya selain mereka tidak boleh memilikinya, akan tetapi dalam kitab Al Majmuu' pendapat Madzhab ditetapkan boleh”
[Nihaayah al Muhtaaj VIII/141]

قَوْلُهُ مُسْلِمِينَ) خَرَجَ الْكُفَّارُ فَلَا يَجُوزُ إطْعَامُهُمْ مِنْ الْأُضْحِيَّةِ مُطْلَقًا وَلَوْ فُقَرَاءَ حَتَّى لَوْ ارْتَدَّ الْمُضَحِّي امْتَنَعَ أَكْلُهُ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ وَوَجَبَ التَّصَدُّقُ بِجَمِيعِهَا كَمَا نَقَلَ ذَلِكَ عَنْ نَصِّ الشَّافِعِيِّ وَاعْتَمَدَهُ م ر وَالْمَسْأَلَةُ فِي النَّاشِرِيِّ وَغَيْرِهِ اهـ سم.

وَعِبَارَةُ شَرْحِ م ر وَلَوْ ارْتَدَّ الْمُضَحِّي لَمْ يَجُزْ لَهُ الْأَكْلُ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ كَمَا لَا يَجُوزُ إطْعَامُ كَافِرٍ مِنْهَا مُطْلَقًا وَيُؤْخَذُ مِنْ ذَلِكَ امْتِنَاعُ إعْطَاءِ الْفَقِيرِ وَالْمُهْدَى إلَيْهِ شَيْئًا مِنْهَا لِلْكَافِرِ إذْ الْقَصْدُ مِنْهَا إرْفَاقُ الْمُسْلِمِينَ بِأَكْلِهَا لِأَنَّهَا ضِيَافَةُ اللَّهِ لَهُمْ فَلَا يَجُوزُ لَهُمْ تَمْكِينُ غَيْرِهِمْ مِنْهُ انْتَهَتْ وَقَوْلُهُ كَمَا لَا يَجُوزُ إطْعَامُ كَافِرٍ دَخَلَ فِي الْإِطْعَامِ مَا لَوْ ضَيَّفَ الْفَقِيرُ أَوْ الْمُهْدَى إلَيْهِ الْغَنِيُّ كَافِرًا فَلَا يَجُوزُ نَعَمْ لَوْ اُضْطُرَّ الْكَافِرُ وَلَمْ يُوجَدْ مَا يَدْفَعُ ضَرُورَتَهُ إلَّا لَحْمَ الْأُضْحِيَّةِ فَيَنْبَغِي أَنْ يُدْفَعَ لَهُ مِنْهُ مَا يَدْفَعُ ضَرُورَتَهُ وَيَضْمَنُهُ الْكَافِرُ بِبَذْلِهِ لِلْفُقَرَاءِ وَلَوْ كَانَ الدَّافِعُ لَهُ غَنِيًّا كَمَا لَوْ أَكَلَ الْمُضْطَرُّ طَعَامَ غَيْرِهِ فَإِنَّهُ يَضْمَنُهُ بِالْبَدَلِ وَلَا تَكُونُ الضَّرُورَةُ مُبِيحَةً لَهُ إيَّاهُ مَجَّانًا وَقَوْلُهُ مُطْلَقًا أَيْ فَقِيرًا أَوْ غَنِيًّا مَنْدُوبَةً أَوْ وَاجِبَةً اهـ ع ش عَلَيْهِ
“(Ucapan Mushonnif: Kaum muslimin) dikecualikan orang kafir karenanya membagikan qurban kepadanya tidak boleh secara mutlak walaupun faqir hingga jika yang berqurban murtad dilarang baginya memakan qurban dan wajib disedekahkan semuanya sebagaimana dinuqil dari nas Syafi'i dan dinilai mu'tamad menurut Muhammad Romli dan Masalah an Naaasyiriy dan selainnya - Demikian keterangan Ahmad Al Ubady.
Redaksi Syarh Muhammad Romli: Walaupun murtad orang yang qurban tidak boleh baginya memakan bagian dari qurban sebagaimana tidak boleh orang kafir memakannya secara mutlak, yang dapat diambil pemahaman dari hal itu dilarangnya orang faqir dan yang mendapatkan qurban membagikan qurban untuk orang kafir karena karena tujuan qurban ialah kemurahan kaum muslimin memakannya jamuan Allah atas mereka, karenanya selain mereka tidak boleh memilikinya, selesai. Ucapan Mushonnif: Sebagaimana tidak boleh memberikan makan orang kafir, masuk dari keumuman makan bila orang faqir atau yang mendapatkan qurban menjamu orang kafir yang kaya karenaya tidak boleh, memang! Jika Orang kafir dalam keadaan dharurat dan tidak ada yang dapat ia konsumsi kecuali daging qurban maka seyogyanya dibagikan untuknya karena dharurat dan orang kafir hendaknya mengganti yang dibagikan untuk orang faqir walaupun membagikan kepada yang kaya...dst”
[Hasyiyah al Jamal ala Syarh al Manhaj V/259]

Walllahu A'lamu Bis Showaab

[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama