1391. CARA MENSUCIKAN MINYAK YANG TERKENA NAJIS


CARA MENSUCIKAN MINYAK YANG KEMASUKAN NAJIS

Pertanyaan:

Assalamualaikum, mau tanya kang.
Kalau minyak terkena najis gimna hukumnya?
[Shidqi An Nawawi]

======

Jawaban:

Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Cairan semacam minyak bila kemasukan najis sulit disucikan. Namun, menurut satu pendapat benda cair semacam minyak bila kemasukan najis bisa disucikan. Caranya: Masukkan air (tambah airnya) pada wadah minyak yang kemasukan najis tersebut hingga air itu banyak, kemudian air yang sudah tercampur minyak tadi digerakkan seperti diaduk pakai kayu umpamanya hingga sekiranya semua bagian minyak terkena air, lalu diamkan sebentar seukuran minyaknya naik (memisahkan dari air). Setelah itu bagian bawah wadah dilubangi untuk mengeluarkan air yang ditambahkan tadi, setelah itu beres. Bila ini dilakukan maka minyak tadi sudah dihukumi Suci. 

Tatacara disebutkan diatas hanya bila minyak yang terkena najis, najisnya berbentuk padat seperti bangkai umpamanya, bukan benda cair, tetapi bila yang mengenai minyak adalah benda cair seperti air kencing umpamanya maka Ulama sepakat tidak bisa disucikan. Wallahu A'lam

Ibarot:

إعانة الطالبين ج ١ ص ٩٧ المكتبة الحرمين سنغافورة جدة اندونيسيا
قوله: إذا
وقع في طعام جامد) خرج به المائع، فإنه يتعذر تطهيره ولو كان دهنا.
وقال في النهاية: ة وقيل: يطهر الدهر بغسله بأن يصب الماء عليه ويكاثره ثم يحركه بخشبة ونحوها، بحيث يظن وصوله لجميعه، ثم يترك ليعلو ثم يثقب أسفله، فإذا خرج الماء سد.
ومحل الخلاف إذا تنجس بما لا دهنية فيه كالبول، وإلا لم يطهر، بلا خلاف.
اه.

مغني المحتاج ج ١ ص ٢٤٣
وَلَوْ نَجُسَ مَائِعٌ) غَيْرُ الْمَاءِ وَلَوْ دُهْنًا (تَعَذَّرَ تَطْهِيرُهُ) إذْ لَا يَأْتِي الْمَاءُ عَلَى كُلِّهِ؛ لِأَنَّهُ بِطَبْعِهِ يَمْنَعُ إصَابَةَ الْمَاءِ (وَقِيلَ يَطْهُرُ الدُّهْنُ بِغَسْلِهِ) قِيَاسًا عَلَى الثَّوْبِ النَّجِسِ. وَكَيْفِيَّةُ تَطْهِيرِهِ كَمَا ذَكَرَهُ فِي الْمَجْمُوعِ أَنْ يَصُبَّ الْمَاءَ عَلَيْهِ وَيُكَاثِرَهُ ثُمَّ يُحَرِّكَهُ بِخَشَبَةٍ وَنَحْوِهَا بِحَيْثُ يَظُنُّ وُصُولَهُ لِجَمِيعِهِ ثُمَّ يُتْرَكَ لِيَعْلُوَ ثُمَّ يَثْقُبُ أَسْفَلَهُ، فَإِذَا خَرَجَ الْمَاءُ سُدَّ.
قَالَ فِي الْكِفَايَةِ: وَمَحَلُّ الْخِلَافِ فِيمَا إذَا تَنَجَّسَ الدُّهْنُ بِمَا لَا دُهْنِيَّةَ فِيهِ كَالْبَوْلِ، فَإِنْ تَنَجَّسَ بِمَا لَهُ دُهْنِيَّةٌ كَوَدَكِ الْمَيْتَةِ بِلَا خِلَافٍ، وَدَ

Apabila najis cairan selain air walaupun minyak udzur Mensucikannya, sebab tidak bisa mendatangi air, dikarenakan tabiatnya dicegah bertemu dengan air.

Menurut satu pendapat (Qiil) minyak bisa suci dengan membasuhnya diqiyaskan pada pakaian bernajis. Cara Mensucikannya sebagaimana disebutkan dalam kitab Al Majmuu' menambahkan air hingga banyak kemudian diaduk dengan kayu dan semisalnya hingga punya dugaan kuat air tersebut meratai semua bagian minyak, lalu diamkan supaya minyaknya naik, lalu bagian bawahnya dilubangi, maka airnya keluar.

Dalam kitab Kifaayah diterangkan : Sebab khilaf tersebut bila minyak dinajiskan dengan yang tidak berminyak seperti air kencing, karenanya bila ia dinajiskan dengan yang berminyak seperti lemak bangkai (tidak bisa disucikan) tanpa ada khilaf.
[Mughni al Muhtaaj I/243]


Wallahu A'lamu Bis Showaab

(Dijawab oleh Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama