Sumber gambar: bimbingan Islam
Pertanyaan:
Assalamualaikum ijin brtanya...
Puasa tarwiyah dan arofah itu kira2 jatuh pd hari jumat dan kamis..
Setahu saya haram hukum nya orang berpuasa d hari jum'at tanpa ia berpuasa d hari sblm atau sesudah nya.
Nah bagaimana dg puasa sunah ini..jika kita hanya puasa d hari jumat( puasa sunah arofah saja )apa kah ini juga berlaku untuk puasa sunah ini..
Matur suwon sblme.
Misal dia gk puasa full dr awal bln sampai hari jumat..
Hanya puasa pas terakhirnya saja.
[QONIK]
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Kalau yang dimaksud penanya adalah puasa arofah bertepatan dengan hari Jum'at yang mana pada dasarnya puasa di hari Jum'at sama disambung dengan hari sebelumnya atau sesudahnya makruh.
Pandangan makruh puasa sunah hanya di hari Jum'at saja (sendirian) itu kalau puasa sunah mutlak dan puasa yang tidak ada sebab; lain halnya bila puasa itu ada sebab atau pas hari Jum'at bertepatan hari yang biasanya ia puasa seperti sehari puasa sehari berbuka, puasa Asyura, Arofah dan sebagainya yang mana puasa itu bertepatan dengan hari Jum'at maka tidak lagi dihukumi makruh, namun, tidak menjalani puasa pada hari Jum'at adalah lebih baik karena hari Jum'at adalah hari raya orang Islam.
قَوْلُهُ: أَمَّا إذَا صَامَهُ بِسَبَبٍ. . . إلَخْ) عِبَارَةُ شَرْحِ م ر وَمَحَلُّ مَا تَقَرَّرَ إذَا لَمْ يُوَافِقْ إفْرَادَ كُلِّ يَوْمٍ مِنْ الثَّلَاثَةِ عَادَةً لَهُ وَإِلَّا بِأَنْ كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا أَوْ يَصُومُ عَرَفَةَ أَوْ عَاشُورَاءَ فَوَافَقَ يَوْمَ صَوْمِهِ فَلَا كَرَاهَةَ كَمَا فِي صَوْمِ يَوْمِ الشَّكِّ ذَكَرَهُ فِي الْمَجْمُوعِ وَهُوَ ظَاهِرٌ ...
(Pernyataan "Adapun bila puasanya ada sebab") Redaksi Syarh Muhammad Romli: "Letak ketetapan (kemakruhannya) selagi tidak bertepatan menyendirikan hari yang tiga (Jum'at, Sabtu dan Minggu) yang menjadi kebiasaannya, bila tidak, seperti ia (biasa) puasa sehari dan berbuka sehari, atau puasa arofah, Asyura maka bertepatan hari yang ia menjalani puasanya maka tidak makruh sebagaimana terungkap dalam kitab Al Majmuu' dan itulah yang dzohir "...
[Hasyiyah Al Jamal Ala Syarh al Manhaj II/352]
ويكره إفراد الجمعة) بالصوم؛ لصحة النهي عن صومه، إلا أن يصوم يوماً قبله أو يوماً بعده، وليتقوّى بفطره على الوظائف الدينية.
قال في "الشرح"، و"الإمداد": (ومن ثمَّ لو لم يضعف عنها بالصوم .. لم يكره إفراده) اهـ
ورده في "التحفة" كـ"النهاية" بندب فطر عرفة وإن لم يضعف به؛ لأن من شأنه الضعف.
[Busyrol Kariim Halaman 586]
Wallahu A'lamu Bis Showaab
(Dijawab oleh: Ismidar Abdurrahman As-Sanusi)
Link Diskusi: