1429. PUASA BAGI MUSAFIR


Pertanyaan:
Assalamualaikum izin bertanya 🙏
Musafir/orang yg bepergian Apakah diperbolehkan atau tidak berpuasa selama perjalanan?
~Jika tidak dgn tujuan rukhsah apakah masih wajib qodho' !?
Syukron katsir serta referensi nggih..🙏
[Izhien Faqoth]

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Orang yang melakukan bepergian Boleh melakukan puasa jika tidak akan menimbulkan bahaya dengan bahaya yang diperkenankan untuk tayammum, bahkan pada kondisi demikian lebih disukai ia berpuasa, karena dengan demikian tidak terlewat waktunya dari ibadah dan Itu pula rutinitas pekerjaan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Namun, bila dikhawatirkan menimbulkan bahaya dengan melakukan puasa sepanjang diperjalanan maka yang afdhol tidak berpuasa, bahkan wajib baginya tidak puasa bila dikhawatirkan akan terjadi bahaya dengan bahaya yang diperkenankan untuk tayammum.

Ketika orang musafir tidak berpuasa wajib baginya mengqodho' dihari yang lain dan tanpa diharuskan membayar fidyah berdasarkan firman Allah Taala:

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سفر فعدة من ايام اخر
"Barang Siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa) maka hendaklah menggantinya pada hari yang lain (Baca Surat Al-Baqarah).

Ayat mulia diatas menunjukkan bahwa bagi musafir yang tidak berpuasa maka mereka harus menggantinya pada hari yang lain yaitu berupa qodho. 

Wallahu A'lam

Ibarot :

إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين ٢٦٧/٢
(قوله: وصوم المسافر بلا ضرر أحب من الفطر) أي لما فيه من براءة الذمة وعدم إخلاء الوقت عن العبادة، ولأنه الأكثر من فعله - صلى الله عليه وسلم -.
ومحله إن لم يخش ضررا في الحال أو الاستقبال من الصوم، وإلا فالفطر أفضل، لما في الصحيحين أنه - صلى الله عليه وسلم - رأى رجلا صائما في السفر قد ظلل عليه فقال: ليس من البر أن تصوموا في السفر.
بل ربما يجب الفطر إن خشي منه فيه ضررا يبيح التيمم - على ما تقدم.

المجموع شرح المهذب ٢٦١/٦
(الثَّانِيَةُ) إذَا أَفْطَرَ الْمُسَافِرُ لَزِمَهُ الْقَضَاءُ وَلَا فِدْيَةَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى (فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سفر فعدة من ايام اخر) مَعْنَاهُ وَأَرَادَ الْفِطْرَ فَلَهُ الْفِطْرُ وَعَلَيْهِ عِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama