1534. DEFINISI MUNAFIK



Pertanyaan:
Bismillaah..
Assalaamu'alaikum Warahmatullaah Wabarakaatuh..

Kpda paru Guru kita semuah,, mhn izin utk bertanya yg fakir Ilmu agama,,
1. Apa yg dimaksud Fasik..? 
Dana apa saja contohnya..
2. Apa yg dimaksud Munafik..? 
Dan apa pula contohnya..
Saya ucapkan terima kasih sblm dan ssudahnya🙏
Jazaakumullaah Khairan Katsiiran
Baarakallaahu Fiikum Aamiin Yaa Rabbal'Aalamiin🤲
[Mamah Lilis]

Jawaban:
1. Fasiq

2. Munafik
Munafik dengan Nifak satu maksud. Dari pengertiannya Munafik atau Nifak sebagaimana disebutkan oleh Syeikh Ibnu Rajab bahwa Nifaq Menurut Bahasa sejenis Khoda' (Kepura-puraan), Makar (Mengelabui, atau Kelicikan) dan Dzohirnya baik tapi batinnya tidak sesuai Dzohirnya. Pantas kerap kali orang Munafik disebut orang yang bermuka dua, yakni Dilihat dari Dzohir ia baik tapi batinnya ia jelek.

Syeikh Ibnu Rajab membagi Nifak atau munafik ini kepada 2 macam:

1. Nifaq Akbar; yaitu seorang manusia menampakkan dirinya beriman kepada Allah, Malaikatnya, Kitabnya, Rasulnya dan Hari Akhir Tapi Batinnya tidak seperti apa yang ia nampak kan. Orang munafik jenis ini sudah ada pada zaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dulu. Munafik jenis Itu termasuk Kafir dan akan menjadi penghuni neraka.

2. Nifaq Ashghor; Yaitu Nifaq dalam beramal yaitu seorang manusia menampakkan berbuat amal Shaleh tapi batinnya tidak seperti dzohirnya. Munafik jenis ini tidak Kafir hanya saja termasuk berdosa pelakunya.

Ada perbedaan mendasar antara Nifaq dengan Riya' kalau Nifaq atau orang Munafik adalah orang yang menyembunyikan kekufuran dan memperlihatkan keimanan, sedangkan orang yang riya' memperlihatkan amalan-amalan beserta tambahnya khusyu' agar di yakini oleh orang yang melihatnya bahwa dia adalah orang yang ahli agama dan sholeh. Adapun orang yang memperlihatkan amalan-amalan sunnah agar diikuti dan aman dari riya' terhadap dirinya sendiri maka tidak apa-apa dan tidak termasuk orang yang riya. demikian dalam Kitab Tafsir Al Khozin.

Kita berlindung dari akhlak tercela ini karena Akibatnya dahsyat disisi Allah. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam sendiri memberikan tanda dia sebagai orang Munafik dalam sabdanya:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ» ". مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhuma bahawasanya Rasulullah bersabda yang “Ada empat perkara, barangsiapa yang empat perkara itu semuanya ada di dalam dirinya, maka orang itu adalah seorang munafik yang murni – yakni munafik yang sebenar-benarnya – dan barangsiapa yang di dalam dirinya ada satu perkara dari empat perkara tersebut, maka orang itu memiliki pula satu macam perkara dari kemunafikan sehingga ia meninggalkannya, yaitu: jikalau dipercaya berkhianat, jikalau berbicara berdusta, jikalau berjanji dia tidak tepati dan jikalau bertengkar maka ia berbuat kecurangan – yakni tidak melalui jalan yang benar lagi ". (HR. Muttafaq Alaih, dan Lafadz tersebut dari Riwayat Bukhari, juga diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai)

Wallahu A'lam

(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)

Ibarot :

الجامع العلوم والحكام لإبن رجب الحنبلي ج ٢ ص ٣٤٣ المكتبة الرسالة
والذي فسره به أهلُ العلم المعتبرون أنَّ النفاقَ في اللغة هو من جنس الخداع والمكر وإظهار الخير ، وإبطان خلافه

وهو في الشرع ينقسم إلى قسمين :أحدهما : النفاقُ الأكبرُ ، وهو أنْ يظهر الإنسانُ الإيمانَ بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر ، ويُبطن ما يُناقض ذلك كلَّه أو بعضه ، وهذا هو النِّفاق الذي كان على عهد النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - ، ونزل القرآن بذمِّ أهله وتكفيرهم ، وأخبر أنَّ أهله في الدَّرْكِ الأسفل من النار

والثاني : النفاق الأصغر ، وهو نفاق العمل ، وهو أنْ يُظهر الإنسانُ علانيةًصالحةً ، ويُبطن ما يُخالف ذلك .

تفسير الخازن ج ٤ ص ٤٧٩ المكتبة الشاملة
والفرق بين المنافق ، والمرائي أن المنافق هو الذي يبطن الكفر ويظهر الإيمان ، والمرائي يظهر الأعمال مع زيادة الخشوع ليعتقد فيه من يراه أنه من أهل الدّين والصّلاح أما من يظهر النّوافل ليقتدى به ويأمن على نفسه من الرّياء ، فلا بأس بذلك وليس بمراء

Link Diskusi:

Komentari

Lebih baru Lebih lama