Pertanyaan:
Yi Apakah bnar ada mati suri dalam islam??
Klo memang bnar adanya, ktika seseorang sudah berumah tangga kmudian mati dan hidup kmbali, bagaimana kmudian status istrinya
*apakah isterinya ber iddah wafat atw tidak ada iddah*??
[Izul Khaf]
Jawaban:
1. Baca selengkapnya disini 👇
2. Status pernikahannya, diangkut dari hasil diskusi group FB (KAJIAN FATHUL MU'IN) 👇
Seseorang yang benar-benar sudah meninggal dengan bukti yang jelas seperti sudah dibuktikan alat medis dan sebagainya. Kemudian hidup lagi yang kedua maka istri, harta dan apapun yang ia miliki bukan lagi Menjadi miliknya. Sehingga, bila ia ingin kembali kepada istrinya maka ia harus mengawini istrinya kembali dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Atas dasar ini, andai ketika ia mati dan hidup kembali istrinya sudah menikah dengan orang lain maka istrinya tidak dikembalikan padanya dan pernikahan istrinya tetap dilanjutkan. Berbeda halnya bila belum jelas kematiannya dengan bukti kongkrit maka istri dan harta peninggalannya tetap menjadi miliknya sebagaimana pada umumnya. Wallahu A'lam
Ibarot :
حاشية البجيرمي على الخطيب ج ٣ ص ٢٠٦
وَقَعَ السُّؤَالُ عَمَّنْ عَاشَ بَعْدَ مَوْتِهِ مُعْجِزَةً لِنَبِيٍّ أَوْ كَرَامَةً لِوَلِيٍّ لَمْ يُعَدّ مِلْكه إلَيْهِ اهـ ق ل عَلَى الْمَحَلِّيِّ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بِالْعَوْدِ لِتَبَيُّنِ بَقَاءِ مِلْكِهِ لِتَرِكَتِهِ، وَهُوَ مَحْمُولٌ عَلَى أَنَّهُ بِالْإِحْيَاءِ تَبَيَّنَ عَدَمُ مَوْتِهِ؛ لَكِنَّهُ خِلَافُ الْفَرْضِ فِي السُّؤَالِ إذْ لَا تُوجَدُ الْمُعْجِزَةُ إلَّا بَعْدَ تَحَقُّقِ الْمَوْتِ وَعِنْدَ تَحَقُّقِهِ يَنْتَقِلُ الْمِلْكُ لِلْوَرَثَةِ بِالْإِجْمَاعِ، فَإِذَا وُجِدَ الْإِحْيَاءُ كَانَتْ هَذِهِ حَيَاةً جَدِيدَةً مُبْتَدَأَةً بِلَا تَبَيُّنِ عَوْدِ مِلْكٍ، وَيَلْزَمُهُ أَنَّ نِسَاءَهُ لَوْ تَزَوَّجْنَ أَنْ يَعُدْنَ لَهُ، وَلَيْسَ كَذَلِكَ بَلْ يَبْقَى نِكَاحُهُنَّ الثَّانِي. وَالْحَاصِلُ أَنَّ زَوَالَ الْمِلْكِ وَالْعِصْمَةِ مُحَقَّقٌ وَعَوْدُهُ مَشْكُوكٌ فِيهِ فَيَسْتَصْحِبُ زَوَالَهُمَا حَتَّى يَثْبُتَ مَا يَدُلُّ عَلَى الْعَوْدِ، وَلَمْ يَثْبُتْ فِيهِ شَيْءٌ فَوَجَبَ الْبَقَاءُ مَعَ الْأَصْلِ. اهـ. شَرْحُ م ر وع ش.
3. Tetap melakukan Iddah wafat, yaitu asalnya, sebab pada asalnya ia dihukumi sudah mati dengan yakin dan berlaku hukum Iddah wafat sebagaimana maklum.
Wallahu A'lamu Bis Showaab
(Mujawwib; Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)
Link Diskusi:
Artikel terkait 👇