1414. FIQIH PUASA : HUKUM TIDAK BERPUASA BAGI PEKERJA BERAT


Oleh : Ismidar Abdurrahman As-Sanusi

Diskripsi Masalah:
Dalam menjalani hidup ini, terutama sekali masalah ekonomi seseorang harus berusaha untuk mencari nafkah agar dirinya dan orang yang ia tanggung nafkahnya bisa makan. Bagi orang yang penghasilannya agak lebih dia bekerja satu bulan full bulan sya'ban dapat untuk 1 bulan Ramadhan. Tetapi bagi orang yang penghasilannya tipis bahkan tidak memadai terpaksa bekerja dibulan suci ramadhan. Gimana tidak! Kalau tidak bekerja gimana mau makan diri sendiri dan keluarga, sebab ibadah juga butuh makan.

Bagi orang yang pekerjaannya ringan seperti kerja di perusahaan, Mengajar, dll , cuma main pulpen tentu dengan mudah sambil berpuasa dan tidak terlalu menguras keringat. Tetapi bagi orang yang pekerjaannya menguras tenaga dan keringat seperti kuli bangunan, Petani, dll, mereka kerja berat apalagi hari sangat panas sehingga kehausan dan kelaparan yang teramat bila mereka bekerja. Tapi, tidak boleh tidak, mereka harus jalani demi untuk bertahan hidup untuk diri sendiri, dan keluarga.

Pertanyaan:
Apakah boleh tidak berpuasa bagi pekerja keras (berat) sebagaimana disebutkan dalam diskripsi?

Jawaban:
Bagi pekerja berat sebagaimana disebutkan dalam diskripsi tidak boleh tidak berpuasa kecuali ada beberapa Syarat yang disebutkan pada Ibarot berikut:

(مسألة): لا يجوز الفطر لنحو الحصاد وجذاذ النخل والحراث إلا إن اجتمعت فيه الشروط. وحاصلها كما يعلم من كلامهم ستة: أن لا يمكن تأخير العمل إلى شوّال، وأن يتعذر العمل ليلاً، أو لم يغنه ذلك فيؤدي إلى تلفه أو نقصه نقصاً لا يتغابن به، وأن يشق عليه الصوم مشقة لا تحتمل عادة بأن تبيح التيمم أو الجلوس في الفرض خلافاً لابن حجر، وأن ينوي ليلاً ويصحب صائماً فلا يفطر إلا عند وجود العذر، وأن ينوي الترخص بالفطر ليمتاز الفطر المباح عن غيره، كمريض أراد الفطر للمرض فلا بد أن ينوي بفطره الرخصة أيضاً، وأن لا يقصد ذلك العمل وتكليف نفسه لمحض الترخص بالفطر وإلا امتنع، كمسافر قصد بسفره مجرد الرخصة، فحيث وجدت هذه الشروط أبيح الفطر، سواء كان لنفسه أو لغيره وإن لم يتعين ووجد غيره، وإن فقد شرط أثم إثماً عظيماً ووجب نهيه وتعزيره لما ورد أن: "من أفطر يوماً من رمضان بغير عذر لم يغنه عنه صوم الدهر". 
(Masalah) : Tidak boleh berbuka (tidak berpuasa) bagi semacam Petani yang panen, penebang pohon dan Pembajak Sawah/Kebun, kecuali terkumpul beberapa persyaratan berikut. Kesimpulannya sebagaimana diketahui dari penjabaran Ulama yaitu ada 6 perkara:

1. Pekerjaanya tidak bisa ditunda hingga bulan Syawal

2. Pekerjaanya tidak bisa dikerjakan di malam hari atau bisa dikerjakan pada malam hari tapi tidak mencukupi sehingga mengakibatkan kerusakan atau tidak maksimal (walaupun tidak mendatangkan kerugian)

3. Bila tetap berpuasa maka biasanya tidak mampu menanggung rasa beratnya (kesulitannya) bekerja, bentuk dari tidak mampu itu diperbolehkanya bertayamum atau boleh duduk ketika sholat fardu berbeda dengan pendapatnya  Ibnu Hajar.

4. Malam harinya tetap niat sehingga dia tetap puasa dan boleh membatalkanya ketika ada udzur (diatas)

5. Ketika ada udzur dan puasanya dibatalkan, maka diniati mengambil rukhshoh (keringanan) dari Syara’ agar ada perbedaan antara membatalkan puasa yang mubah dengan yang lainya

6. Tujuan dari berkerja berat tadi bukan untuk mencari udzur agar bisa membatalkan puasa seperti musafir yang bertujuan mencari rukhsohnya (keringanan Syara’).
[Bughyah al Mustarsyidiin Halaman 112-113. Cet. Al Haromain]

Berpijak pada keterangan diatas maka bagi pekerja berat tidak boleh pagi-pagi langsung sarapan tapi berniat dulu puasa dan menjalani puasa disiang hari, setelah merasa tidak kuat baru berbuka, bukan kebanyakan terjadi mereka malamnya tidak berniat, tidak sahur dengan sengaja lalu makan layaknya bukan bulan puasa, ini hendaknya diperhatikan dan beritahu sanak keluarga kita.

Semoga bermanfaat dengan secuil keterangan ini 👏

Wallahu A'lamu Bis Showaab


Komentari

Lebih baru Lebih lama