1459. DOA IFTITAH TANPA DIAWALI INNI


Oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi
*TANGGAPAN TERHADAP UAH DOA IFTITAH TANPA DIAWALI INNI

Di YouTube sempat dikejutkan dengan penyampaian Ustadz Adi Hidayat yang menyebutkan Lafadz inni sebelum WAJJAHTU dalam penelitian beliau tidak ada disebutkan dalam hadits dari yang Shahih hingga berkisar Palsu, yang ada ungkapan itu selain dalam shalat (doa iftitah) yaitu ketika selesai melempar jumroh dan ketika penyembelihan. Karenanya selain dua hal tersebut khususnya dalam shalat beliau berpendapat tidak perlu memakai inni, sebab beliau berungkap karena shalat itu diikat mengikuti Nabi. Ceramah beliau ini bisa dilihat pada link YouTube berikut: 


Beliau merupakan ustadz Yang sudah tidak diragukan kapasitas ilmunya bahkan sudah berkeliling di segenap penjuru dunia. Berarti amalan kami dan yang sependapat dengan kami yang diajarkan memakai redaksi inni sebelum WAJJAHTU pada doa iftitah sama sekali tidak berlandaskan hadits?

Memang dalam banyak riwayat hadits yang Shahih ketika menyebutkan doa iftitah WAJJAHTU, memang tidak dimulai dengan inni seperti riwayat Imam Muslim dalam shahihnya:

201 - (771) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ، حَدَّثَنَا يُوسُفُ الْمَاجِشُونُ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ، قَالَ: «وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ -[535]- الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
[مسلم ,صحيح مسلم ,1/534]

Lihatlah redaksi hadits riwayat imam Muslim diatas tanpa ada lafadz inni tapi langsung WAJJAHTU. Namun demikian, penuturan UAH tidak sepenuhnya benar dengan beliau mengatakan doa iftitah WAJJAHTU tanpa diawali dengan inni tidak ditemukan dalam hadits Shahih maupun palsu. Kalau penuturan UAH benar, berarti beliau belum meneliti hadits yang bersumber dari Abu Rofi' yang disebutkan Imam Al Haitsami dalam kitabnya Majma' Az Zawaaid, berikut redaksinya:

2621 - وَعَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ: «وَقَعَ إِلَيَّ كِتَابٌ فِيهِ اسْتِفْتَاحُ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ إِذَا كَبَّرَ قَالَ: " إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ....
رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ فِي الْكَبِيرِ وَفِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ وَهُوَ ثِقَةٌ وَلَكِنَّهُ مُدَلِّسٌ وَقَدْ عَنْعَنَهُ وَبَقِيَّةُ رِجَالِهِ مُوَثَّقُونَ.
Artinya: Dari Abu Rofi' ia berkata: "Telah sampai padaku sebuah surat yang berisi Iftitah Rasulullah SAW, bahwa jika Nabi bertakbir maka beliau berdoa: Inni Wajjahtu.... - Hingga akhirnya -"

Hadits diriwayatkan Imam Thabrani dalam kitab Al Kabir. Didalamnya (sanadnya) terdapat Muhammad bin Ishaq beliau Tsiqqoh (terpercaya) namun ia perawi mudallis (menyamarkan) dan ia menyampaikan dengan redaksi 'an'anah. Para perawi lainnya dinilai terpercaya".
[Majma' Az Zawaaid II/107]

Hadits di atas juga diriwayatkan Imam Al Baihaqi dalam kitab Al Jaami' Li Syu'ibul Iman, redaksinya:

2864 - أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْأَهْوَازِيُّ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عُبَيْدٍ الصَّفَّارُ، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَلِيٍّ، وَعُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ رَجَاءٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ الْمَاجِشُونِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْفَضْلِ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَفْتَحَ كَبَّرَ ثم قَالَ: " إني وَجَّهْتُ وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، قل إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
[البيهقي، أبو بكر، شعب الإيمان، ٤٩٣/٤]

Pada Footnoot tertulis:

2864 اسناده رجال ثقات.

Dari sekelumit keterangan diatas berarti doa iftitah WAJJAHTU diawali dengan inni juga ada dasarnya. Lalu manakah yang utama menggunakan inni atau tidak?

Menurut Imam Ruyaani yang utama memakai redaksi inni karena didalamnya memuat ayat Al Qur'an yaitu sesuai surat Al An'am ayat 79 dan tasbih, namun bila tidak dibaca tidak perlu diulangi.

Wallahu A'lamu Bis Showaab

Ibarot : 

بحر المذهب للروياني ٢١/٢
وإنما قلنا: إني وجهت وجهي َأولى، لأنه َألَيق بالموضوع وهو من ألفاظ القرآن والتسبيح يعود في الركوع والسجود، وما ذكرناه إذا ترك لا يعود.

(Uraian disampaikan *Ismidar Abdurrahman As-Sanusi* pada group FB 👇

Link Diskusi:

Baca juga:

Komentari

Lebih baru Lebih lama