Pertanyaan:
Assalamualaikum wr wb
Langsung saja...
Sebut saja namanya pulan, dia hidup sebatang kara.untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya adalah dengan mencari rongsok. Suatu ketika si pulan tersebut sedang mengambil botol di pinggiran jalan tiba-tiba ada sebuah motor yang sangat kencang dari arah belakang sehingga si pulan tersebut terserempet dan terpental hingga tertabrak mobil,sehingga si pulan tersebut karena dia terlindas mobil. Sehingga seluruh badannya hancur dengan rata karena tertabrak mobil...
Pertanyaanya:apa hukum memandikan jenazah si pulan tersebut
[Clknya Yunus]
Jawaban:
Walaikumsalam
Bila masih ada bentuk tubuh meskipun sudah tidak sempurna tetap wajib dimandikan, tapi kalau tidak ada bagian tubuh sedikit pun karena hancur umpamanya maka tidak wajib dimandikan karena gimana mau memandikan toh bendanya gak ada. Tapi kalau ada organ tubuhnya meski tidak seutuhnya wajib dimandikan Seperti jenazah korban kebakaran, tapi kalau tidak bisa dimandikan Seperti kalau dimandikan jenazah itu akan bertambah rusak maka ditayammumkan. Dalam mentayammumkan jenazah ini wajib menghilangkan najis yang melekat padanya bila memungkinkan, tapi bila tidak jenazah itu tidak dishalatkan tapi dikuburkan menurut Imam Romli dan tetap dishalatkan menurut Imam Ibn Hajar.
Walllahu A'lamu Bis Showaab
Maråji' :
إعانة الطالبين ج ٢ ص ١٢٧
قوله: ومن تعذر غسله لفقد ماء) أي حسا أو شرعا.
(قوله: أو لغيره) أي فقد ماء.
(قوله: كاحتراق) تمثيل للغير.
(قوله: ولو غسل) أي فيما إذا احترق.
(قوله: يمم وجوبا) وتندب النية في التيمم كالغسل، وقيل تجب، لأنه طهارة ضعيفة فيتقوى بها.
ويشترط أن لا يكون على بدنه نجاسة، لأن شرطه تقدم إزالتها، فإن كان عليه نجاسة وتعذرت إزالتها - كالأقلف - دفن بلا صلاة عليه - على ما اعتمده م ر -.
ويصح أن ييمم ويصلى عليه في هذه الحالة - على معتمد ابن حجر - ويجب غسل باقي بدنه، ما عدا محل القلفة، إن لم يمكن فسخها.
اه.
بجيرمي.
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)
Link Diskusi: