Pertanyaan:
assalamualaikum. Apa hukumnya membaca baca'an Ruku' dan sujud cmn 1x.apakah boleh dan sah sholatnya?
[Al Mahdi]
Jawaban:
alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Membaca tasbih ruku' dan sujud, sekaligus dzikir i'tidal, duduk antara dua sujud dan lainnya dari dzikir shalat tidak lah wajib kalau pun ditinggalkan shalat tetap sah tapi meninggalkan dengan sengaja makruh hukumnya, oleh karena itu, kalau pun sekali saja membaca tasbih itu sekali shalat tetap sah karena meninggalkan membaca tasbih itu saja shalat dinilai sah apalagi sampai membaca meskipun hanya sekali.
Membaca tasbih ruku'dan sujud itu sunahnya 3x untuk mengikuti Nabi, namun bila kurang dari tiga kali tetap mendapatkan Kesunahan, demikian pula sekali tetap mendapatkan Kesunahan hanya saja menurut sebagian Ulama seperti Syeikh Syibromalisy membaca sekali tersebut makruh.
فَرْعٌ)
فِي التَّسْبِيحِ وَسَائِرِ الْأَذْكَارِ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ وَقَوْلُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ وَرَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَالتَّكْبِيرَاتُ غَيْرَ تَكْبِيرَةِ الْإِحْرَامِ كُلُّ ذَلِكَ سُنَّةٌ لَيْسَ بِوَاجِبٍ فَلَوْ تَرَكَهُ لَمْ يَأْثَمْ وصلاته صحيحة سواء تركه عمدا أو سَهْوًا لَكِنْ يُكْرَهُ تَرْكُهُ عَمْدًا هَذَا مَذْهَبُنَا وَبِهِ قَالَ مَالِكٌ وَأَبُو حَنِيفَةَ وجمور الْعُلَمَاءِ قَالَ الشَّيْخُ أَبُو حَامِدٍ وَهُوَ قَوْلُ عَامَّةِ الْفُقَهَاءِ قَالَ صَاحِبُ الْحَاوِي وَهُوَ مَذْهَبُ الفقهاء كافة
“Cabang Bahasan
Tentang tasbih dan semua dzikir pada ruku', sujud, ucapan Sami'allahu Liman Hamidah, Rabbana kakak hamdu dan takbir selain takbiratul ihram semua itu sunah tidaklah wajib, jika meninggalkannya tidak berdosa dan shalatnya sah baik meninggalkannya sengaja atau teledor tapi makruh meninggalnya dengan sengaja inilah Madzhab kami, berpendapat pula Malik, Abu Hanifah dan Mayoritas Ulama, berkata Syeikh Abu Hamid, itulah pendapat Umum Ulama dan Shoohibul Hawi mengatakan itu pula pendapat seluruh Ulama”.
[Al Majmuu' Syarh al Muhadzdzab Juz 3 Halaman 414]
وَأَقَلُّ مَا يَحْصُلُ بِهِ الذِّكْرُ فِي الرُّكُوعِ، تَسْبِيحَةٌ وَاحِدَةٌ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ.
“Sekurang-kurangnya mendapatkan (Kesunahan) dzikir ruku' adalah satu tasbih”.
[Roudhoh At Tholibin Juz 1 Halaman 251]
فلو اقتصر على مرة في الركوع، ومرة في السجود .. أدى أصل السنة، إلا أن المستحب أن لا ينقص عن ثلاث.
“Jika meringkas satu tasbih pada ruku' dan sujud mendapatkan asal kesunahan kecuali dianjurkan agar tidak mengurangi dari tiga tasbih”.
[An Najm al Wahhaj Juz 1 Halaman 135]
قَوْلُهُ وَأَقَلُّهُ) أَيْ التَّسْبِيحِ (فِيهِمَا) أَيْ الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ (قَوْلُهُ وَاحِدَةٌ) أَيْ مَعَ الْكَرَاهَةِ ع ش
“Sekurang-kurangnya tasbih ruku' dan sujud dibaca satu kali, artinya beserta hukum makruh - Ali Syibromalisy -”.
[Hasyiyah as Syarwani Ala At Tuhfah Juz 2 Halaman 61]
ثَلَاثًا) لِلِاتِّبَاعِ رَوَاهُ أَبُو دَاوُد، وَقَدْ يُفْهَمُ مِنْ ذَلِكَ أَنَّ السُّنَّةُ لَا تَتَأَدَّى بِمَرَّةٍ وَلَكِنْ فِي الرَّوْضَةِ عَنْ الْأَصْحَابِ: أَنَّ أَقَلَّ مَا يَحْصُلُ بِهِ الذِّكْرُ فِي الرُّكُوعِ تَسْبِيحَةٌ وَاحِدَةٌ اهـ.
وَذَلِكَ يَدُلُّ عَلَى أَنَّ أَصْلَ السُّنَّةِ يَحْصُلُ بِوَاحِدَةٍ
“(Tasbih ruku' disunahkan dibaca) tiga kali karena mengikuti Nabi seperti riwayat Abu Dawud, yang dapat dipahami dari hal itu bahwa sunahnya yang diperoleh dengan satu kali, tetapi dalam kitab Roudhoh dari Ashab dikatakan: Sekurang-kurangnya mendapatkan (Kesunahan) dzikir ruku' adalah satu tasbih”. Itu merupakan dalil asal kesunahan dapat diperoleh dengan satu kali”.
[Mughni al Muhtaaj Juz 1 Halaman 366]
قَوْلُهُ: بِمَرَّةٍ) أَيْ مَعَ الْكَرَاهَةِ
”(Ucapan Mushonnif: Sekali) artinya beserta hukum makruh”.
[Hasyiyah as Syibromalisy Ala An Nihaayah, Juz 1 Halaman 499]
قَوْلُهُ: أَدَّى أَصْلَ السُّنَّةِ) أَيْ: مَعَ الْكَرَاهَةِ ع ش.
“(Ucapan Mushonnif: Mendapatkan asal kesunahan) artinya beserta hukum makruh - Ali Syibromalisy -”.
[Hasyiyah Bujairimi ala Syarh al Manhaj, Juz 1 Halaman 205]
قوله: وأقل التسبيح فيه) أي الركوع.
يعني أن أصل السنة فيه يحصل بمرة.
وأدنى الكمال ثلاث، ثم خمس، ثم سبع، ثم تسع، ثم إحدى عشرة وهو الأكمل للمنفرد وإمام محصورين بشرطهم.
أما إمام غيرهم فلا يزيد على الثلاث، أي يكره له ذلك للتخفيف على المقتدين.
كذا في شرح الرملي (قوله: ويزيد من مر) أي المنفرد، وإمام محصورين بشرطهم.
[I'aanah at Tholibin, Juz 1 Halaman 182]
Walllahu A'lamu Bis Showaab
[Ismidar Abdurrahman As-Sanusi]