1228. KETIKA LUPA TASYAHUD AWAL APA YANG HARUS DILAKUKAN?

Sumber gambar: facebook.com


Pertanyaan:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. 
izin bertanya ustadz,ustadzah dan semua nya..🙏
Apabila dlm shalat kita lupa mesti nya duduk tasyahud awal,ini malah berdiri ,hnya posisi berdiri nya blum sempur na.
 
yg jd pertanyaan nya,,
di lanjut dgn berdiri atau kembali duduk untuk melakukan tasyahud awal..? 🙏
mhon dgn referensi nya 🙏🙏🙏
izin tag 
🙏
[Butiran Hikmah]

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Apabila seseorang baik dia sebagai imam maupun makmum lupa tasyahud awal maka haram baginya kembali duduk tasyahud awal jika dia sudah berada pada posisi fardhu yaitu posisi berdiri atau dekat pada posisi berdiri minimal ukuran DEKAT POSISI BERDIRI ketika sah dan mencukupi sebagai ruku', namun bila belum sampai posisi ini maka boleh kembali duduk tasyahud awal. Bila tidak demikian, yakni sudah berdiri atau dekat pada posisi berdiri lalu kembali duduk tasyahud awal maka shalatnya batal bila dilakukan dengan sengaja dan tahu keharamannya, kecuali orang yang lupa (perbuatan tersebut haram dilakukan) atau memang tidak tahu.

Ketika seseorang lupa akan keharamannya maka ketika dia kembali pada posisi duduk tasyahud awal maka ia wajib segerakan mungkin kembali pada posisi berdiri lalu sebelum salam sunah sujud sahwi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lupa tasyahud awal maka boleh turun kembali ke posisi duduk tasyahud awal jika belum sampai pada posisi berdiri yang sempurna yaitu minimal belum sampai kepada posisi sahnya ruku', bila sudah sampai posisi demikian haram baginya kembali ke posisi duduk tasyahud awal dan bila sengaja dan tahu keharamannya batal shalatnya. Tetapi, bila karena lupa atau tidak tahu dan ingat pada posisi duduk tasyahud awal maka wajib dia berdiri segera mungkin lalu sebelum salam sunah sujud sahwi. Bagi orang yang tidak tahu hukumnya tentu tidak batal.

(وَلَوْ نَسِيَ) الْإِمَامُ أَوْ الْمُنْفَرِدُ (التَّشَهُّدَ الْأَوَّلَ) وَحْدَهُ أَوْ مَعَ قُعُودِهِ (فَذَكَرَهُ بَعْدَ انْتِصَابِهِ) أَيْ وُصُولِهِ لِحَدٍّ يُجْزِئُ فِي الْقِيَامِ (لَمْ يَعُدْ لَهُ) أَيْ يَحْرُمُ عَلَيْهِ الْعَوْدُ لِأَحَادِيثَ صَحِيحَةٍ فِيهِ وَلِتَلَبُّسِهِ بِفَرْضٍ فِعْلِيٍّ فَلَا يَقْطَعُهُ لِسُنَّةٍ.
(فَإِنْ عَادَ) عَامِدًا (عَالِمًا بِتَحْرِيمِهِ بَطَلَتْ) صَلَاتُهُ لِزِيَادَتِهِ قُعُودًا بِلَا عُذْرٍ وَهُوَ مُغَيِّرٌ لِهَيْئَةِ الصَّلَاةِ بِخِلَافِ قَطْعِ الْقَوْلِيِّ لِنَفْلٍ كَالْفَاتِحَةِ لِلتَّعَوُّذِ أَوْ الِافْتِتَاحِ فَإِنَّهُ غَيْرُ مُحَرَّمٍ نَعَمْ لَا تَبْعُدُ كَرَاهَتُهُ (أَوْ) عَادَ لَهُ (نَاسِيًا) أَنَّهُ فِي صَلَاةٍ أَوْ حُرْمَةَ عَوْدِهِ (فَلَا) تَبْطُلُ لِرَفْعِ الْقَلَمِ عَنْهُ نَعَمْ يَلْزَمُهُ الْقِيَامُ فَوْرًا عِنْدَ التَّذَكُّرِ (وَيَسْجُدُ لِلسَّهْوِ) لِإِبْطَالِ تَعَمُّدِ ذَلِكَ (أَوْ) عَادَ لَهُ (جَاهِلًا) تَحْرِيمَهُ وَإِنْ كَانَ مُخَالِطًا لَنَا؛ لِأَنَّ هَذَا مِمَّا يَخْفَى عَلَى الْعَوَامّ (فَكَذَا) لَا تَبْطُلُ صَلَاتُهُ فِي الْأَصَحِّ لِمَا ذُكِرَ وَيَلْزَمُهُ الْقِيَامُ فَوْرًا عِنْدَ تَعَلُّمِهِ وَيَسْجُدُ لِلسَّهْوِ
قَوْلُهُ أَيْ وُصُولِهِ لِحَدٍّ يُجْزِئُ فِي الْقِيَامِ) أَيْ بِأَنْ صَارَ إلَى الْقِيَامِ أَقْرَبَ مِنْهُ إلَى الرُّكُوعِ أَوْ إلَيْهِمَا عَلَى السَّوَاءِ ع ش
[Tuhfah al Muhtaaj Wa Hawaasyi as Syarwani II/178]

قَوْلُهُ: مَا لَمْ يَنْتَصِبْ قَائِمًا) لِقَوْلِهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «إذَا قَامَ الْإِمَامُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ، فَإِنْ ذَكَرَ قَبْلَ أَنْ يَسْتَوِيَ قَائِمًا فَلْيَجْلِسْ، وَإِنْ اسْتَوَى قَائِمًا فَلَا يَجْلِسْ وَيَسْجُدْ سَجْدَتَيْ السَّهْوِ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُد
“(Keterangan Pengarang "Selagi belum tegak berdiri) berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam "Apabila berdiri imam pada dua rakaat maka jika ia ingat sebelum setara berdiri maka duduklah (untuk tasyahud awal), Tapi bila sudah setara berdiri maka janganlah duduk dan hendaklah ia sujud yakni sujud sahwi"”. (HR
 Abu Dawud)
[Syarh Ar Roudh At Thoolib I/190]
Wallahu A'lamu Bis Showaab

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama