1302. HUKUM MERUBAH STATUS WAQOF MASJID MENJADI MADRASAH

Sumber gambar: Sidogiri media



Pertanyaan:
Assalamu'alaikum....
Bolehkah tanah wakaf di pindahkan.misal yang semula utk masjid jadi utk madrasah?
Klo ada apa saja sarat"nya.
Terimakasih.
[Kang Khoirul]

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Merubah waqaf seperti halnya waqaf masjid dijadikan madrasah dan lain sebagainya dari berbagai macam waqaf terjadi perselisihan pendapat dikalangan Syafi'iyah, namun menurut kebanyakan Ulama Syafi'iyah jika yang dirubah adalah bentuknya saja boleh, namun bila merubah fungsi tidak boleh seperti waqaf masjid dirubah menjadi madrasah, dari sini nampak jelas bahwa fungsi yang semula masjid berubah menjadi madrasah. Meskipun ada sebagian pendapat yang memperbolehkan merubah fungsi waqaf dengan syarat awalnya orang yang mewaqofkan memberikan satu syarat bahwa boleh merubah fungsi dengan menilai kemaslahatan barang yang diwaqafkan, inilah pendapat Imam Romli. Sebagian yang lain membolehkan merubah waqaf dengan syarat perubahan itu tidak mengakibatkan berubahnya nama suatu benda dan tidak menghilangkan sesuatu pun dari benda tersebut, inilah pendapat Imam Subki.

Dengan demikian, merubah waqaf masjid menjadi madrasah dan sebagainya menurut kebanyakan Ulama Syafi'iyah tidak boleh sebab merubah fungsi, walhasil jikalau waqaf masjid dirubah menjadi madrasah dan sebagainya sudah tidak lagi disebut masjid tapi yang disebut adalah yang dirubah itu, meskipun sebagian Ulama seperti Imam Romli membolehkan merubah fungsi waqaf dengan syarat orang yang mewaqofkan memberikan syarat bahwa barang waqaf itu bisa dirubah fungsi dengan menilai kemaslahatan, jika tidak ada syarat dari pewaqof tentu tidak diperbolehkan.

لَا يَجُوزُ تَغْيِيرُ الْوَقْفِ عَنْ هَيْئَتِهِ، فَلَا تُجْعَلُ الدَّارُ بُسْتَانًا، وَلَا حَمَّامًا، وَلَا بِالْعَكْسِ، إِلَّا إِذَا جَعَلَ الْوَاقِفُ إِلَى النَّاظِرِ مَا يَرَى فِيهِ مَصْلَحَةً لِلْوَقْفِ، وَفِي فَتَاوَى الْقَفَّالِ: أَنَّهُ يَجُوزُ أَنْ يَجْعَلَ حَانُوتَ الْقَصَّارِينَ لِلْخَبَّازِينَ، فَكَأَنَّهُ احْتَمَلَ تَغْيِيرَ النَّوْعِ دُونَ الْجِنْسِ
“Tidak boleh mengubah fungsi (barang) waqaf. Maka tidak diperbolehkan (waqaf) rumah menjadi (waqaf) kebun ataupun tempat pemandian, dan sebaliknya. Kecuali jika orang yang waqaf memasrahkan apa yang dipandang maslahah bagi kepentingan wakaf. Dalam fatwa imam al-Qaffal menyatakan: boleh menjadikan (waqaf) tempat cukur (salon rambut) sebagai toko roti, pengertiannya berubah macam (bentuk) bukan jenis”
[Roudhoh At Tholibin V/361]

وَعِبَارَةُ الشَّمْسِ الرَّمْلِيِّ فِي شَرْحِهِ عَلَى الْمِنْهَاجِ فِي كِتَابِ الْوَقْفِ: قَالَ السُّبْكِيُّ: وَاَلَّذِي أَرَاهُ جَوَازُ تَغْيِيرِ الْوَقْفِ بِثَلَاثَةِ شُرُوطٍ، وَذَكَرَ مِنْهَا أَنْ يَكُونَ فِي التَّغْيِيرِ مَصْلَحَةٌ لِلْوَقْفِ، وَالْبِنَاءُ فِي هَذِهِ الصُّورَةِ لَا مَصْلَحَةَ فِيهِ بَلْ فِيهِ إضْرَارٌ فَيُمْنَعُ وَيَأْثَمُ هُوَ وَمَنْ يُعَاوِنُهُ بِمُخَالَفَةِ مَا قَصَدَهُ الْوَاقِفُ
“Redaksi Syams Ar Romli pada Syarhnya atas kitab Al Minhaaj pada kitab Waqaf menyebutkan, berkata Subki: Permasalahan yang saya lihat adalah mengubah benda waqaf menjadi yang lain, tetapi dengan tiga syarat : perubahan itu sedikit yang tidak merubah musamma (esensi dari nama suatu benda), dan tidak menghilangkan sekecil apapun dari bendanya, bahkan boleh memindahkan ke arah yang lain, dan (syaratnya) itu kemaslahatan wakaf. Dari sini diketahui selama tidak ada kemaslahatan waqaf bahkan bisa membuat mudhorot maka dilarang (merubah waqaf) dan berdosa sebab menyalahi tujuan pewaqof”
[Hasyiyah as Syibromalisy Ala An Nihaayah IV/404]

وَلِأَهْلِ الْوَقْفِ الْمُهَايَأَةُ لَا قِسْمَتُهُ وَلَوْ إفْرَازًا وَلَا تَغْيِيرُهُ كَجَعْلِ الْبُسْتَانِ دَارًا وَعَكْسُهُ مَا لَمْ يَشْرِطْ الْوَاقِفُ الْعَمَلَ
بِالْمَصْلَحَةِ
فَيَجُوزُ تَغْيِيرُهُ بِحَسَبِهَا، قَالَ السُّبْكِيُّ: وَاَلَّذِي أَرَاهُ تَغْيِيرَهُ فِي غَيْرِهِ وَلَكِنْ بِثَلَاثَةِ شُرُوطٍ: أَنْ يَكُونَ يَسِيرًا لَا يُغَيِّرُ مُسَمَّاهُ، وَأَنْ لَا يُزِيلَ شَيْئًا مِنْ عَيْنِهِ بَلْ يَنْقُلُهُ مِنْ جَانِبٍ إلَى آخَرَ، وَأَنْ يَكُونَ
مَصْلَحَة
وَقْفٍ.
“Pengelola waqaf boleh merubah (menyelaraskan) bentuk, tetapi tidak boleh membagi-bagi meskipun sekat-sekat, dan tidak boleh merubah fungsi seperti menjadikan kebun sebagai rumah atau sebaliknya selama waqif tidak mensyaratkan satu tindakan untuk kemaslahatan, (jika waqif mensyaratkan satu tindakan tertentu) maka boleh merubah fungsi dengan mempertimbangkan maslahah. Imam al-subky berkata: permasalahan yang saya lihat adalah mengubah benda waqaf menjadi yang lain, tetapi dengan tiga syarat : perubahan itu sedikit yang tidak merubah musamma (esensi dari nama suatu benda), dan tidak menghilangkan sekecil apapun dari bendanya, bahkan boleh memindahkan ke arah yang lain, dan (syaratnya) itu kemaslahatan wakaf”
[Nihaayah al Muhtaaj V/397]

تَنْبِيهٌ لَا يَجُوزُ تَغْيِيرُ شَيْءٍ مِنْ عَيْنِ الْوَقْفِ، وَلَوْ لِأَرْفَعَ مِنْهَا فَإِنْ شَرَطَ الْوَاقِفُ الْعَمَلَ بِالْمَصْلَحَةِ اُتُّبِعَ شَرْطُهُ، وَقَالَ السُّبْكِيُّ: يَجُوزُ تَغْيِيرُ الْوَقْفِ بِشُرُوطٍ ثَلَاثَةٍ أَنْ لَا يُغَيَّرَ مُسَمَّاهُ، وَأَنْ يَكُونَ مَصْلَحَةً لَهُ كَزِيَادَةِ رِيعِهِ، وَأَنْ لَا تُزَالَ عَيْنُهُ فَلَا يَضُرُّ نَقْلُهَا مِنْ جَانِبٍ إلَى آخَرَ. 
“Peringatan: Tidak boleh merubah sesuatu dari benda waqaf maka jika pewaqof mensyaratkannya karena menilai maslahah maka syarat itu hendaknya diikuti, berkata Subki: Boleh merubah waqaf dengan tiga syarat: perubahan itu sedikit yang tidak merubah musamma (esensi dari nama suatu benda), dan tidak menghilangkan sekecil apapun dari bendanya, bahkan boleh memindahkan ke arah yang lain”
[Hasyiyah al Qulyubi III/109]

Kesimpulan:
Merubah status waqaf seperti waqaf masjid dijadikan madrasah dan lainnya tidak boleh kalau pewaqaf tidak ada mensyaratkan barang waqaf bisa dirubah dengan menimbang maslahah, lagi pula perubahan tersebut mengakibatkan berubahnya fungsi yang menurut kebanyakan Ulama Syafi'iyah tidak diperbolehkan.

Walllahu A'lamu Bis Showaab

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama