Pertanyaan:
Assalamualaikum wr wbrkth
Mohon izin bertanya para ustad
Apabila sebelum sholat isya ketiduran lalu bangun jam satu malam lansung sholat isya ,lalu bolehkah langsung sholat sunah tahajud? Atau harus shokat isya dulu baru tidur dan bangun tengah mlm sholat tahajud? Mohon penjelasannya🙏
[Dari : Indria Dika]
Jawaban:
Walaikumussalam
Masuk waktu shalat tahajud setelah masuk waktu isya' dan dilakukan setelah tidur meskipun tidurnya dilakukan sebelum mengerjakan shalat isya' berdasarkan pendapat yang Mu'tamad, hanya saja shalat tahajjud dilakukan setelah mengerjakan shalat isya' dan sesudah masuk waktu shalat isya'. Jadi, dengan berpijak pada pendapat yang Mu'tamad ini boleh setelah bangun tidur langsung mengerjakan isya' kemudian diteruskan melakukan shalat tahajjud; sebab tidak disyaratkan tidur setelah masuk waktu isya'. Berbeda menurut pendapat lain Yaitu pendapat Syeikh Syibromalisy yang mensyaratkan tidur tersebut dilakukan setelah masuk waktu isya', bila mana tidurnya belum masuk waktu isya' tidak boleh melakukan tahajjud.
Dengan demikian, berpijak pada pendapat yang Mu'tamad (pendapat yang bisa dijadikan sandaran) tahajjud boleh dilaksanakan setelah bangun tidur meskipun tidurnya sebelum shalat isya' dan sudah mengerjakan shalat isya', tetapi bila belum mengerjakan shalat isya' tidak boleh mengerjakan tahajjud meskipun sudah tidur. Berbeda dengan pendapat lain yaitu pendapat Syeikh Syibromalisy yang mensyaratkan tidur tersebut sesudah masuk waktu isya' dan walaupun belum mengerjakan shalat isya'. Berdasarkan pendapat ini; jikalau tidur sebelum shalat isya' setelah bangun sudah masuk shalat isya' dan sudah mengerjakan shalat isya' tidak boleh dilakukan tahajjud, sebab Disyaratkan tidurnya setelah masuk waktu isya'. Namun demikian; pendapat Mu'tamad lebih layak kita amalkan yakni tidak mensyaratkan tidur sesudah masuk waktu isya'. Sebagai perbuatan yang lebih baik demi mengamalkan pendapat yang berbeda itu hendaknya tidur dilakukan setelah masuk waktu isya' dan walaupun belum mengerjakan shalat isya', ketika bangun baru dilanjutkan tahajjud. Semoga dapat dipahami sebagaimana mestinya.
قَوْلُهُ: بَعْدَ نَوْمٍ) وَلَوْ يَسِيرًا، وَلَوْ كَانَ النَّوْمُ قَبْلَ فِعْلِ الْعِشَاءِ، لَكِنْ لَا بُدَّ أَنْ يَكُونَ التَّهَجُّدُ بَعْدَ فِعْلِ الْعِشَاءِ، حَتَّى يُسَمَّى بِذَلِكَ وَهَذَا هُوَ الْمُعْتَمَدُ، وَلَوْ مَجْمُوعَةً جَمْعَ تَقْدِيمٍ فِيمَا يَظْهَرُ قِيَاسًا عَلَى التَّرَاوِيحِ وَالْوِتْرِ، اهـ. ز ي مُلَخَّصًا، وَقَرَّرَهُ ح ف وَظَاهِرُهُ أَنَّهُ لَا يُشْتَرَطُ دُخُولُ وَقْتِهَا الْأَصْلِيِّ وَنَقَلَ الْإِطْفِيحِيُّ عَنْ م ر أَنَّهُ لَا بُدَّ مِنْ دُخُولِ وَقْتِهَا الْأَصْلِيِّ، اهـ. وَقَالَ ع ش عَلَى م ر: لَا بُدَّ أَنْ يَكُونَ النَّوْمُ بَعْدَ دُخُولِ وَقْتِهَا، وَلَوْ قَبْلَ فِعْلِهَا، اهـ.
[Hasyiyah Bujairomi ala Syarh al Manhaj I/286]
قَوْلُهُ: بَعْدَ نَوْمٍ) أَيْ وَبَعْدَ فِعْلِ الْعِشَاءِ كَمَا وُجِدَ بِخَطِّ شَيْخِنَا الرَّمْلِيِّ الْإِمَامِ شِهَابِ الدِّينِ، وَإِنْ كَانَ النَّوْمُ قَبْلَ فِعْلِهَا بِأَنْ نَامَ ثُمَّ فَعَلَ الْعِشَاءَ وَتَنَفَّلَ بَعْدَ فِعْلِهَا، وَهَلْ يَكْفِي النَّوْمُ عَقِبَ الْغُرُوبِ يَسِيرًا أَوْ إلَى دُخُولِ وَقْتِ الْعِشَاءِ فِيهِ نَظَرٌ وَقَدْ يُسْتَبْعَدُ الِاكْتِفَاءُ بِذَلِكَ سم عَلَى حَجّ أَيْ فَلَا بُدَّ مِنْ كَوْنِ النَّوْمِ بَعْدَ دُخُولِ وَقْتِ الْعِشَاءِ وَلَوْ قَبْلَ فِعْلِهَا وَيُوَافِقُهُ مَا نُقِلَ عَنْ حَاشِيَةِ الشِّهَابِ الرَّمْلِيِّ عَلَى الرَّوْضِ مِنْ أَنَّهُ لَا بُدَّ أَنْ يَكُونَ أَيْ النَّوْمُ وَقْتَ نَوْمٍ وَمُقْتَضَى كَلَامِ حَجّ فِي شَرْحِ الْإِرْشَادِ أَنَّهُ لَا يَتَقَيَّدُ بِدُخُولِ وَقْتِ الْعِشَاءِ فَلْيُرَاجَعْ ع ش وَتَقَدَّمَ آنِفًا عَنْ شَيْخِنَا اعْتِمَادُ عَدَمِ التَّقَيُّدِ بِذَلِكَ
[Hasyiyah as Syarwani Ala at Tuhfah II/245]
Wallahu A'lamu Bis Showaab
(Dijawab oleh : Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)
Link Diskusi: