0860. STATUS AIR DALAM BAK YANG TERDAPAT KOTORAN IKAN

Pertanyaan:
Assalamu'alaikum kk gimana klo dibak kurang 2 kolah ada kotoran ikan kecil pakah najis air dalam bak tsb
[Zakki Bae]

Jawaban:
>> Abdul Aziz
Menurut al-Buraihami, pendapat yang paling sahih (al-ashah) adalah pendapat yang mengatakan najis. Sedang menurut mushannif kitab al-Ibanah, yaitu Imam Abu al-Qasim al-Faurani (w. 461 H),  

pendapat yang paling sahih adalah pendapat yang mengatakan suci. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Abdurrahman Ba’alawi dalam kitab Bughyah al-Mustarsyidin:   

فَائِدَةٌ : نُقِلَ عَنِ الْبُرَيْهَمِي أَنَّهُ قَالَ فِى الأَصَحِّ أَنَّ ذَرْقَ السَّمَكِ وَالْجَرَادِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْ فِيهَا نَجَسٌ وَفِى الِإبَانَةِ أَنَّهُ طَاهِرٌ  

 “Faidah: dinukil dari al-Buraihami, ia berpendapat bahwa menurut pendapat yang paling sahih bahwa kotoran ikan, belalang, dan apa yang keluar darinya adalah najis. Dan dalam (keterangan) kitab al-Ibanah adalah suci”. 

(Abdurrahman Ba’alwi, Bairut-Dar al-Fikr, h. 32)

penjelasan untuk pendapat pertama yang mengatakan najis begini: Jika kotoran ikan itu berada dalam air yang tidak sampai dua qullah maka jelas air tersebut menjadi najis. Dan apabila mencapai dua qullah tidak dihukumi najis, tetapi jika berubah warna atau bau atau rasanya maka air tersebut dihukumi najis. Sedangkan pendapat kedua lebih penjelasannya sederhana, bahwa jika kotoran tersebut mengenai air yang ada dalam kolam baik lebih dari dua qullah atau kurang maka air tersebut tetap dihukumi suci. Kesucian kotoran ikan ini didasarkan kepada alasan bahwa bangkai ikan itu suci, maka kotorannya juga suci. Sedang Kesucian bangkai ikan itu sendiri didasarkan kepada hadits Nabi yang menyatakan:  
 أُحِلَّتْ لَنَا مَيْتَتَانِ الحُوتُ وَالْجَرَادُ (رواه ابن ماجه) 

“Dihalalkan kepada kamu dua bangkai yaitu ikan dan belalang” (H.R. Ibnu Majah)

>> Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Madzhab Syafi'i berbeda pendapat tentang kotoran hewan pendapat yang dijadikan Madzhab menghukumi najis sedangkan menurut pendapat lain dan pendapat ini lemah menurut Imam Nawawi suci kotoran ikan, namun pendapat yang dishahihkan Al Umroni dalam kitab Al Bayaan suci, berarti ada khilaf disini sementara itu Syeikh Bujairimi mengatakan bahwa dima'fu kotoran ikan selama tidak merubah sifat air.

Jadi, kalau berpijak pada pendapat yang dijadikan Madzhab sebagaimana dikatakan Imam Nawawi maka kalau air yang kurang dua Qullah terdapat kotoran ikan maka berhukum najis walaupun tidak berubah sifat air. Berbeda kalau air itu dua Qullah atau lebih selama tidak berubah sifat air maka tidak berhukum najis, saya mengqiyaskan pada najis pada umumnya. Kalau berpijak pada pendapat yang mengatakan kotoran ikan suci maka tidak menajiskan air berubah atau tidak sifat air. Kalau juga kita berpijak pada tempat Syeikh Bujairimi Tidak najis air terdapat kotoran ikan selama tidak merubah sifat air.

Walllahu A'lamu Bis Showaab

المجموع شرح المهذب الجزء الثاني ص ٥٥٠
وَقَدْ سَبَقَ أَنَّ مَذْهَبَنَا أَنَّ جميع الارواث والدرق وَالْبَوْلِ نَجِسَةٌ مِنْ كُلِّ الْحَيَوَانِ سَوَاءٌ الْمَأْكُولُ وَغَيْرُهُ وَالطَّيْرُ وَكَذَا رَوْثُ السَّمَكِ وَالْجَرَادِ وَمَا لَيْسَ لَهُ نَفْسٌ سَائِلَةٌ كَالذُّبَابِ فَرَوْثُهَا وَبَوْلُهَا نَجِسَانِ عَلَى الْمَذْهَبِ وَبِهِ قَطَعَ الْعِرَاقِيُّونَ وَجَمَاعَاتٌ مِنْ الْخُرَاسَانِيِّينَ وَحَكَى الْخُرَاسَانِيُّونَ وَجْهًا ضَعِيفًا فِي طَهَارَةِ رَوْثِ السَّمَكِ وَالْجَرَادِ وَمَا لَا نَفْسَ له سائل

البيان في مذهب الإمام الشافعي الجزء الرابع ص ٥٢٤
فعند الشيخ أبي حامد: روث السمك نجس وجها واحدا، وفي دمه وجهان.

وأما صاحب " الإبانة ": فقال: في روث السمك وجهان، كدمه، أصحهما: أنه ليس بنجس.

فعلى هذا: يحل أكله قبل أن يخرج.

حاشية البجيرامي على الخطيب الجزء الاول ص ٩٤
وَيُعْفَى أَيْضًا عَنْ رَوْثِ سَمَكٍ لَمْ يُغَيِّرْ الْمَاءَ 
_____________
قَوْلُهُ: (عَنْ رَوْثِ سَمَكٍ) أَيْ صَغِيرٍ إذَا سَقَطَ بِنَفْسِهِ أَوْ وَضَعَهُ فِيهِ لَا عَبَثًا.

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama